Selamat menikmati puisi di bawah ini:
Hujan Kerinduan
Entah di bilang mana
Rintik hujan menyatu dengan air mata
Isaknya pecah terbentur hati bersengketa
Sementara gerimis masih saja menarikan
tarian asa
Di antara genangan yang basah,
Lantunan ayat sang Surya memudar tanpa tercegah
Perihal angin yang mendengus dengan kesal
Mengumpat segenap pasal yang disuguhkan oleh muasal
Dedaunan resah, Bisakah angin menutup mata
Sesat pada dingin yang purba,
Menepis hujan di setiap patahan rasa
Langit menggelabu dengan cepat
Hitam me mekat bagai rayuan rindu paling laknat
Sementara kilat tak henti meneriaki bumi
Akankah badai me rupa diri?
Menghukum hari yang kini tak lebih dari kepingan tanpa arti
Aku hanya mampu berdiri
Menyaksikan hujan menggenapi elegi
Entahlah angin ataukah badai
Hujan ini terlalu pasai untuk usai"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.