perjuangan dulu - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "##perjuangan dulu##


Teriakan kesakitan.

Ritisan ketakutan.

Di tabrak,di tembak,berujung kematian.

Itu lah yang di lihat dan di dengar kesehariannya.


Takut....

Tapi harus ku lawan.

Lari kesana kemari mencari persembunyian.

Mencari celah untuk moncong nya senapan.


Lelah...

Namun tak boleh menyerah.

Maju dengan penuh keyakinan.


Tak gentar....

Tah boleh melihat ke blakang.

Mengorbankan nyawa demi tanah kelahiran.


Sakit......

Harusku tahan demi merdeka.

Menebus atas apa yang terjadi pada hak asasi manusia.


Di antara pelosok-pelosok negri.

yang telah di incar sumber dayanya.

Ku berteriak,tak ikhlas negeriku di perbudak.

Terlepas dari rodi.

Tertangkap oleh romusha



Aku tergesa-gesa....

Melarikan diri dari Belanda.

Memeluk senapan.

Yang telah ku curi dari tuan.



17-agustus-1945....

Proklamasi telah bersuara.

Terlahir nya generasi baru untuk bangsa.

Masa masa perih terlah lalu.



Siapa kah kami??

Akan menjadi apa kami tanpa sesosok pahlawan.


Dia lah kesatria berwibawa.

Mengusir penjajah negri.

Berjuang mati Matian.

Membuang kesengsaraan.


Jasa pahlawan..

Akan di kenang dalam prasasti.

Genggam dan kuasalah.

Demi suatu kemerdekaan





##Ibuku## (kisah nyata)


Setelah ayahku terbaring karna penyakit.

Kau berjuang tanpa henti.

Mencari untuk bisa makan.


Kau pelita dalam hidup ku.

Sebagai anak yang kau asuh dari bayi.

Kau berkorban atas nama cinta.


Kau rela mencari seutas padi.

Selepas kau berdagang mainan.

Kau mampu menyekolahkan ku.

Kau rela banting tulang menghidupi satu keluarga.



Di tengah terik matahari.

Kau masih berjualan di bawah pohon.

Bercanda ria dengan teman.

Agar bisa melepaskan kelelahan.



Hanya runtuian mainan...

Kau bisa mencukupi kebutuhan.


Dengan seutas padi yang di cari.

Kau bisa menghidupi mimpi


Kau akar dari keluarga.

Menghidupi daun yang begitu banyak.


Mencari nafkah sendirian

Dari hasil serabutan.


Terimakasih Bu...

Kau telah memberikan banyak durasi hidup untuku.






##Diary semangat ku##


Karawang 10 Maret 2004.


Diriku dilahirkan, dibesarkan,di sekolahkan.

Ku mencari ambisi demi tergapai cita-cita


Andaikan saja aku masuk 10 pemuda.

Aku akan ku guncang satu dunia.

Samangat membara demi cita-cita.

Menghalalkan segala cara agar bisa.


Ku tanamkan semangat muda.

Mengejar sebuah rencana.

Pantang menoleh kebelakang.

Sebelum pulang menjadi kebanggan.


Walau aku anak pedagang.

Ku cukup berani menjadi besar.

Motivasi liar yang membuatku semangat.

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.