https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
Datang, Lalu Pergi
Oleh: Diana Islamiyati
Dunia berputar
Kita diharuskan mengikuti alur Nya
Tak banyak pilihan
Selain terus berjalan dan bertahan
Di perjalanan,
Banyak diberi kejutan
Hal yang tak pernah terpikir
Menjadi sesuatu yang paling terukir
Lalu saat sedang menikmati tabir
Semesta mengambil
Memaksa kita untuk menerima takdir
Yang rasanya sungguh tak adil
Kenapa harus kau datang
Dan kenapa harus kau juga yang diambil?
Aku sempat bertanya pada semesta
Apakah kebingunganku adalah sesuatu yang indah?
Apakah menempatkan seseorang dalam hidupku
Membuatnya berarti
Lalu pergi
Adalah kegemaran baru yang dia sukai belakangan ini?
Apakah air mataku
Bersama keikhlasan didalamnya
Begitu indah
Hingga rasanya
Aku mengalami lebih banyak kehilangan dari pada yang lainnya?
Aku sudah ditahap merelakan semua
Semua
Bahkan apapun yang belum jadi miliku
Jadi, jangan ajarkan arti kepergian
Karena aku sudah berteman dengan kehilangan
Lebih dari yang di bayangkan.
Mereka bilang,
Datang dan pergi adalah fase kehidupan
Ya, aku setuju.
Mungkin yang harus dilakukan
Hanyalah kuatkan hatimu
Sekuatnya
Sehingga saat semesta mengambil sesuatu yang datang, untuk pergi
Kau sudah berteman dengan kerapuhanmu
Kau sudah belajar untuk menjahit lukamu sendiri
Walau tak mungkin tak merasa luka sama sekali
Setidaknya kau tidak sejatuh itu
Sekali lagi
Kuatkan hatimu.
Hanya itu.
_________________________________________________________________________
Munajat Tentang Kita
Oleh: Diana Islamiyati
Kita pernah memiliki seseorang dalam hidup
Begitu mendengar namanya disebut
Dinding hati bergetar sesak
Saraf otak dengan lancarnya memutar kenangan
Yang rasanya selalu terukir
Meski usaha menafikan begitu ketir
Kita pernah memiliki seseorang dalam hidup
Yang sangka kita adalah takdir
Namun nyatanya, dia hanya pelipir
Yang sekedar mampir
Terbatasi oleh waktu yang terus bergulir
Kita pernah memiliki seseorang dalam hidup
Yang membuat kita percaya
Bahwa bahagia mungkin selamanya
Bahwa tak ada sedih yang terukir
Begitu dia disini berakhir
Tapi kini, masa nya telah habis
Sosok baru tersenyum bahagia di sampingnya
Dan kamu bertanya tanya
Apakah ada kamu sedetik di hatinya?
Seperti saat berada di penjuru kota
Dan kenangan terputar disetiap sudutnya
Dan dia muncul abadi disana
Tanpa sosok, hanya kenangan yang begitu tersimpan rapi
Dan entah mengapa tidak pernah pergi
Kita pernah memiliki seseorang dalam hidup
Yang dulu berjanji tidak akan pergi
Namun kini kabarnya tidak pernah terdengar lagi
Kita pernah memiliki seseorang dalam hidup
Yang ketika mendengar namanya disebut
Hati bermunajat,
Setidaknya jaga dia Tuhan
Semoga dia baik baik saja
Meski tak lagi denganku
Dan tak mungkin denganku
Semoga dia tidak sehancur aku
Pada awalnya
Semoga dia terus bertahan
Pada akhirnya
Ku tutup munajatku.
______________________________________________________________
PENOPANG
Oleh: Diana Islamiyati
Aku ingin mengukir senyum di bibirmu
Setelah hari berat yang kau lalui
Menikmati secangkir kopi
Dengan tangan saling menggengam
Seakan menjadi tanda
Bahwa apapun yang sedang terlalui
Aku disini dan tak akan pergi
Aku ingin berkeliling kota
Melingkarkan tanganku di punggungmu
Mengambil gambar kita disetiap penjuru
Hingga lelah
Menikmati masa muda
Dan mengenangnya saat kita tua
Aku ingin melihatmu menikmati kopi pagi
Dan sarapan yang telah ku buat
Akan ku berikan pelukan selamat pagi
Yang kau sambut dengan kecupan di dahi
Aku ingin membawa payung untukmu
Saat tubuhmu basah kuyup karena hujan
Lalu kita berteduh sebentar
bertukar cerita
Sesekali ku usap rambutmu yang basah
Aku ingin menikmati bintang di atas bukit
Mengigil, namun hangat karena kamu di sampingku
Menyalakah api unggun
Bernyanyi
Sambil menikmati indah matamu
Aku ingin menjadi rumah
Yang kemanapun kamu pergi
Aku tujuan yang paling kau rindu
Akan aku pastikan rumahku hangat di hari terdinginmu
Dan sejuk di hari terterikmu
Aku ingin menari denganmu
Di dapur jam 2 pagi
Saat kita sulit terlelap
Lalu mendengar kau mengucap janji
Bahwa kau tak akan pergi
Aku ingin kamu tahu
Walau nanti dunia berlaku kejam
Dan kamu datang dengan kekhawatiran terbesarmu
Walau kamu tak sehebat biasanya
Walau kamu kebingungan nantinya
Aku akan disana
Mendengarkanmu
Menguatkanmu
Menopangmu
Sederhananya,
Aku ingin bersamamu
Menua bersamamu
Hingga lupa waktu
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.