REFORMASI


Selamat datang kembali di Lintang Indonesia, ini adalah puisi salah satu peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Lombaterbaru x infolombapuisi Deadline 1 Oktober. Puisi ini salah satu dari sekian banyak puisi yang dibukukan ke dalam buku yang berjudul, "Fantasy".

Untuk informasi lengkap lomba ini silakan klik di sini

Cover Buku Fantasy


Selamat menikmati puisi di bawah ini:



 REFORMASI


76 tahun telah berlalu

76 tahun kau terlelap dalam tidurmu yang panjang

Sejenak kau pernah terbangun

Bersama datang nya teriakan sang reformasi

12 mei 1998  bergejolak

Sehingga dapat menumbangkan rezim orde baru

Dengan harapan akan ada nya sebuah perubahan

Namun kekacauan semakin tumpang tindih silih berganti

Tragedi trisakti menjadi saksi bisu 

Dengan tertembak nya sejumlah aktivis mahasiswa

Yang mengundang berbagai tokoh masyarakat turun ke jalan

Mereka datang memberikan fatwa dan nasihat

Namun itupun tak kau hiraukan


Mungkin kah kita akan menunggu datang nya sang bencana

Atau peringatan dari sang ilahi


Walau masih terasa hangat dalam ingatanku

Tragedi bintaro yang telah menelan korban jiwa anak manusia

Dengan terjungkal nya kendaraan terpanjang di indonesia

Kebesaran ilahi semakin terlihat

Pada tahun 2010 yang lalu

Bagaimana lahar panas tumpah dari kawah gunung merapi

Mbah maridjan orang yang pertama menjadi korban

Tak sedikit warga terpaksa di ungsikan hingga di pesisir tanah jawa

Ketenangan pulau dewata pun terusik dengan aktif nya gunung agung

Kita kembali pada belasan tahun yang lalu

Dimana tarutung pernah di gulung ombak

Yang menyebabkan air laut jalan jalan ke pasar

NTB dan sumatera menjadi langganan gempa

Aceh pun pernah di guncang tsunami

Jutaan nyawa melayang laksana puing puing yang berserakan di jalan


Kejadian ini bukan lah karakter tanah nya yang labil hingga rawan bencana

Bukan pula bergeser nya lempengan perut bumi

Namun semua ini hanyalah kehendak sang ilahi


Mungkinkah kita yang sering lupa akan janji janji

Ataupun yang lalai akan kewajiban

Yang mengundang berbagai bencana

Sehingga jakarta pun di jadikan sungai sungai yang menjijik kan


Namun tak sedikit di antara mereka yang tak peduli

Karena harus sibuk berebut jabatan

Sehingga memaksa anak yatim dan fakir miskin menjadi penghuni kolong jembatan


Ya ilahi rabbi

Bumi pertiwi ku

Indonesia yang tercinta

Bukan lah warisan milik perorangan

Lalu kepada siapa kami akan meminta pertanggung jawaban

Mungkin kah kepada rumput yang bergoyang di sana?

Atau kah orang gila yang ada di jalanan?

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.