Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"""Untuk diri""
Terima kasih, sejauh ini telah kuat.
Sejauh ini, telah siap sedia mengalami perdebatan batin dan ilusi.
Sejauh ini telah sabar dan ikhlas. Sejauh ini telah hebat dalam menyembuhkan berbagai pilu membiru.
Pada nyatanya semua luka hanya bisa terasa sendiri.
Dengan ruang sendiri meski tanpa dimensi waktu berhenti, nyatanya mampu menyembuhkan luka sendiri.
Hidup tidak ada yang sesederhana itu.
Pun suatu hari akan merasa ada di titik malas.
Malas terus bersikap baik pada mereka yang tak tahu diri.
Malas saat harus tersenyum padahal amarah dan sendu sudah menggebu-gebu.
Malas saat bersikap baik-baik saja, padahal masalah sudah membuat ingin menyerah.
Bahkan malas saat ada yang bertanya “kamu baik-baik saja?”.
Hancur, namun tak bisa diungkapkan, harus ditutupi.
Namun, semesta kembali menyadarkan, tersenyum meski dunia terasa hancur.
Kamu sudah hebat berjuang untuk terus hidup dan semangat menapaki kehidupan.
Bahwasannya diri tahu, kamu mampu berjalan sendiri meski bersama badai atau derasnya hujan mengiringi.
Kamu mampu meski tangis sudah sangat histeris. Kamu bisa meski terkadang kamu ragu.
Atas segala hal yang akan kita alami nanti, mari berjuang bersama kembali. Tak apa, semesta terlalu sibuk untuk mengasihi. Berjuanglah lebih keras, tak apa lelah bisa istirahat.
Semoga semesta berbaik hati menghapus segala pedih nantinya.
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.