Ini adalah puisi salah satu peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini lolos kurasi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Kenangan
Menuju Putih
Oleh: Anggun suryaningsih
Tatkala sapaan semilir bara api datang,
Akupun tak buru-buru pergi
Namun, tatkala sapaan ranum kasturi datang,
Aku tak segera menyambutnya
Susah sekali, tak mengerti, serupa suram
Bagai menempa besi pakai rotan
Begitulah aku, dasar aku
Ribuan titik hitam telah ku torehkan
Bahkan terpancang kuat di urat nadiku
Sampai-sampai diri ini tak terarah tak menentu
Sampai ku tak tau untuk apa hidupku
Terbelunggu beku, tak menau
Kemana iman islam ku?
Kemana resah gundah takutku kepada-Mu?
Kemana langkah kaki yang dulu ku masjid?
Yang menapaki jalan langit, bukan malah jalan dunia?
Mengapa kau begitu diriku?
Tak sudah aku membuali diri, serupa tuli
Tanya hati dalam gumam sepi
Tatkala sapaan ranum kasturi datang kembali
Tatkala pula tak pantas menengadah cahya Illahi
Namun inilah pembuktian menakhlukkan birahi
Sungguh, ku terombang ambing memutih hati
Namun sebaik-baiknya pertolongan selalu meyertai
Sungguh, Allah-lah pemancang azzam diri
Amat pelik, serupa perang
Sembari detik menyapa detiknya
Aku disini bersemanyam sunyi sembari mengobati
mengukir kata memahat do’a
Sekaligus memupuk ampun pendosa ini
Sehingga hayat mantap menapaki,
Tali putih berkah Sang Illahi
Yang kuat melawan nafsu pikir badani,
Istiqomah rajut akhirat, bukan duniawi"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.