Dunia yang Gelap - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


Dunia yang Gelap

Cipt: Siergeo Thory Orlando


Pada suatu hari, lahirlah seorang tikus yang diberi nama Dasi. Dasi tinggal dipinggiran kota Tikus yaitu permukiman kumuh yang ditempati oleh penduduk-penduduk tikus yang miskin.

Orang tua Dasi berkerja sebagai pemulung di kota Tikus untuk menghidupi Dasi. Orang tua Dasi mengajarkan Dasi saat masih kecil untuk  menjadi tikus yang lebih baik supaya mempunyai kehidupan yang lebih baik dari Orang tuanya. Setelah Dasi menginjak masa remaja, Dasi mulai memasuki dunia persekolahan di kota tikus.

Di masa sekolah, Dasi banyak sekali mendapat perlakuan yang tidak pantas, seperti pembulian karena Dasi merupakan tikus dengan ekonomi rendah. Sehingga membuat tikus-tikus lainnya memandang Dasi sebelah mata.


Dasi menaruh dendam kepada para tikus yang menghina dan membulinya, dia bersumpah untuk menjatuhkan seluruh orang yang menentangnya. Lalu Dasi berpikir untuk bercita-cita untuk menjadi seorang gubernur di kota Tikus supaya kelak saat menjabat dia bisa menggunakan kekuasaannya untuk melakukan segala keinginannya.


2 tahun kemudian setelah lulus dari masa sekolah di kota Tikus, Dasi memutuskan untuk memasuki masa perkuliahan di universitas Tikus yang terletak di tengah kota. Dasi memilih 2 jurusan di universitas Tikus yaitu psikologi dan hukum. Dasi memilih jurusan tersebut bukan tanpa alasan, alasan Dasi memilih jurusan psikologi yaitu untuk memperkuat janji manisnya kepada masyarakat tikus untuk memilihnya kelak dan memanipulasi tikus-tikus yang dianggapnya akan berguna untuk meraih ambisinya.


Setelah  3 tahun, Dasipun lulus dari Universitasnya dengan nilai tertinggi, dan hal tersebut membuat Dasi sombong serta arogan terhadap tikus-tikus yang lain, dan Dasi mulai menganggap tikus-tikus yang lain tidak lebih darinya. Setelah itu Dasi mulai menjadi politisi, Dari politisi menjadi pejabat, Dari penjabat mejadi wali kota. Dasi bisa melakukan hal tersebut karena kemampuan manipulasi dan kata kata manis yang selalu ia lontarkan.

Lalu, sampailah Dasi di titik dimana ia mau mencalonkan diri sebagai gubernur. Jadi Dasi mulai gencar dengan melakukan kampanye dan mulai menyogok tikus-tikus lain untuk memilihnya. Saat masa pemilihan Dasi memilih partai burung hantu sebagai koalisinya dengan imbalan nanti bila terpilih kursi pemerintahan dapat turun ke partai burung hantu. Tak hanya itu aksi yang dilakukan oleh Dasi, Dasi menyogok panitia dan pengawas pemilu untuk menambah kertas pemilihan yang telah mencoblos dirinya, tetapi kertas yang disiapkan hanya 5 persen, ini dilakukan supaya bila 5 persen peduduk kota tikus tidak hadir saat pemilihan atau lebih memilih netral akan terdaftar sebagai pemilih Dasi.


Masa pemilihan pun dimulai awalnya lawan Dasi terlihat unggul dan hampir mengungguli. Tetapi saat detik-detik terahir penghitungan suara, Dasi mengungguli suara terbanyak dari pada lawannya dengan suara 2021 peduduk kota tikus. Dasi merasa lega karena rencananya berhasil dan pada akhirnya ambisinya sebagai guburnur kota Tikus pun tercapai.


Di masa pemerintahannya, Dasi menggunakan kekuasaannya dengan semena-mena mulai dari menyingkirkan lawan politiknya dan menggunakan uang rakyat untuk kepentingan pribadi serta menyewa tikus bayaran untuk menangkap dan menghabisi tikus-tikus yang pernah membulinya saat masa sekolah. Dasi mulai berubah menjadi seseorang yang tamak akan kekuasaan dan harta duniawi. 1 tahun saat masa jabatan Dasi sebagai gubernur di kota tikus, banyak sekali terjadi kerusuhan dan kekacauan serta tuntutan dari rakyat tikus karena kinerja Dasi yang dianggap masyarakat kota Tikus tidak pantas.


Mulai dari situ mulailah tindak-tindak pemberotakan oleh rakyat tikus untuk menglengserkan kekuasaan Dasi dari kursi yang sekarang ia duduki. Malam harinya saat Dasi berada di kantor pemerintahannya, para masyarakat dan instansi pemerintahan kota tikus mulai melakukan kudeta dengan menangkap Dasi dan menyerahkannya ke pihak mahkamah pengadilan untuk diadili dengan bukti yang ada.



Dasi pun tertangkap oleh rakyat dan mulai digiring ke pengadilan untuk diadili. Setelah melakukan persidangan, Dasi dijatuhi hukuman mati. Sontak Dasi kaget dan berniat melarikan diri, tetapi usaha pelariannya sia-sia karena Dasi langsung ditembak dengan tembakan bius sehingga membuat Dasi pingsan tak sadarkan diri. Saat Dasi terbangun dari tidurnya Dasi merasa bingung kenapa dia sekarang berada di dalam sel penjara. Dasi pun memanggil sipir penjaga untuk melepaskannya karena menganggap dirinya tak melakukan kesalahan. Saat sipir berada di depan ruangan sel Dasi, sipir tersebut malah tertawa dan malah memberikan dokumen serta kalender yang mempunya bulatan hari di dalamnya.


Saat Dasi membuka membuka dokumen tersebut, Dasi mulai sadar akan apa yang ia perbuat karena dokumen tersebut berisi hal-hal yang selama ini Dasi lakukan dan kejadian apa yang terjadi selama ini. Dasipun melihat kalender yang diberikan sipir tadi dan melihat bahwa ternyata terdapat tulisan eksekusi mati  yang terdapat nama Dasi didalamnya. Ternyata masa eksekusi Dasi tak lama lagi, yaitu 1 minggu. Dasi hanya bisa menyesal dan menangis sekencang-kencangnya karena menyadari perbuatan yang ia perbuat. Dasi mulai mengenang masa lalu saat masih masih diasuh oleh orang tuanya. Dasi menyesal tak mengikuti pelajaran baik yang diajarkan orang tuanya, tetapi sekarang semua telah terlambat, tak ada jalan untuk kembali, pikir Dasi.


Setelah 1 minggu, Dasi pun mulai digiring oleh penjaga tahanan untuk dieksekusi di pusat kota untuk dipertontonkan kepada masyarakat tikus. Para masyarakat tikus mulai mengolok dan mencaci maki Dasi karena perbuatannya selama ini. Regu tembakpun telah disiapkan untuk mengeksekusi Dasi. Dasi hanya bisa tertunduk dengan perasaan yang campur aduk antara malu,sedih,menyesal, dan takut. Saat berada di tempat yang sudah ditentukan oleh regu penembak Dasi pun dihampiri oleh keluarganya untuk terakhir kalinya, moment haru dan tangis tak bisa terbendung lagi. Lalu Dasi pun diminta untuk mengucapkan kata terakhir dan kata terakhir yang Dasi katakan adalah, “tiada kegelapan didalam cahaya dan tidak cahaya dalam kegelapan”. Setelah Dasi mengucapkan kata terakhirnya, Dasi pun ditembak oleh regu penembak di daerah jantung dan alat vitalnya. Setelah dinyatakan tewas, mayat Dasi diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. 


Dasi pun dimakamkan oleh pihak keluarganya di pemakaman tikus, lalu pihak keluarga pun mengukir nama tikus berdasi di batu nisan Dasi untuk mengenangnya. Setelah Dasi dimakamkan para perziarah dan rakyat tikus bersorak ria dan langit yang sedari tadi menghitam berubah menjadi terang. Para masyarakat tikus lalu menganggap permasalah telah selesai, tanpa menyadari masalah lain yang akan muncul nantinya, yaitu invasi ras bangsa kucing di kota tikus untuk mengambil sumber daya kota tikus. 


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.