Aku ingin apa? - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 "Aku ingin apa?

Karya: Tri arti dabukke


Mentari pagi telah menyapa bahagianya tidurku, tak lupa juga sang mentaripun melempar senyum indah dipagiku, tak lama kemudian teriakan ibuku yang memanggil namaku terdengar begitu kencang. “ada apa “ pikirku, lalu kulangkahkan kakiku menuju suara ibu yang begitu nyaring, “  ada apa, bu ? “ kataku.” Lihat anak tetangga sudah pada bangun dan kamu selalu menunggu waktunya untuk ibu berteriak” kata ibuku. Aku hanya terdiam karena  begitulah ibuku, sudah menjadi kebiasaannya setiap pagi.


Rencana ibuku yang memaksa untuk tetap pindah ke pedasaan haruslah dipatuhi, hari ini kami akan mempersiapkan segala perlengkapan untuk dibawah pindah. Sebenarnya sangat berat hati meninggalkan kota kecil ini, yang menjadi tempat kelahiranku, tetapi karna ibu yang ingin pindah ke pedesaan untuk menikmati rasa nyaman, karna dulu ibu berasal dari desa hanya sajah ibu menikah dengan ayah dan tinggal dikota kecil ini. Setelah ayah pergi meninggal kami maka ibu pun memaksa untuk pindah ke Desa.


Pada akhirnya aku dan ibupun pergi meninggalkan kota kecil ini, selama diperjalanan aku hanya berfikir “ mau jadi apa aku sampai di desa, di desa tidak ada apa-apa, di desa tidak dapat memajukan pola pikir seseorang, di desa tidak menyenangkan, hanya sajah ibuku yang memaksakan kehendaknya untuk pindah ke desa” kataku dalam hati. Sesampainya disana suasana desa sangat mengejutkan ku, kesejukan yang ada, dan keindahan pegunungan yang menyambut kehadiran ku dan ibuku. Sambil tersenyum aku berkata dalam hati “ku nikmati sajah kehidupan baru ini, apa yang terjadi esok hari tidak ada yang tau”.


Aku pun berkeliling desa untuk melihat apa yang ada di desa, selama perjalananku untuk mengetahui tentang desa ibuku, aku bertemu sepasang suami istri yang sedang bekerja di sebuah sawah, mereka menyapaku terlebih dahulu “ hey nak “ kata pak tani suaminya ibu tani. “ia pak ? Tanyaku ketika pak tani menyapaku terlebih dahulu. “kamu bukan asli penduduk desa ini kah nak ?” tanya bu tani. “bukan bu, saya baru pindah ke desa ini bersama ibu saya”. “oh....begitu” kata pak tani dan bu tani . “ mari pak, bu “ kataku untuk melanjutkan perjalananku mengetahui desa ini.


Aku melihat ada bukit kecil, aku menaikinya sesampai di atas bukit tersebut, aku melihat pemandangan yang begitu indah, aku pun berfikir” kapan tibah saat ku untuk mencari jati diriku sendiri tanpa bergantung kepada ibuku, sifat ibuku yang selalu memaksakan kehendaknya kepadaku”. Lalu seorang kakek datang mendekat kepadaku,” apa yang sedang kamu lakukan nak?, sepertinya kamu memiliki beban pikiran, ada apa ? Tanyak si kakek kepadaku. “ aku hanya merenung kek, aku hanya berfikir kapan aku akan mencari jati diriku sendiri, kapan aku akan merasakan kebebasan dari ibu yang selalu memaksakan kehendaknya kepadaku” kata ku kepada si kakek, lalu si kakek pun bertanyak kembali “ apa yang dilakukan ibu mu kepadamu ?”. Lalu aku menjawab “ ibuku sangat takut jika aku salah bergaul dengan teman-temanku, semenjak ayahku meninggal ibuku berfikir kalau dia tidak akan sanggup untuk mendidikku, maka dari itu untuk menghindari akan hal itu, ibuku pun mengajakku untuk pindah ke desa ini, karena kata ibu di desa sangat aman untuk ku. Jauh dari pergaulan yang salah” kataku kepada si kakek. “ketahuilah nak, dimanapun kamu berada tidak selamanya tempat tinggal menjadi masalah penghambat untuk mu menemukan kebebasanmu, mungkin ibumu benar, banyak kejadian di kota sana seorang anak yang salah dalam pergaulan dan itu menyesatkan hidupnya, di desa ini pun banyak hal yang dapat menyenangkan dirimu, dapat menjadi tempatmu untuk mencari kebebasan berkarya untukmu, desa ini bisa kamu jadikan tempat ternyaman dalam hidupmu.” Nasehat si kakek kepadaku.


Panjang waktu kami berbincang aku pun kembali ke tempat tinggalku dan ibuku, sesampai disana aku melihat ibu ku sedang berbincang-bincang dengan 2 orang perempuan yaitu Bu Rina dan Bu Santi. Melihat mereka serius dengan pembicaraan mereka aku pun masuk ke dalam rumah, tiba-tiba Bu santi dan Bu rina menyapaku dan berkata “ hey nak....., di desa ini ada kegiatan anak muda untuk membatu pedesaan dalam hal penanganan kebersihan, kalau berminat kamu boleh gabung.” Kata  Bu Santi. “Kamu tak usah sungkan karna ibu di sini sebagai penanggung jawabnya” kata Bu Rina. Lalu dengan gembira aku ikut dengan tawaran bu santi dan bu rina.


Aku pun memasuki bilik kamarku, dan aku merenung dengan nasehat si kakek kepadaku, sejak itu aku berfikir aku akan menemukan kebebasanku berkarya di desa ini dan aku akan menemukan kenyamanan di desa ini selagi pun Bu Rina dan Bu Santi menawarkan kegiatan sosial padaku, jadi aku akan mencoba mulai berkarya di desa ini seperti kata si kakek padaku.







Selesai.....

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.