Pesan Terakhir - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


KASIH SAYANG TUHAN

BY : AHMAD OKVANI TRI BUDI LAKSONO 


Matahari tampak malu malu melihat dunia, dihadang gerombolan awan seakan mengisyaratkan bahwa hari ini tidak akan baik baik saja. Memang benar hari ini tidak baik baik saja, Sabtu 16 Januari 2021 saya mendapatkan berita kurang menyenangkan. Setelah selesai sarapan saya siap siap bergegas berangkat bekerja. Tapi , kepala outsourching menelpon saya, Pak Shobirin Namanya

"" Maaf mas, kamu istirahat dirumah dulu, karena kamu reaktif covid 19"". Rasanya waktu berhenti tepat saa

 "                                                                  Pesan Terakhir

                                                          -Helena Evania Songga- 


   Tania, gadis berumur 15 yang mengidap penyakit kanker otak. Ia telah menjalani berbagai perawatan mulai dari pengangkatan tumor, kemoterapi, radioterapi sampai fisioterapi. Tapi semua usaha sia-sia. Dokter yang merawatnya selama masa pengobatan mengatakan bahwa sisa hidup Tania tidak lama lagi. Ia mungkin bisa bertahan beberapa hari lagi tapi tidak sampai seminggu. Waktu itu dokter berbicara persis didepan ranjang Tania. Meskipun dokter dan orang tuanya berbicara sambil berbisik, Tania tetap mendengar perkataan mereka. Ibu Tania hanya bisa menangis mendengar perkataan dokter. Tania hanya bisa menutup semua wajahnya agar orang tuanya tidak mengetahui bahwa ia mendengar perkataan mereka. 

   Hari ke-3 setelah perkataan dokter, Tania meminta pada orang tuanya untuk memperbolehkan sahabatnya menjenguk Tania. Ibunya langsung menelepon orang tua sahabatnya. Saat mereka bertemu, mereka bercerita banyak hal. Tania telah bersahabat dengan mereka mulai ia duduk disekolah dasar. Mereka sudah pernah saling nginap. Mereka memiliki hubungan yang sangat erat. “Jangan berpisah sekali pun ada masalah ya. Aku mau persahabatan ini bertahan sampai hari yang tidak ditentukan. Oke??” kata Tania. “ya gak akan lah. Kita kan sahabat selamanya” jawab salah satu sahabatnya. Mereka pun lanjut berbincang sampai hari mulai sore. Ibu Tania tidak tahan melihat kedekatan Tania dengan sahabatnya. Ia ingin anakanya bisa terus bersahabat sampai tua. 

   Hari ke-4 setelah perkataan dokter, Tania meminta pada orang tuanya agar kakak dan adiknya agar mereka bisa makan bersama di Rumah Sakit. Mereka sekeluarga makan bersama untuk membahagiakan Tania. Kakak dan adiknya hanya tau bahwa Tania mengidap kanker otak. Mereka bercerita dan bercanda tawa bersama. Bahkan mereka sempat memainkan game bersama. “Kakak jaga adek yang bener ya, jangan dimarahin. Adek juga gitu harus patuh kalo dikasih tau kakaknya ya” kata Tania sambil tersenyum. “oke, kakak jangan lupa istirahat ya” jawab adiknya. “oke aku pulang dulu ya” jawab kakaknya. Mereka pulang dengan mobil yang dibawa oleh ayahnya. Tania istirahat bersama ibunya. 

   Hari ke-5 setelah perkataan dokter, Tania hanya ingin bersama dengan orang tuanya. Tania mengatakan banyak hal yang mulai tidak jelas. Jelas-jelas pagi itu matahari sangat terang tapi Tania mengatakan itu sudah malam. Ia terus menyuruh orang tuanya untuk segera tidur beristirahat karena sudah malam, padahal matahari bersinar sangat terang. Ibunya terus menangis sambil mengupas apel karena mendengar perkataan anaknya. “Ma, kenapa mama nangis terus? Aku kan jadi ikut sedih. Mama harus kuat. Hidup itu Cuma sekali. Sekalipun ada masalah pasti ada jalan keluarnya kan. Mama sendiri yang bilang kita gak boleh pasrah saat ada masalah, kita harus terus berjuang untuk menyelesaikannya. Mama aku ingin melihat mama tersenyum. Mama jangan marahin kakak sama adek lagi ya. Mereka hanya ingin bermain. Jangan terlalu memaksakan mereka untuk belajar. Karena kalo kebanyakan belajar akan membuat otak stress saja. Oke ma? Mama gak boleh lupa itu” kata Tania sambil tersenyum tipis. 

   Tania menarik tangan ayahnya yang berdiri tepat disamping ranjangnya. “Pa, bolehkah papa berjanji untuk mengajak adek ke taman bermain seperti dulu lagi? Adek selalu nangis tiap malam karena memikirkan taman bermain itu. Papa juga tidak boleh memarahi kakak berlebihan. Kakak juga ingin seperti orang lain yang bebas untuk berjalan bersama temannya. Papa cukup menasehatin, papa gak boleh memukul kakak” kata Tania. “Papa akan janji. Pokoknya kamu harus sembuh dulu. Papa akan selalu ingat kata-kata itu” jawab papanya sambil memegang erat tangan Tania sambil meneteskan air mata. Kamar itu menjadi sunyi beberapa saat. 

   Saat Tania dan kedua orang tuanya saling bercerita, tiba-tiba saja Tania mengalami sesak napas. Detak jantungnya sudah tidak normal lagi. “Dokter….Dokter…….. cepat kemari” teriak Ayah Tania sambil meneteskan air mata karena tidak tahan melihat keadaan anaknya. Dokter langsung berlari mendatangi kamar tersebut. Tak lama dokter memeriksa Tania, tiba-tiba saja detak jantung Tania berhenti. Semua orang sudah mulai panik. Semua orang berusaha untuk mengembalikan detak jantung Tania dengan berbagai cara. Tetapi semuanya percuma. Dokter pun menyatakan “Tepat pukul 02.30 hari Rabu tanggal 13 Juni 2012. Saya nyatakan Tania Ananda Uju telah menghembuskan nafas terakhirnya”. Kamar itu langsung dipenuhi oleh tangisan dari kedua orang tuanya dan juga para perawat yang selama ini telah merawat Tania. Ayahnya langsung menelpon orang rumah untuk mempersiapkan acara pemakaman. Keluarganya mulai menyebarkan berita sampai ke para sahabatnya Tania. 

   Sepanjang jalan menuju rumah, kedua orang tuanya menangis melihat peti jenazah anaknya. Peti jenazah didapatkan dari pihak rumah sakit. Semua orang membantu mereka karena semua orang tau bahwa Tania sangat baik pada semua orang. Ibunya tidak berhenti menangis. Sesampainya dirumah, semua orang mulai menangisi kedatangan Tania yang telah dimasukkan kedalam peti. Para sahabatnya tak kuasa menahan tangis. Semua orang yang hadir menangis karena tak kuat melihat Tania. 

   Acara penguburan dilakukan setelah 3 hari setelah Tania dinyatakan menghembuskan nafasnya. Semua orang tak pernah menyangka Tania akan pergi secepat itu. Sosok Tania yang selalu menghibur dan ceria didepan orang harus meninggalkan mereka karena penyakit mematikan itu. “Semua ini adalah jalan kehidupan Tania. Kini Tania telah pergi dari sisi kita dan menuju tempat tertinggi. Kita hanya bisa berdoa agar ia bisa tenang diatas sana. Tuhan pasti akan memberikan kemudahan bagi Tania untuk masuk kedalam kerajaan surga” kata pemimpin ibadah penguburan Tania. Setelah selesai acara semua orang perlahan-lahan pulang. Tersisa ibu, ayah, kakak, adik dan para sahabatnya. Sahabatnya duduk disamping kuburnya. “Tania semoga kamu bisa bahagia disana ya” kata sahabat Tania. “Tania jaga kami dari atas sana ya. Ingatkan kami saat kami berjalan dijalan yang salah. Bahagia disana kawan” kata sabahat Tania yang lain. Para sahabatnya langsung memutuskan untuk pulang karena hari mulai  gelap. 

   “Nak, jaga keluarga kita ya. Papa janji akan jaga keluarga kita dengan baik seperti yang kamu katakan. Tenang kamu disana ya” kata Ayah Tania. “Dek, kakak janji akan melakukan semua yang kamu katakan kepada kakak. Bahagia diatas sana ya” kata kakak Tania. “Kak, adek  janji akan belajar supaya bisa jadi dokter dan merawat keluarga kita. Kakak tenang disana ya. Ini boneka adek akan menemani kakak” kata adik Tania sambil meletakkan boneka teddy bear. “Dek, jaga kita semua ya. Mama janji akan tersenyum dan melakukan apa yang kakak katakan pada mama. Bahagia dan tenang kamu disana ya” kata ibu Tania sambil menangis. Setelah itu mereka langsung pulang. Hari itu sangat menyedihkan. Semua orang harus kehilangan sosok paling ceria di sekitar mereka. Sosok paling kuat dan selalu membuat mereka tersenyum. 

   




“Semua kehidupaan pasti ada tujuan akhir. Mereka telah diutus untuk kita agar membuat kita bahagia. Saat tugasnya telah selesai, ia akan dibawa kembali oleh penciptanya dan diberikan hadiah terbaik atas semua hal yang telah mereka lakukan”

                                                                                                                                           -Helena-"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.