Cover buku |
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
Tombak Berlumuran Darah
Karya: Dea Vahira.W
Dedaunan gugur memenuhi jalan.
Sebagaimana gugurnya rasa takut.
Kini terganti ambisi.
Tidak peduli malam dan siang.
Tidak peduli panas atau dingin.
Rasa kemenangan masih amat jauh
Seperti tak tersentuh.
Tombak sudah berlumuran darah
tapi masih kalah.
Menggeret senjata kesana kemari.
tanpa mau menepi.
Berontak dengan lantang.
Marah dengan muka memerah.
Menolak menyerah
karena merah putih masih terinjak.
Nakal sekali orang asing itu
Menindas tuan rumah.
Sementara harga diri sudah terkubur bersama mayat yang gugur.
Terlelap tanpa misbah di alam kubur.
Lupakan sedih, sebab amarah masih bertahan di puncak.
Sementara kemelut belum berakhir.
Satu yang tersisa
Pertanyaan, “dimanakah kemerdekaan itu?”
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.