Secarik Anafora Perpisahan

 

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba cipta puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos kurasi dan akan diterbitkan dalam buku yang berjudul,"Find It" 



Secarik Anafora Perpisahan


Gubuk sempit tempat persinggahanku mengenal dunia

Sang Fajar mencoba mengusik gelapnya hidupku

Pandangan hampa berkabut penyesalan, Irama hembusan nafas yang tersenggal

Sepi mendekap jiwa yang rumpang, Bersandarkan sadrah akan alur kisah

Isi kepala yang bising sibuk mengutuki diri, dan rindu yang siap menanti


Kembali ku baca secarik kertas anafora selamat tinggal

Berharap takdir memberikan kesempatan untuk bercengkrama

Terlintas senyum manismu dan suara lembutmu

Sulit ditafsirkan entah itu ilusi atau kalbu yang terlarut sendu


Ternyata susah ya menjadi manusia..

Diharuskan untuk mengikhlaskan, bukan menyalahkan keadaan

Dipaksa menerima keadaan, tanpa dimintai persetujuan

Sebercanda itu kah permainan Sang Pencipta, apakah ini imbalan dari sujud baktiku?


Sedari ragamu kotor oleh gumpalan tanah, bendera kuning berkibar

Ku renungkan dan ku sampingkan ego yang merasuki sukma ini

Tuhan tahu bagaimana cara untuk melepaskan dari pedihnya semesta

Tetaplah bersinar di langitku dengan cinta yang mengilhamiku

Ku titipkan doa dan rinduku pada-Nya sambil merapihkan luka 

Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.