Terlalu Bimbang

 Terlalu Bimbang


Cakrawala nyaris tak memihak,

juga dengan bumi yang menolak keras keberadaan dua insan dipermukaan,


walau demikian,

nyaris untuk tidak mempercayai sejumput asa yang berlabuh,

adalah sebuah kemustahilan.


saat kupandang namun tak ku raih,

berniat kumelapangkan tangan,

ternyata harus melalui dialog antara hati dan otak terlebih dulu.

Hati yang bimbang berdialog dengan otak dan menghasilkan sebuah teka-teki, 

""Apakah akan sama dengan hari lalu, jika ku ulurkan tanganku?""


tak kusangkan, benar adanya yang terjadi hanyalah sebatas 

""Menetap namun sekejap"". 

betapa bodohnya aku memberi penat dibahuku dari kalimat ini,

""Genggamlah tanaganku di saat kamu membutuhkanku"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.