PELUPUKKU ITU - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "1). Puisi satu 

#PELUPUKKU ITU #

karya: Dwi meilani


Sayup denting menggores gendang telingaku... 

Memekak seolah tak terima realita... 

Dulu yang memeluk mesra... 

Kini terlalai punah..


Mana janjimu??

Ingat. satu tahun sudah sayank... 


Sendu melipur diri ini... 

Kau tak ingat sayang?


Disini..

Aku duduk termenung menunggumu pulang... 


Tapi apa? apa yang kau buat dalam lubuk ini... 


Kau putus segala Kenangan... 

Kau hapus segala ingatan.. 


Kau ganti dengan Wanita perusak dalam hubungan


Sayangg!!


Menangis pilu diri dalam ingatan.

Menatap diri tak lagi suci... 

kau tinggal diri sendiri...


Anjing diseberang sana mencaci!

Anjing diseberang sana memaki!


Tapi kau tak peduli... 


Dimana letak hati nurani...


Selubuk sendu dalam memorial kelabu. 


2). puisi dua 


#SURAM #

karya : Dwi Meilani 

Dalam sendu 

Tertulis kisah mengabu

Menyilap mata,menggoyah rasa


Sejak kapan?

Dunia seaakan kita punya 


Saat masanya tiba.!

Hingga sadar tak lagi ada


Suram ...!!!

Terlihat raga tak lagi berharga

Berlian lautan lenyap seketika 

Cinta sekedar kata

Ikatan? Seolah buaian sahaja


Sumpah bahkan janji?

Sepah manis ucehan mulut belaka

Dimana setia?


Wahai penikmat raga!!

Matamu kau pasang 

Tapi buta penglihatan 


Otak bekerja 

Tapi hati tak berperasaan 


Ulur kata saksi rasa tak berbobot.


3) Puisi tiga 


#INGATLAH SEJENAK #

karya : Dwi Meilani 


Panjang naskah fenomena cinta

Sejenak tertutup muka

Saat ingat menjilat kta


Ulur waktu mengungkap semua 

Satu tahunnnn sudah, sayanggg..


Entah...

Awang semata menyuruh melupa

Terpikir sejenak dalam senja 

Abu namun ragu 

Saat nafsu mengambil mahkota sang ratu 


Ingin aku mengabu 

Namun takut tak terhargai 


Apalah daya raga , sayanggg...


Bobrok malu, hina jiwa 

Bujur buih janji setiamu 


Sungguh bukan singgah .



"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.