
Awal Sebuah Permainan
Rumahku di ujung lorong
Bangunan tua itu
Berjenjang tiga dan semu
Tangga-tangga terjal menjulang nyaring
Bersandarkan ayah bunda di tingkat kehidupan sembilu
Aku juga saudaraku selalu bermain riang tak jemu
Melompat lompat di atas ranjang beradu
Namun seketika angin berteriak lantang menyerang
Mendorong jendela itu bersama laungan panjang
Sebuah yang sosok kepala orang
Tanpa anggota badan menempel di dinding kamar
Mulutnya menyeringai tertawa lebar
Sepasang bola mata membara pun nyaris keluar
Dibalik rambut kusut yang tergerai tak beraturan
Aku dan saudaraku tercekat lunglai
Lisan kami ternganga
Indra penglihatan menjadi samar
Tubuh pun tidak bisa untuk digerakkan
Ayah bunda bertandang dengan melemparkan koran
Memukul mukul dinding kamar
Hingga bayang kepala orang itu menghilang
Lantas aku jatuh dendam seketika merandang
Mulutku berdarah mengelontorkan belatung-belatung yang mengular
Menjadi bingkai di tengah malam dan liar dan gersang."
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.