Setangkai Mawar Merah - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Setangkai Mawar Merah

(Karya:Megatrin Lokay, S.Pd)


Hanya setangkai mawar merah

Membawa keindahan dalam hidupku

Selalu menghiasi hari-hariku

Mewarnai hidupku dengan canda dan tawa

 

Hanya setangkai mawar merah

Mengisi hari - hari ini menjadi berarti

Tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata

Tapi bisa dirasakan dari hati

 

Hanya setangkai mawar merah

Membuatku tak berdaya

Membuatku patah semangat

Hingga menusuk hatiku sampai ke akar-akar 

 

Hanya setangkai mawar merah

Yang selalu menghiasi hari-hariku

Kini telah tinggal kenangan

Tidak membawa keindahan lagi dalam hidupku


Hanya setangkai mawar merah

Membuat sesuatu yang indah menjadi suram

Sesuatu yang baik menjadi buruk

Kini telah membekas dalam hidupku



Kepedihan Hati

(Karya:Megatrin Lokay, S.Pd)

 

Kau gores luka yang amat dalam

Semenjak itu kau pun berbeda

Tak seperti pertama kali kukenal

Apakah ini harus berakhir?

 

Kepastian menjadi langkah awal

Akhiri semuanya tanpa bekas

Sulit tuk melupakan

Namun harus kuakhiri

 

Air mata menghapus kenangan

Semua kisah kugoreskan

Biarlah terhapus tanpa penyesalan

Selamat tinggal sahabat 



Kepura-Puraan

(Karya:Megatrin Lokay, S.Pd)

 

Kesungguhan hati

Ataukah kepura-puraan

Bercampur aduk 

Antara pikiran dan perasaan

 

Terganggu saat melangkah

Tak inginkan itu terjadi

Hanyalah membawa kehancuran

Antara hati dua sejoli 

 

Mengapa harus seperti ini?

Apakah ditakdirkan demikian?

Sulit tuk menjawabnya

Hanya menjalani dengan tanda tanya

 

Janganlah engkau hadir lagi

Membawa luka untukku

Cukup sudah kulalui 

Tak ingin menambah kepedihan



Kehangatan

(Karya:Megatrin Lokay, S.Pd)

 

Hampa saat engkau tak disisi

Angin yang berhembus malam ini

Mengingatkan aku akan wajahmu

Bayanganmu selalu menghantuiku

 

Terasa kosong hati ini

Tangan pun tak mampu kugengam

Mengapa hanya kamu yang kuingat

Air mata menetes tak tertahankan

 

Bingung akan semua yang terjadi

Salahkah diriku yang selalu berharap

Engkau tetap berada di sampingku

Padahal engkau tak pernah mengharapkanku

 

Terlalu naïf diri ini

Membuka hati tuk engkau miliki

Walaupun keadaan tak berpihak

Tetap pertahankan tanpa akhir



Takdir

(Karya:Megatrin Lokay, S.Pd)


Banyak hal yang telah terlewati

Kosong hati ini saat engkau jauh

Aku pun mulai cemas 

Seperti apakah dirimu sekarang

 

Andai saja aku bisa

Melewatinya tanpa kamu

Namun apa daya

Tak sanggup kulewatinya sendirian

 

Kelak engkau akan pergi

Aku hanya sendirian

Harus bagaimana lagi

Namun itu yang akan terjadi

 

Apakah ini takdir yang harus diterima?

Mengapa baru sekarang dipertemukan?

Apakah ini jalan yang harus kutempuh?

Aku pun tak bisa berbuat apa-apa


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.