Sahabat ? - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


Sahabat ? 

Nama : Khairun Nadiah



Sahabat? Satu kata yang memiliki seribu makna. Sahabat? Apa arti kata itu untuk kalian? Teman dekat ? Teman berbagi suka dan duka? Teman seperjuangan? Atau bahkan teman terbaik yang tidak dapat tergantikan? Bagiku sahabat lebih dari itu semua. Aku Kiara Nadhiva Hanum siswi kelas 12 SMA. Teman ku biasa memanggilku dengan sebutan Nadhiva atau Kiara namun keluargaku selalu memanggilku dengan sebutan Rara. Sedangkan sahabat yang aku ceritakan bernama Maya Arnita Tera. Kami sudah bersahabat sejak SMP hingga kini. Segala sesuatu yang terjadi selalu aku ceritakan ke Maya. Termasuk rasa sukaku ke teman sekelasku bernama Nabil. Nabil adalah orang yang berhasil mencuri perhatianku sejak awal bertemu. Dia orang yang ku suka pertama kali atau biasa di sebut first loveku. Aku menyukainya sejak kelas 1 SMP. Sangat lama bukan? Aku bahkan tidak pernah berpacaran dengan orang lain. Aku berharap bahwa Nabil menyukai juga. Namun aku sadar bahwa aku hanyalah upik abu dan tidak pantas bersanding dengannya. 

“Nadhiva... akhirnya lo dateng juga. Gue nungguin lo lama banget nih” tebak siapa yang menyambutku dikelas pagi-pagi ini Maya? Tidak mungkin. Dia datang 1 detik sebelum bel itu udah sangat hebat. Nabil? Tentu saja tidak. Jangankan berbicara melempar senyumpun kami tidak pernah. Farhan Al-hafiz dia yang menyambutku pertama kali. Aku memutar kedua bola mataku malas.

“Kenapa lo pasti ada apa-apakan” tuduhku ke Farhan. 

“Itu tau, liat matematika dong gue belum ngerjain nih susah banget” pinta Farhan

“Sudah gue duga pasti gak jauh-jauh dari tugas” balasku sambil mengeluarkan buku matematika dari dalam Tas. 

“Oh jelas dong” jawab Farhan sambil mngambil buku matematikaku. 

“Nad gue juga liat ya nad” pinta Gilang teman sekelasku yang lain. 

“Hemzz” gumanku sambil memainkan ponsel.

Setelah beberapa menit mereka mengembalikan bukuku dan duduk kembali di kursi mereka. Teman ku yang lain di mana ? tenang ini masih jam 07.10 tidak mungkin teman yang lain bakalan datang cepat. Hanya kami bertiga siswa terajin di kelasku. Gilang ? dia selalu datang jam 7 kurang. Alasannya ? dia terlalu gabut di rumah makannya datang cepat. Farhan? Dia mengantarkan kakaknya kerja jadinya sekalian ke sekolah. Sedangkan aku? Aku sangat rajin kan? Jangan harapkan itu. Aku datang cepat dikarenakan aku di antar oleh budeku kakak dari ibuku makannya cepet deh. Kata ibu ku menghemat ongkos agar uangnya bisa ditabung buat beli kebutuhan yang lain. Satu persatu teman-temanku datang. Hal pertama yang mereka laukan adalah menyalin pr. Kalian dapat melihat rutiitas pagi kelas 12 ipa 1. 

“Nadhivaaaa gils gils gilssssss lo harus tau gosip terbaru hari ini” teriak Maya mengalihkan pandangan seluruh teman sekelasku

“Apaan sih May gosip apa” jawabku menatap maya.

“Eh nanti dulu. Ada tugas ya ?” tanya maya heran.

“Ada coy matematika pelajaran Pak Joko masaan lo lupain sih” sahut temanku Jodi

“Abis gue. Gue lupa ada tugas Pak Joko..... Nad liat punya lo dong” pinta Maya histeris.

“Ambil di tas gue” sahutku.

Maya mengambil buku matematika di tasku dan langsung menyalin jawabanya. Bel masuk berbunyi. Pak joko datang tepat jam pelajaran dimulai. Kami sekelas tidak heran karena Pak Joko adalah guru killer yang on time. Dia duduk dan menanyakan tugas kami lalu mendatangi kami satu persatu. Beruntung kami duduk di lorong ketiga bagian tiga jadinya masih lama lagi.

 “Eh Nad tau gak tadi pagi kan pas gue lewat parkiran gue liat Citra sama Nabil” ucap Maya membuka obrolan kami.

“Gak heran merekakan pacaran” jawabku acuh.

“Ih ini tuh beda tau mereka perginya gak barengan biasanya kan barengan ini enggak tau. Kegnya ya  mereka udah putus deh” ucap maya lagi.

“Mungkin aja mereka lagi berantem makannya mereka gak barengan perginya” balasku ke Maya. 

“Ih.. gak mungkin tau orang kata si Ana mereka dah putus kok yakan An” jawab maya sembari bertaya ke Ana yang duduk di depanku

“Eh apa?” tanya Ana bingung

“Itu si Citra sama Nabil putus”  jawab Maya

“Iya mereka dah putus kok gue denger langsung dari si Lala kawan sekelas Citra orang si Citra udah pacaran sama Gilang kok” ucap Ana menimpali ucapan Maya lalu kembali menghadap ke depan.

“Tuh kan bener” balas Maya 

“Biarin gih gadak ngaruhnya juga buat kitakan” jawabku santai

“Kesempatan buat lo ni Nad” bisik Maya di telingaku seraya mengedipkan sebelah matanya.

“Apaan sih” balasku sambil membuang nafas 

“Beneran lo Nad sama lo aja lagian juga kalian kan sering satu kelompok jadinya bisalah” bisik Maya ketelingaku. 

“Enggak deh gua mau berusaha untuk lupain aja” balasku ke Maya 

“Ih... gak seru lo mah. Tapi gue yakin kalo lo masih sukaaaa banget sama Nabil” jawab Maya tersenyum.

Bel tanda istirahat berbunyi yang menandakan kami semua selamat dari Pak Joko. Pak Joko merapikan buku-bukunya lalu melangkah keluar dari kelas kami diusul teman-temanku yang ikut berhamburan ke luar kelas. Maya sedang asik memainkan ponselnya. Melihat Maya yang memainkan ponselnya akupun mengeluarkan ponselku dari laci dan memainkannya. Tiba-tiba Maya berdiri dari kursinya. 

“An kawanin gue ke kantin yuk beli minum” ucapan Maya ke Ana membuatku tersentak. 

“Yuk May sekalian jalan-jalan” ajak Ana ke Maya.

“Bentar ya Nad” ucap Maya ke aku. Aku cuman bisa mengangguk dan memperhatikan mereka pergi. 

Apa aku berbuat suatu kesalahan ? mengapa Maya tidak mengajakku. Aku terdiam seraya berusaha menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang berkecambuk di benakku. Tapi gak bisa. Ini bukan kali pertama dia bersikap seperti itu. Maya selalu ke kantin bersama Ana. Aku jarang sekali di ajak. Mengapa Maya tidak mengajakku ? Apa aku seburuk itu sampai Maya tidak mau mengajakku ke kantin. Apa Maya malu memiliki sahabat sepertiku? Aku hanya mampu terdiam seraya menatap nanar ke arah pintu. Tapi, Maya sahabatku kami sudah melewati banyak rintangan. Tidak mungkin Maya seperti yang aku pikirkan kan.

“Ra” celutuk seseorang 

“Ha? eh? iya, kenapa Bil?” tanyaku bingung. Ini beneran Nabil kan ? Nabil teman sekolahku itukan tanyaku dalam hati. 

“Di sini kosong gak Ra aku boleh duduk disini?” tanya Nabil. Aku kembali terbengong ini beneran Nabil ? Nabil Satria Wiguna ? kenapa dia mau berbicara denganku bahkan mau duduk satu meja denganku. Dulu saja jangankan duduk berbicara aja kami tidak pernah. Jangankan berbicara saling melempar senyum saja tidak pernah. Ini kenapa dia mau duduk denganku. 

“Ra. Ara. Kiara. Kiara Nadhiva  Hanum” panggil Nabil. 

“Eh ? ha? Iya bil. Kosong kok duduk aja” jawabku sambil terpelongo. 

“Ini Bu Dina masuk jam berapa Ra?” tanya Nabil memulai percakapan setelah terdiam beberapa saat. 

“Tumben lo nanyain kapan Bu Dina masuk biasa juga lo jarang masuk di jam dia” jawabku sambil memutar kedua mataku.

“Enggak, lagi kepengen aja gua masuk di jam dia” kata nabil sambil mencoret-coret bukuku yang ada di atas meja. 

“Tumben” balasku sambil mangambil buku yang dia coret 

“Lagian ya meskipun Bu Dina masuk lo juga gak bakalan dengerin tuh” balasku lagi. 

“Ini mah beda kalok kelompok aku ini rajin” jawab Nabil bangga. 

“Rajin apa nitip nama doang nih” jawabku sakras. 

“Kalok ini mah pasti” jawab Nabil sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah ku. Aku memalingkan wajahku ke arah lain. 

“Billll lo dicariin tuh sama anak Osis” teriak Dela sebelum Nabil melanjutkan ucapannya. Nabil langsung melihat ke arah pintu lalu berdiri dari kursi dan melangkah keluar menemui anak Osis. Nabil memang anak Osis dan yah tau lah gimana kerjaannya. 

“Berhenti Nad” ucap Farhan setelah kepergian Nabil 

“Hah? Maksudnya gimana ?” tanyaku heran ke Farhan

“Lo tau maksud gue Nad. Berhenti sebelum lo terluka hebat” setelah mengatakan hal tersebut Farhan pergi ke luar. 

Aku terdiam sembari memikirkan ucapan yang dilontarkan Farhan. Farhan tau ? Dia beneran tau? Seriously ? Farhan tau perasaan ku ke Nabil? Bagaimana bisa ? tidak ada yang tau kecuali Maya tentang perasaanku ke Nabil. Tapi mengapa Farhan tau. Apa aku melewatkan sesuatu?

Hari berganti hari setelah kejadian tersebut aku dan Nabil semakin dekat. Dekat dalam artian kami sering ngobrol bareng ngerjain tugas bareng bahkan terkadang kami ke kantin bareng. Tidak ada hubungan apapun di antara kami selain teman. Tapi saat perayaan ulang tahun sekolah kami sempat berfoto bersama bahkan di mempost foto kami berdua dengan caption special. Bagaimana perasaanku? Tentu saja senang. Perasaanku selama 5 tahun tidak sia-sia. Namun disisi lain ada yang berbeda dengan Farhan. Aku rasa kami semakin menjauh. Dia tidak seperti Farhan yang biasanya. Aku merasakan eummm sedikit kehilangan. Sedangkan aku dan Maya biasa aja kami tetap bersama bahkan kemarin aku abis datang ke rumahnya.

Saat ini jam kosong. Ada rapat guru jadinya guru-guru tidak masuk ke kelas hari ini. Aku pergi ke toilet di dekat mushola menemani Maya yang ingin ke toilet. Jam menunjukkan pukul 13.35 itu artinya masih tersisa 15 menit sebelum kami pulang. Setelah dari toilet kami kembali ke kelas. Ketika aku sampai dipintu aku melihat Nabil sedang duduk di kursiku. Aku sedikit heran. Mengapa Nabil duduk di situ? Dan yang lebih heran mengapa anak-anak yang lain memperhatikan kami berdua. 

“Akhirnya kalian datang” sambutan Nabil kepadaku sambil trsenyum.

Aku melihat dia yang sedang memegang boneka dan juga coklat ditangannya. Dalam hatiku tersenyum. Apakah Nabil akan menembakku hari ini ?  tepat di tanggal 17 September ? tepat dihari ulang tahunku?

“Ini ada apa ya rame-rame?” tanyaku heran seraya deg-degan.

“Aku ingin ngomong sesuatu dihadapan kalian” ucap Nabil menjelaskan. 

Jantungku kembali berdebar tak karuan.

“Di sini aku ingin mengungkapkan perasaanku kepada seseorang” ucap Nabil membuatku semakin degdegan

“Seseorang yang akhir-akhir ini mewarnai hari-harikuku. Dia orang yang sangat spesial untukku.” jelas Nabil sambil menatapku.

Nabil berlutut di lantai seraya mengeluarkan bunga yang tadi di sembunyikannya.

“Aku ingin kalian semua menjadi saksi atas hubunganku dengan orang tersebut” kata Nabil sraya tersenyum.

Aku mengalihkan pandanganku melihat teman-temanku. Aku melihat ke arah Farhan yang tersenyum kecut seraya memperhatikanku serta aku melihat Maya yang tersenyum manis. Ku alihkan pandanganku ke arah Farhan lagi. Dia masih menatapku dengan sorot yang susah dijelaskan. Dia juga menggelengkan kepalanya. Aku bingung atas sikap dia barusan.

“Mauhkah....” ucapan Nabil menyadarkanku dan memuatku kembali memperhatikannya. 

Apakah ini saatnya?

 “Maukah kamu menjadi pacarku...”ucap Nabil pada akhirnya.

Teman sekalasku semakin berteriak heboh sambil memukul meja. Baru saja aku ingin menjawab namun ucapan Nabil berikutnya membuatku tertampar

“Maya Arnita Tera. Maukah kamu menjadi pacarku” pinta Nabil akhirnya. 

Aku terdiam membisu mendengar ucapan Nabil pada akhirnya.

“Iya, aku mau” jawab maya sambil tersenyum manis.

Bagaikan bom atom yang dapat menghancurkan apapun yang ada di dekatnya. Hari ini aku hancur. Sehancur-hancurnya. Bagaimana bisa mereka menghianatiku.

Bel pulang berbunyi seluruh teman sekelasku langsung berhamburan keluar. Kini tersisa aku Maya Nabil dan Farhan?

“Kalian...” tanyaku dipotong dengan suara Maya

“Maafin gue Nad sebenarnya gue juga suka sama Nabil. Maaf gue baru bilang sekarang” jawab Maya cepat

“Sejak kapan?” tanyaku seraya tersenyum pahit

“Nad gue” ucap Maya

“Sejak kapan kalian bersama?’ tanyaku lagi

“ 9 bulan lalu. Ini bukan salah Maya Ra. Ini salah gue. Gue sukanya sama Maya bukan sama lo. Jadi gue minta tolong ke lo supaya lo kubur rasa suka lo ke gue” jelas Nabil. Perkataan nabil membuat ku ingin menangis. 9 bulan? Bukankah saat itu Nabil baru saja putus dengan Citra? Bagaimana bisa Nabil deket denganku tapi dia juga dekat dengan Maya. Dan bodohnya aku tidak menyadarinya selama ini.

“It’s okey. Kalok gitu selamat ya untuk kalian berdua. Hari ini aku bener-bener dapetin pelajaran yang berharga dari kalian berdua. Gue gak akan pernah ngelupain hal ini” ucapku ke mereka seraya menahan tangis.

“Nad..” ucap Maya 

“Dari awal seharusnya gue sadar kalok lo gak mungkin suka sama gue. Bodohnya gue yang tetap memaksakan perasaan ini ke lo. Untuk lo Bil. Lo itu cinta pertama gue” jawab gue sambil terdiam beberapa saat.

“Dan lo juga patah hati terbesar gue” sambungku pada akhirnya.

Aku membereskan semua buku-bukuku lalu mengambil tasku dan melangkah keluar meninggalkan mereka berdua yang masih mematung. Farhan memegang tanganku seraya menyerahkan sapu tangannya.

“Makasih Han tapi gue butuh waktu sendiri” ucapku pada Farhan. 

Aku menaiki mobil kakaku. Dia menanyakan keadaanku apakah semua baik-baik saja. Aku hanya mampu terdiam. Setiap potongan-potongan kejadian terlintas di ingatanku bodohnya aku yang tidak pernah sadar hubungan mereka selama ini. Dan Maya bagaimana bisa dia sejahat ini padaku. Cinta? Haruskah aku percaya hal itu sekarang setelah ayah dan ibuku memilih berpisah. Setelah kakakku diselingkuhi oleh tunangannya. Dan sekrang setelah temanku menusukku dari belakang. Apakah aku masih bisa mempercayai itu semua ?. hari ini aku berhenti. Berhenti mencintainya. Hari ini juga aku pergi. Pergi dari kehidupannya.


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.