Selamat menikmati puisi di bawah ini:
Ruang Luka
Rintik hujan kembali menggelitik
Cahaya lampu yang terik terasa unik dalam derasan hujan,
Hati tak lagi berkutik soal rasa yang kian hari kian tak asik
Dersiran angin yang berisik membuat ku terjatuh hingga berbisik
Aku berdiam diri dalam satu titik?
Aku menjauhi tempat keramaian yang katanya menjanjikan Kebahagiaan, padahal itu adalah lelucon yang menyakitkan.
Meratapi Meratapi sepi dalam kesendirian, menahan perih dari raga Yang penuh penghianatan. kamu? bukan lagi orang membawa indahnya cinta melainkan membawa segenggam luka.
Tak usah kembali hanya untuk membawa suka,
Karna itu percuma bagiku tetap saja luka.
Andai pun kamu meminta aku untuk kekembali
Itu juga tidak akan terjadi, sampai kapan pun tak akan pernah
ku beri lagi.
Jangan heran alasannya apa, kepergianmu saja tanpa aba aba,
Apalagi kabar berita. bagiku kisah kita telah usang untuk di ulang,
Sudah sepantasnya terkubur waktu dan menghilang.
Abdya , 31 Agustus 2021
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.