Ada Impian di Balik Cobaan - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


Ada Impian di Balik Cobaan

Penulis: Nurullia Amanda


""Sungguh indah ciptaan Mu ya Allah"", kata seorang gadis remaja yang duduk termenung di jendela kamarnya, menatap dan menikmati betapa indahnya malam yang di penuhi dengan bintang yang bersinar terang menghiasi langit malam itu.""Andai saja aku bisa menjadi bintang, aku ingin selalu bersinar memberi ketenangan dan kebahagiaan untuk orang-orang di sekitar ku, aku ingin menjadi orang sukses dan mengangkat derajat kedua orangtuaku nanti"".  Begitulah hal yang terbersit dalam pikiran seorang gadis remaja cantik dan pintar itu.

Namanya adalah Lia. Lia merupakan seorang anak perempuan terakhir yang duduk di bangku SMA kelas 12. Lia  berusia 17 tahun. Lia berasal dari keluarga yang terbilang tidak mampu. Ayahnya hanyalah seorang nelayan. Setiap hari ayahnya pergi ke sungai untuk menangkap ikan demi sesuap nasi untuk keluarga dan anak-anaknya. Sudah hampir 30 tahun ayahnya bekerja sebagai nelayan. Kini, beliau sudah berusia lanjut sehingga tak kuat lagi untuk pergi setiap harinya mencari ikan. Lia merupakan anak yang tangguh dan hebat, sejak kecil ia bercita-cita ingin menjadi dosen ataupun seorang guru karena ia senang dengan belajar dan ingin membagikan ilmunya kepada orang lain. Lia termasuk anak yang mandiri dan tak mau membebani keluarganya, seperti teman-teman nya yang selalu di manja dan apa keinginannya harus dipenuhi. Namun tidak bagi Lia, untuk membeli sesuatu yang di inginkannya, Lia harus menabung terlebih dahulu karena ia sadar bahwa kedua orangtuanya bukan lah orang yang berpunya, untuk makan sehari-hari saja susah. 

Lia selalu menjadi juara kelas semenjak SD hingga sekarang ia duduk di bangku SMA kelas 12. Ia tak terlalu aktif mengikuti organisasi seperti teman-teman lainnya, bukan karena ia tidak mau berorganisasi. Tetapi ia berpikir bahwa ikut organisasi tentunya akan mengeluarkan uang. Sementara itu, ia tak mau membebani keluarganya. Ia juga jarang mengambil uang jajan yang di berikan ibunya, ia hanya membawa bekal dari rumah. Dulu, Lia pernah mewakili sekolah mengikuti olimpiade matematika, berkat usaha nya yang giat belajar akhirnya ia berhasil memenangkan perlombaan dan mengharumkan nama sekolah. Tak hentinya ia mengucapkan syukur dan semua itu tak terlepas dari doa dan dukungan keluargnya.

"" Allahuakbar... Allahuakbar"" begitulah seruan azan berkumandang. Suara burung-burung yang berkicau perlahan mulai sayup meninggalkan langit senja yang merah merona kala itu. Terlihat Pak Budi, tetangga Lia yang bergegas mengayuh sepeda tua nya untuk pergi ke masjid menunaikan ibadah shalat Maghrib. Begitu juga ayah Lia yang baru saja pulang menangkap ikan, segera langsung  ke kamar mandi dan bersiap menancapkan motor tuanya ke masjid 

Setelah azan selesai berkumandang, Lia dan ibunya pun langsung berwudhu  untuk menunaikan shalat. 

Tak lama kemudian, terdengar suara motor tua ayah Lia yang baru saja pulang dari masjid. Terlihat ayah dan ibunya sedang duduk di meja makan. Terdengarlah suara ribut dari luar. Lia yang saat itu sedang berdoa, tiba-tiba kaget mendengar suara ribut itu.

"" Ada apa itu suara ribut-ribut, sepertinya ibu dan ayah sedang bertengkar""(sambil membuka mukenah)

Lia langsung keluar dari kamar dan bergegas melihat ke ruang makan apa yang sedang terjadi.

Terlihat ibunya sudah menangis meraung dan berteriak dengan keras sehingga terdengar suaranya oleh para tetangga.

"" Aku sudah cukup banyak bersabar selama ini dengan sikapmu, sekarang aku mau pisah!!!""

"" Astaghfirullahal'azim. Ada apa ini ayah ibu"" (teriak Lia sambil menangis dan ketakutan). 

Lia tak tahu apa penyebabnya hingga ibu seperti itu.

"" Kamu minta pisah? Oke baiklah ""

"" Cukup ayah, ibu cukup!!!"" Sahut ayah

Lia terdiam menyaksikan apa yang terjadi di depannya. Gadis kecil itu tak bisa berkutik lagi, air mata tak lagi tertahan seketika jatuh membasahi pipinya. Ia tak pernah terbayangkan akan hal buruk yang terjadi saat itu 

Terdengar suara motor di depan pintu yang ternyata itu adalah kakak nya Lia yang baru saja pulang menghadiri acara ulangtahun teman alumninya selama di SMA.

"" Ya Allah, kenapa ini apa yang terjadi""

Kakak Lia seolah-olah tak percaya apa yang terjadi di depan matanya.

"" Ayah dan ibu bertengkar kak"" jawabku sambil menangis

"" Kenapa bisa terjadi, apa penyebabnya""

Kakak Lia langsung menarik tangan ayah keluar dari rumah untuk menenangkannya. Dan Lia langsung membawa ibu nya ke kamar 

"" Ibu, kenapa ini bisa terjadi? Kenapa ibu sampai minta pisah dari ayah""

"" Ibu sudah tak tahan lagi dengan sikap ayahmu Lia. Sudah cukup ibu bersabar selama ini. Ibu tahu ayahmu sudah tua dan tak selalu dapat ikan di sungai, Namun ibu kesal dengan sikap ayahmu, setidaknya ia bertanya apa ada uang belanja atau tidak? Tidak pernah ia bertanya keadaan ibu seperti apa"".

"" Sabar Bu, semuanya pasti ada hikmah dan rezeki itu udah di atur sama Allah. Yang terpenting kita berusaha dan berdoa. Sekarang ibu tenangkan diri ibu dulu ya"".

Lia langsung bergegas keluar kamar dan melihat luar rumah, ia mendengar percakapan kakak dengan ayahnya.

"" Ayah, kenapa semua ini bisa terjadi. Tolong yah jangan buat lagi keributan seperti ini, malu nanti jika tetangga dengar""

"" Maafkan Ayah ya nak, ayah belum bisa jadi ayah dan suami yang baik. Ayah sadar, sudah beberapa hari ini ayah tak ada memberi uang belanja pada ibumu, makanya ibumu marah pada ayah"".

"" Iya ayah, aku mengerti semuanya. Sekarang ayah dan ibu baikan lagi kita mulai semuanya dari awal. Kita sama-sama berjuang dan berusaha karena setiap kesulitan pasti ada kemudahan""

"" Insyaallah nak, ayah akan berusaha untuk membahagiakan keluarga kita"".

Mendengar percakapan itu, Lia tak tahan menahan air matanya.

Sungguh, itu merupakan kejadian yang tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh lia. Gadis malang itu tak bisa menahan diri nya, pikirannya berkecamuk mendengar perkataan orangtuanya, ia tak pernah membayangkan akan terjadinya broken home. Sungguh, malam itu terasa seperti badai ombak yang besar telah melanda keluarganya. Air mata masih saja membasahi pelupuk matanya yang indah itu. Terlihat kakaknya juga menangis sambil beristighfar meminta petunjuk kepada Allah. Lia mencoba memejamkan matanya dan akhirnya ia tertidur pulas. Ia terbangun dan melihat jam ternyata pukul 03.00, ia bangun menuju kamar mandi dan berwudhu melaksanakan shalat tahajjud. Ia bermunajat dan mencurahkan semua isi hatinya kepada Allah. Air matanya tumpah saat bersujud hingga membasahi sajadah. Ia meminta agar masalah kedua orangtuanya selesai dan memohon agar di mudahkan rezekinya.

Setelah beberapa hari tak bertegur, ayah dan ibu Lia akhirnya saling minta maaf dan berjanji akan berusaha dan berjuang bersama-sama.

"" Alhamdulillah ya Allah"", tak hentinya Lia berterima kasih kepada Allah karena doa-doa nya selama ini terkabulkan. 

Namun ada satu masalah lagi yang ia pendam dan tak berani mengatakan kepada orang tua nya yaitu kuliah, karena keinginan terbesarnya setelah lulus SMA adalah melanjutkan pendidikan  ke perguruan tinggi dan mengejar cita-cita nya untuk menjadi orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan kepada orang-orang yang membutuhkan.

Tibalah pada suatu hari Lia memberanikan diri untuk mengatakan keinginannya pada orangtuanya.

"" Bu, sekarang Lia udah kelas 3 tinggal menghitung bulan lagi Lia akan lulus SMA. Lia ingin kuliah Bu"" 

"" Kamu serius mau kuliah? Terus terang, ibu dan ayah memang sudah tak sanggup untuk membiayai kuliah nak. Ibu takut nanti nasibmu seperti kakakmu yang pernah tidak makan seharian. Ibu  tak sanggup melihat anak perempuan ibu kelaparan setiap hari apalagi di kampung orang"".

Mendengar perkataan ibunya, Lia langsung terdiam, dan memikirkan bahwa yang di katakan ibunya benar. Melihat kondisi keluarga nya saat ini, ia khawatir hal yang sama akan terulang kembali hanya karena membiayainya kuliah. Ia belum bisa hidup mandiri. Namun ia yakin suatu saat nanti ia bisa menjalani semuanya jika dengan niat sungguh-sungguh.

"" Kalau kamu ingin kuliah, kamu harus cari tahu informasi mengenai beasiswa. Kamu kan berprestasi dan juara kelas pula"" kata kakak Lia.

"" Aku pernah baca di internet katanya juara kelas tak menjamin semuanya kak"" 

"" Ah! itu hanya persepsi orang-orang saja, semua orang mempunyai cara pikir dan pandangan beda-beda. Yakinlah pada dirimu sendiri Lia, kakak juga pernah berada di posisimu sekarang ini. Tapi kakak yakin bahwa kakak bisa menjalankan semuanya. Intinya kamu harus yakin dan punya tekad yang kuat. Hadapi semua permasalahan dengan tenang, tak ada masalah yang tak ada jalan keluarnya, yakinlah badai pasti akan segera berlalu, selalu ada jalan bagi orang yang punya impian dan tekad yang kuat. Buktinya saja kakak bisa mendapatkan beasiswa setidaknya bisa meringankan beban ibu dan ayah""

"" Iya nak, apa yang di katakan kakak mu itu benar. Walaupun kita berasal dari keluarga tidak mampu, setidaknya kita punya keinginan  dan tekad yang kuat. Yakin lah kepada Allah SWT. Bahwa siapa yang bersungguh-sungguh ia akan berhasil. Dan usaha tak akan mengkhianati hasil"" 

"" Mulai sekarang kamu cari informasi mengenai beasiswa siapa tahu kamu lolos dan bisa kuliah. Buktikan pada orang-orang bahwa kamu bisa Lia"". ujar kakaknya.

Lia menyimak dengan baik nasehat dan semangat dari ibu dan kakaknya. Ia yakin bahwa semua akan terwujud jika ia punya keinginan yang kuat. Apalagi ia mempunyai cita-cita yang mulia, selain kebahagiaan dunia, ia juga mendapat kebahagiaan akhirat dan menjadi amal jariyah baginya berkat ilmu yang ia pelajari dan mengajarkannya nanti kepada orang-orang yang belum tahu.

"" Baiklah, mulai sekarang Lia akan berusaha dan mencari tahu info beasiswa""

"" Doa ibu selalu menyertai mu nak, ibu selalu berdoa di setiap sujud agar anak-anak ibu nantinya menjadi orang sukses dan berguna bagi semua orang. Dan ingat lah jika nanti kalian sukses jangan menjadi orang yang sombong dan melupakan keluarga kalian, tetap menjadi orang yang rendah hati"".

"" Iya ibu, bagaimana bisa kami melupakan orangtua yang sudah membesarkan dan mendidik kami sejak kecil""

Tak terasa perbincangan mereka sudah menunjukkan pukul 21.30 WIB

"" Udah sekarang ayo kita tidur, kembali lah kekamar kalian""

"" Baik Bu, selamat malam"" ucap Lia dan kakaknya

Sebelum memejamkan mata, Lia berpikir bahwa apa yang di katakan ibu dan kakaknya itu benar, selalu ada jalan bagi orang yang punya impian dan tekad yang kuat. Mulai dari itulah Lia langsung termotivasi dan berusaha untuk mencapai impiannya.

Memang benar kata orang-orang ""Hidup bukan tentang menunggu badai berlalu, namun bagaimana untuk belajar menari di tengah hujan badai menerpa"". 




"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.