Cover buku |
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
"Mereka
Rintihan, Suara kita
Bagaikan kegelisahabmn ditelinga mereka
Kita bagai jiwa tak bernyawa
Mereka menjadi gila atas kursi yang didudukinya.
Tertawa bahagia
Bahagia diatas keresahan kita
Begitu hebat berkoalisi untuk mencapai kursi tertinggi
Duduk santai dibutakan oleh ego sendiri
Kalau memang nurani itu hidup
Lantas mengapa hati semakin berkarat redup
Berlomba-lomba memakai topeng pencuri
Benih kepercayaan hangus terbakar mentari
Merampok disebut kejahatan
Lantas bagaimana dengan para perampok ditengah wabah yang sedang menari?
Ditengah situasi ekonomi yang begitu genting
Diantara melesatnya ribuan nyawa dialtar kematian
Jiwa tak henti memberontak
Mulut riuh berteriak
Sanubari melawan ingin menolak
Namun otoritas menyeru lantak
Mereka yang pandai berjanji
Terus berdusta tak ada bukti
Selalu saja bermain lidah dengan basa-basi
Demi tercapainya sebuah ambisi
Kita diujung kehancuran
Keadilan hangus dibawa bayangan
Para petinggi hanya kiasan
Rintihan dan jeritan selalu diabaikan
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.