Tentang Impian - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Tentang Impian 

Karya: Yusrizal 


Tangis dalam kesunyian malam.

Menatap sebuah impian yang tak mendapatkan dukungan.

Pertentangan yang datang dari berbagai arah.

Seperti anak panah yang menancap di hati.


Terkadang hati ini bimbang,

menanyakan kembali pilihan hidup 

yang telah kupilih.

Menghianati diri sendiri demi orang lain.

Kebohongan akan tawa dan senyuman, membuat hidupku tak berdaya.


Iri rasanya hati melihat mereka yang mendapat banyak dukungan.

Aku yang hanya bisa menatap mimpi,

namun hanya angan untuk bisa menggapainya.


Hujan 

Karya: Yusrizal 


Seduhan teh hangat di balkon

menikmati hujan yang sedang turun.

Melihat betapa indah ciptaan Sang Kuasa.

Dentingan air yang terus menetes.


Membuat sebuah nada yang membekas di telinga.

Adakah hal luar biasa selain keindahan ini.

Menikmatinya seakan jiwa bebas melayang di langit.


Hujan,

satu kata yang memiliki beribu definisi.

Hujan jatuh membawa sebuah perasaan yang kalis.

Membuat hati bersinar bersama terciptanya bianglala.


Hujan dan angin yang selalu mendampinginya 

nyatanya telah membuat banyak ketenangan dalam hidup ini.

Namun hujan terkadang membawa kegelisahan bersama halilintar.


Hujan membuatku teringat akan kenangan masa lalu.

Mengingatkanku untuk selalu ikhlas dan memafkan kesalahan yang telah terjadi.

Entah apa yang membuat hujan begitu special,

namun ia selalu hadir dalam perasaan yang tak menentu.


Siapa Dia

Karya: Yusrizal


Dalam gelapnya malam,

hati yang berdebar tak menentu.

Memberi rasa gelisah 

akan kehadiran sesuatu. 


Dalam lubuk hati paling dalam 

tidak bisakah aku memaafkan semua yang terjadi.

Rasa hampa yang menerjang hati 

seakan datang setelah angin menerpa.


Membawaku ke sebuah tempat

yang gelap nan usang. 

Seorang anak yang duduk di teras 

hatinya yang gelisah dan penuh rasa takut. 


Dia adalah sosok kecilku,

sosok yang membutuhkan perhatianku

yang selalu menunggu penerimaanku.

Dia yang harus kupeluk dan kuterima."


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.