RODA KEHIDUPAN MEMANG BERPUTAR - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 "RODA KEHIDUPAN MEMANG BERPUTAR

Ekonomi sering kali menjadi pemicu permasalahan dalam keluarga. Khususnya pada keluarga darmi dan jaya, mereka selalu dihadapkan pada masalah-masalah ekonomi yang benar-benar membuatnya sering kali bertengkar dan bertengkar. Mereka dikaruniai lima orang anak dengan usia dan pendidikan yang berbeda-beda, anak pertama dan kedua lahir dengan jenis kelamin laki-laki dengan tingkat pendidikan sampai SMP, yang ketiga dan keempat dikaruniai seorang putri yang sangat cantik-cantik dengan pendidikan SMA dan salah satu universitas yang ada di kota serang, serta lahir putra terakhir dari pasangan darmi dan jaya dengan tingkat pendidikan SD dan bahkan pernah melanjutkan SMP namun pergaulan yang menjadikan putra bungsunya sampai harus berhenti sekolah, Penghasilan yang di dapatkan oleh jaya dengan profesinya sebagai nelayan dalam waktu satu bulan, kurang lebih hanya dua juta lima ratus ribu rupiah, bahkan kadang sampai lewat dari satu bulan. Dengan penghasilan dua juta lima ratus ribu rupiah yang didapatkan oleh jaya membuat darmi seringkali mempermasalahkan dan memperhitungkan penghasilannya dengan kebutuhan yang dikeluarkan, terlebih lagi dengan 5 orang anak yang menjadi tanggungan sehari-hari. Sampai tiba pada waktu dimana darmi harus memutuskan bekerja menjadi Asisten Rumah Tangga di daerah orang ""jakarta"". 

Semenjak menduduki bangku pendidikan kelima anaknya darmi dan jaya memang seringkali menghabiskan waktu dengan neneknya yang bernama Rati, karena keadaan ekonomi yang mengharuskan pasangan suami istri itu meninggalkan sementara anak-anaknya dengan Rati selaku ibu dari darmi. Dengan penghasilan yang lumayan besar sebagai asisten rumah tangga, darmi mampu membiayai sekolah anak-anaknya dan mampu membangun serta merenovasi rumahnya sedikit demi sedikit, setiap bulan darmi dan jaya selalu mengirimkan uang gajinya kepada rati selaku ibu dari darmi, untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya sekolah, makan dan lain sebagainya, darmi dan jaya selalu pulang ke kampung halamannya setiap satu tahun sekali atau bahkan setahun dua kali, berat, tapi memang itulah resiko yang harus ditanggung oleh pasangan tersebut. Dikarenakan suami istri ini jarang pulang, setiap ada acara ataupun pendaftaran anaknya mereka selalu ditemani oleh Rati, sedih ada dalam hati putra putri darmi, tapi apalah mau dikata semua telah menjadi nasib bagi mereka. Karena siapalah orangnya yang ingin hidup seperti itu, setiap orang ataupun keluarga ingin hidup berdampingan, bahagia, harmonis tentu menjadi keinginan setiap manusia.

anak-anak darmi selalu disekolahkan dalam satu sekolah namun mereka belum pernah merasakan hari perpisahan sekolah dihadiri oleh ayah dan ibunya, lagi dan lagi setiap acara perpisahan sekolah anak-anaknya hanya dihadiri oleh nek Rati, Bahkan sampai pendaftaran masuk sekolahpun belum pernah didampingi oleh ayah ibunya seperti anak yang lainnya. Hanya di bangku SD saja mereka merasakan kehadiran ibunya. Sampai ketika hari perpisahan sekolah tiba anak-anak darmi merasa sangat bersedih, kesedihannya berbeda dengan kesedihan dihari-hari sebelumnya, penglihatan mereka tajam melihat satu persatu sosok ayah ibunya ada disamping anak-anak yang lain, sedangkan mereka hanya dihadiri oleh seorang sosok nenek yang begitu menyayanginya, namun apalah kesedihan itu tidak bisa mereka keluarkan karena merasa bangga kepada kedua orang tuanya mengharuskan mereka anak yang  kuat.


Pendaftaran SMA, SMK, MA dan yang lainnya sudah dibuka, namun anak kepertama dan kedua darmi tidak ingin melanjutkan sekolahnya ke bangku SMA, mereka memilih ingin bekerja. Dan akhirnya darmi hanya bisa mengikuti apa yang anaknya mau. Tak lama dari hari perpisahan tiba kedua anaknya yang baru lulus SMP pergi ke jakarta bekerja sebagai pengangkut barang disalah satu PT atau perusahan. Dan yang satunya kerja di jakarta sebagai penerima tamu disalah satu restoran dengan gaji yang setidaknya tidak merepotkan atau meminta kepada orang tua. Dan kini tinggal-lah anak darmi yang putri ketiga dan keempat yang masih duduk di bangku Madrasah Aliyah dengan biaya yang cukup lumayan besar. Kedua putrinya memang berbeda dari kakak laki-lakinya, kedua putri darmi ini memiliki kesenangan dalam berorganisasi di sekolahnya putri ketiganya memiliki cita-cita sebagai dokter dia mengikuti ekstrakulikuler PMR yang berbau-bau perobatan gitu, itulah cita-cita dia dikemudian hari, dan putri keempatnya ini memiliki tiga cita-cita yang sudah digariskan dalam kehidupan kesehariannya, ia menyukai musik, bisnis, dan juga modeling. Namun setelah lulus Madrasah kakak perempuannya belum bisa melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, karena belum siap dan belum yakin dan memang pada dasarnya kakak perempuannya ini plin-plan, kadang nanti mau, nanti berubah lagi pikirannya ga pernah konsisten gitu dan akhirnya selepas lulus madrasah tinggal anak perempuannya yang melanjutkan ke perguruan tinggi berkat bantuan pihak sekolah yang mengurus semua persyaratan untuk masuk di kampus tersebut.

Sampai pada hari pengumuman tiba, putri keempat darmi itu dinyatakan keterima diperguruan tinggi yang ada di kota serang dengan jurusan ekonomi bisnis dan biaya per semester satu juta sembilan ratus ribu rupiah, tak berfikir panjang lagi putri keempatnya itu memberikan informasi atau kabar menggembirakan atas keterimanya kepada ibunya,  dan ibunya mengizinkan putrinya itu untuk kuliah di kota serang. Namun rasa senang yang dialami oleh putri keempatnya darmi itu tidak maksimal karena ada kakak perempuannya yang juga ingin kuliah namun belum bisa sepertinya, tapi memang sangat disalut kan kakak perempuannya tidak pernah merasa iri atas pencapaian adiknya itu dia selalu bahagia apabila adiknya bahagia. Tidak hanya kepada ibu saja sang putri itu memberikan kabar gembira melainkan kepada ayah dan kakak laki-lakinya, mereka turut senang dan mensupport apapun pilihan adiknya.

Semasa putri keempatnya pergi ke kota untuk melanjutkan pendidikan. Dan putri ketiganya kerja di kota seakan dunia berubah begitu cepat, dari dan jaya pulang dengan kondisi rumah yang sudah layak dan bahkan sangat pantas untuk dipuji karena hasil jerih payah mereka berdua akhirnya rumah yang diimpikan selama bertahun-tahun berdiri kokoh didepan matanya seakan roda berputar dimana kehidupan yang dulu dijalani begitu terasa menyayat hati kini terbalaskan oleh impian yang menjadi kenyataan, memiliki rumah dengan fasilitas yang cukup dan mampu membiayai salah satu anaknya di perguruan tinggi sungguh menjadi kebanggaan tersendiri bagi pasangan suami istri tersebut. Hanya putra bungsunya saja yang belum menjadi orang yang mandiri atau bahkan menjadi putra yang pekerja keras karena masih dalam lingkungan pergaulan yang bebas tapi tak menutup rasa bangga karena beberapa anaknya sudah memberikan kebahagiaan untuknya tinggal satu tanggungan lagi yang belum selesai yakni putri keempatnya yang masih dalam pendidikan lanjut, kehidupan putri keempatnya memang suatu keberuntungan karena pada saat itu kebutuhan serta apapun yang diinginkan selalu terpenuhi oleh orang tuanya maupun kakak-kakaknya. Seteleh kehidupan berubah darmi dan jaya tidak bekerja lagi karena sudah ditanggung perbulannya oleh anak-anak mereka, kini saatnya pasangan itu menikmati masa tuanya dirumah sampai menunggu kelulusan putri keempatnya di wisuda. Sampai akhirnya ekonomi tidak lagi menjadi bumerang bagi pasangan darmi dan jaya. Seiring berjalannya waktu, sang putri keempatnya menginjak semester akhir hanya tinggal menunggu skripsi dan pengumuman dinyatakannya lulus saja mereka bisa merasa lebih tenang karena sudah tidak ada tanggungan lagi jika putri keempat sudah menyelesaikan studi S1 Nya. Kini darmi dan jaya selalu hidup bahagia. Amin.


Karya: Novitasari"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.