Cover buku |
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
"LABIRIN
Langit menghitam disertai tangisan
Langkahnya tertatih meminta tuntunan
Punggung rapuh itu ia sandarkan
Matanya terpejam menyambut setiap cambukan
Lima dekade cekikan itu masih terasa
Menekannya untuk menjadi sosok yang sempurna
Dengan air mata sebagai teman berlayarnya
Sampai tak terasa bahwa itu hampir menenggelamkannya
Salahnya karena memilih labirin yang tak mudah?
Salahnya karena selalu kehilangan arah?
Apapun itu bukan alasannya untuk menyerah
Meskipun ia tidak tahu sudah sejauh mana ia melangkah
Surganya telah menunggu di ujung pintu
Tidak tega membuatnya menunggu
Tak ia pedulikan nafasnya yang memburu
Merangkak, mencari jalan yang tak buntu
Masih mencoba meyakinkan dirinya
Bahwa dunia berpihak padanya
Namun kenyataannya
Dunia menghancurkan dinding pelindungnya
Kerutan di beberapa kulit wajahnya
Dan helaian putih di surainya
Menandakan bahwa ia berjuang sangat lama
Bahkan kakinya sudah tak sanggup menahan deritanya
Meski begitu,
Ia harus bertemu surganya dulu
Surga yang membuatnya sangat rindu
Yang memanggilnya dengan sebutan ibu"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.