Mimpi Bersama Sang Sungai

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 """Mimpi Bersama Sang Sungai""


Sejak lama telah kupandang engkau sungai yang begitu tenang

Ditemani deraian hujan yang turun membasahi perahuku

Bagaimana bisa kau tetap tenang…

sedangkan aku yang menaiki perahu ini ingin sekali berteduh 

menghindar dari hujan ini yang perlahan mulai turun dengan

sangat deras…


Apakah kau sudah terbiasa dengan suasana ini, Sungai?

Disuasana yang dingin, suasana yang dibawa angin dan bercampur

Dengan hujan deras ini…

Aku tak habis fikir, aku sungguh iri dengan sikap tenangmu ini Sungai

Aku yang sangat rapuh dengan beberapa suasana ini…


Tanpa ku sadari itu semua, aku mengunkapkan sebuah ego… 

“Aku menemukan sebuah sungai, kupilih dan kucoba mengikuti alirannya,

Ingin kulihat kemana aliran ini akan berlabuh. Jika aliran ini tidak menemukan tempat 

berlabuh, namun hanya menemukan sebuah air terjun. Aku ingin sekali melihat Pelangi yang 

diciptakan air terjun ini walaupun hanya sekedar melihat saja.”





""Badut Bersama Rasa Yang Hilang""


Peran yang seharusnya tidak dimainkan sembarang orang

Peran yang sungguh mulia dengan membuat bahagia orang-orang

Peran yang selalu menutupi wajahnya dengan sebuah riasan yang sangat sempurna 

Dan mencolok serta selalu pintar menyembunyikan sebuah rahasia.


Dimata pemeran ia cukup dengan melihat orang-orang bahagia 

Dia juga akan merasa bahagia. 

Sama Ketika kita sedang bercermin melihat rupa kita sendiri,

Jika kita tersenyum dia akan tersenyum…


Ya… benar..

Dialah Sang Badut.


Pemeran yang tidak mengetahui kemana,

Dan arah mana yang harus dituju…

Pemeran yang hanya bisa melihat titik buta 

Dari perjalannya sendiri…


Membuat lupa apa hal yang penting dalam hidupnya…

Dia membutuhkan sebuah kalimat yang memiliki makna,

Yaitu…

“Cinta serta kasih sayang yang seharusnya kau rasakan”.





""Rumit""


Apa yang sebenarnya ada didalam pikiran ini,

Entahlah…. Rumit…

Setidaknya itu yang ingin kukatakan namun,

Aku tidak bisa…

Aku tidak bisa menjabarkannya secara lisan, situasi yang 

Sungguh rumit…


Dan aku memutuskan untuk memalingkan semua kerumitan ini

Serta mencari ketenangan seperti yang dikatakan orang.

Mulai bersinggah di sebuah gubuk di bawah pohon pinus nan tinggi

Siang berganti sore…

Sore menuju malam yang dingin…

Aku mengajak malam serta bintang tuk mendengarkanku bercerita 


Tak cukup satu jam atau dua jam ku bercerita,

Mereka masih mendengarkanku…

Kulepaskan semuanya… 

Dan perlahan kerumitan ini mulai memudar dan menghilang

Terbawa angin yang tak ku undang kehadirannya… 

Namun ikut mendengarkanku bercerita.









"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.