https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
Sang Pahlawan Pandemi
Detik demi detik terlampau tak lagi terpantau
Bulatkan niat satukan tekad dalam hati
Untuk mengabdi pada negri
Ciptakan tawa setelah sambut derita
Mereka yang terus memperjuangkan siang dan malam disana
Tak bisa berkumpul bersama keluarga
Demi menyelamatkan banyak raga
Dan demi kita semua
Meski terkadang satu persatu gugur
Namun semangatnya tak pernah luntur
Terus berkorban susah payah
Dan kita bantu dengan tetap di rumah
Teriring atas segala do'a
Ucapan banyak terimakasih senantiasa menyerta
Tuk para pahlawan pandemi disana
Semoga senantiasa baik-baik saja
Literasi Generasi Negri
Mengalur kehidupan bagai simfoni
Menginjakkan kami dimuka bumi
Adakalanya mengukir kisah dan cerita
Dalam menyambut segala realita
Kini semua berkesan suram
Masa depan terlihat kelam
Padamu para pelopor alam
Jangan pernah tinggalkan pendidikan
Karena merupakan kunci utama sebuah jalan
Ilmu harus senantiasa direngkuh
Dengannya kita akan berlabuh
Dengan segala rasa cinta
Dan tekad tuk mengalur bersama
Terompet hidup terus terngiang
Bangkitkan semangat yang terkadang hilang
Satukan raga wujud segala cita-cita
Sebagai pelopor utama negara kita
Rapuh Dalam Raga
Kini aku terjebak dalam ruang hampa tanpa suara
Hidup bergelimang noda dan dosa
Jalan hitam selalu ditempuh
Dan raga ini serasa rapuh
Hati dan jiwa gelap tanpa cahaya
Serta diri ini yang kerap lupa
Sombong angkuh lalai dalam jiwa
Masihkah ada ampunan tuk diri yang hina
Kini diri bersimpuh memohon ampunan Mu Tuhan,,
Atas segala salah dan dosa
Meratap pilu teringat akan segala hina yang ada
Merintih menghiba berpasrah jiwa
Ya Illahi Rabbi
Terangilah hati dan jiwa ini
Tuntun Jalan ku dan berilah petunjuk Mu
Kini ku rindu kembali kepada Engkau
Dengan harap mendapat seberkas cahaya dalam jiwa
Tuk diri yang selalu terlena
Serta bersyukur atas segala daya yang ada
Hadir Mengukir Rasa
Bersama alunan sang waktu yang terus melaju
Hadirmu serasa bersama ragaku
Meski secara realita tak menyatu
Namun angan selalu hadir tuk dapat bersamamu
Jika hutan merupakan paru-paru bumi
Maka asap rokok adalah oksigen kala ini
Dan sang waktu selalu ada manakala kau tak dapat berbicara
Tuk serasa selalu bersama
Aku mau mencoba
Mengintip hatimu dari sudut lubang terkecil dalam jeda
Namun yang kulihat samudra yang luas
Berilah peta
Agar kelak dapat membuatkan kapal
Di pelabuhan hatimu
Restu Sang Bidadari
Duhai yang teristimewa
Ukiran senyummu selalu hadir dan lekat dalam jiwa
Engkaulah sesosok bidadari tak bersayap
Yang selalu hadir bukan hanya dalam lelap
Bersama sang waktu ku meminta restu
Atas jeda dan keperginku
Tuk terus menyusuri hidup yang kian berliku
Teriring do'amu lah aku mampu
Terlampau jarak ku merindu
Bersama do'a kusebut namamu
Engkaulah yang teramat istimewa ibu
Takkan ada ragaku tanpa hadirmu
Ibu..
Aku berteduh dalam naungan do'amu
Serta atas segala restu
Semoga Sang Kholiq senantiasa menjagamu"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.