Hujan dan mata pelangi - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 "Hujan dan mata pelangi


Mata pelangi itu tidak lagi tersenyum,tatapannya menusuk ke ulu hatiku.bahkan kali ini, menohok sampai ke jantungku.aku menunduk.padahal ,aku sempat rembulan hadir menghiasi kerinduannya kepadaku.hangat, ketika ia mencium tanganku.

""Kak apa aku harus selalu mengalah?"" ucapnya pelan namun jelas kurasakan gejolak dasyat  menyusup ke telingaku.

""Kenapa kau bilang begitu? Suaraku hampir tak terdengar.khawatir,emosinya meledak dan menjadi tontonan banyak orang.

""Dulu, aku dikorbankan agar sekolahmu tetap lanjut.masih tak cukup?""nada bicaranya melemah namun tatapannya masih tajam.

pandanganku melompat. Berlarian diwajahnya mencari cahaya makna  setiap kata-katanya. Akhirnya tertunduk lagi setelah terbentur pada tembok kesesalan itu.

Hatiku basah

""Maafkan kakak..aku bergegas kemudian meletakkan uang 10 ribu dimeja itu, meninggalkan semangkok bakso yang belum selesai aku santap.

Tiba tiba tetesan air berjatuhan.aku berlari menembus hujan.tepat ketika aku sampai di Halle,bus pun tiba.aku mendengar adikku berlarian dan memanggilku ketika bus telah melaju. Di dalam bus, air mataku tumpah.kusembunyikan di antara basahan hujan yang masih menghiasi wajahku.



Aku sesak.teringat kata kata Yusuf pagi tadi.benarkah adikku menjadi korban agar sekolahku tetap lanjut? Kesedihan yang berlumut menyerangku.aku tak pernah menilik kebun rahasia keluargaku kini,lumut itu telah menjadi kerak.yusuf putus sekolah ketika masih duduk dibangku SMA. Saat itu,dia marah dibangku sekolah dasar.aku sendiri sekolah diibu kota kabupaten.kampung dimana orang tua dan adikku tinggal cukup jauh dari ibukota.sehingga aku jarang pulang.setiap libur semester saja aku punya waktu untuk berkumpul bersama mereka. Kala itu aku terkejut ketika tahu,adikku Yusuf sudah tak bersekolah lagi.padahal,dia sudah duduk dikelas lima

""Mau jadi apa kalau tak nak sekolah Nang? Kulantun kan suara penyesaalanku sekaligus ungkapan kesesalan Yusuf tidak menjawab kala itu.tapi ada binar penyesalan Dimata pelanginya.pundakku pun kurasakan basah ketika aku memeluknya.""kenapa ayah biarkan Yusuf tak sekolah lagi yah?"" Aku teriak ""dia kan belum mengerti seharusnya kita yang membimbing nya dia anak laki laki"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.