https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
"Hidup Yang Fana
Ada beberapa hal yang tak bisa dicerna,
apalagi diterka.
Layaknya sebaikbaik engkau mencinta,
namun berakhir terluka.
Beberapa hal mungkin sudah digariskan,
Bagaimana kisah indah berujung pada perpisahan, kehilangan ataupun kesedihan.
Begitulah hidup,
terkadang terangmu menjadi redup,
tenangmu menjadi gugup.
Aku tau, tak ada yang mudah.
Berjuang pun bisa berujung lelah,
sepenuh hatimu bisa berakhir patah.
Lantas engkau berharap apa?
Sementara dunia ini begitu fana,
harapmu hanyalah asa.
Maka bisakah biarkan berjalan apa adanya, secukupnya saja,
agar engkau lebih bahagia.
Tujumu Bukan Aku
Aku pernah, menumpahkan segala rasa untuk seseorang.
Bersedia menunggunya yang berjanji pulang.
Banyak detik waktu habis ku jelang,
sayangnya ia bahkan tak kunjung datang.
Aku ingin mengeluh,
namun perasaan ini bahkan tak juga luruh.
Aku masih saja bertaruh,
pada sikapmu yang jelas tak acuh.
Beraninya aku biarkan diri ini jatuh,
padamu yang tak mungkin ku rengkuh.
Aku begitu sungguh menjadi labuhmu,
menyakitkan saat ternyata tujumu bukan aku.
Lihatlah sebentar, aku yang amat rapuh
Namun cintaku yang keras bergemuruh.
Sayangnya, tak jua mendapat sambutmu
Yang ku harap mampu balas cintaku
Aku Pernah
Katamu aku satu,
Nyatanya kau ganti aku dengan cinta baru.
Katamu aku ratu,
Ternyata singgasana disisimu bukan untuk aku.
Aku nyaris tertipu,
saat rayumu membungkamku bisu.
Aku bahkan hanya bisa diam membatu,
karna segalamu menjadi candu kala itu.
Sungguh, ingin rasanya berhenti
Saat tau juangku menghantarkan pada patah hati.
Ingin rasanya menyudahi,
namun sikapmu seolah menahan untuk tidak pergi.
Aku pernah begitu bodoh membuang harga diri,
menyerahkan hatiku tanpa tapi padahal tak dihargai.
Tenanglah, kali ini tidak akan lagi.
Aku layak menjemput cinta yang tau cara mensyukuri."
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.