Selamat menikmati puisi di bawah ini:
"Koefisien Galau
Dibalik bias debu jendela tua
Jari-jari ini mulai menari , menceritakan perih
Sangat dalam dari celah jari yang merindukan genggaman
Teringat kata maaf yang kau gelorakan ketika engkau pergi
Kata- kata sederhana yang selalu jadi juara
Begitu mudah kau ucapkan, begitu mudah kau lupakan
Padahal dulu…
Sudah mulut cerewet ini memperinngatkan
Alangkah baiknya sebelum ada kenyamanan, coba pastikan
Ini CINTA atau PENASARAN ?
Kau dusta padaku akan cintaku yang kau jamu
Awal tegukan manis, tengah kenikmatan romantic
Hingga pahitnya ampas yang miris
Seperti segelas kopi memang
Sudahlah…! Terserah ….!
Padanya , Cintaku telah terlambat
Kau tak pernah memberikanku kesempatan
Menjadikanku tawanan galau sesaat
Sudah cukup membuatmu nyaman
Maaf , aku hanya mengingat
Sebab , luka mu cukup anggun
Aku tak sanggup membendung luapan magma ini
Telah terlanjur
Sekali lagi , mohon maaf…
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.