Mereka Gila, Kami menderita - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "Mereka Gila, Kami menderita

Karya Farida


Kudapati dengan mata telanjang

Ribuan korban tergeletak tak karuan

Gedung pencakar langit diratakan

Senapan terus ditodongkan


Warga kalang kabut mencari perlindungan

Bala tentara terus menghadang jalan

Yang tak beruntung ditahan

Sedang aku terus berlarian


Dalam ruang hampa

Kepeluk diriku dengan tangan penuh darah

Detak jatung yang sudah mereda

Kembali menggila akibat dentuman senjata


Mereka gila

Kami menderita

Mereka bergelak tawa

Kami penuh luka dan derai air mata


Dia Lenyap, Aku Tidak Siap

Karya Farida


Mataku berkelana

Tatapi Seisi Rumah Bergunduk Tanah

Hatiku Menjerit Tidak Terima

Dia Berpulang, Tanpa Salam Perpisahan


Tangan Ringkihku Meraba

 Sebongkah Kayu Bertuiskan Namanya

Bibir Terus Bergetar Melantunkan Ribuan Makian Untuknya

Berharap Dia Marah Dan Ikut Memaki Seperti Sebelumnya

Namun Ternyata Semua Sia-sia

Dia Tetap Lelap Dalam Tidur Panjangnya

 


Dulu Aku Sangat Percaya

Bahwa Janjinya Untuk Tetap Ada Akan Selalu Terjaga

Membuatku Terlena Hingga Lupa

Bahwa Setiap Nafas Bisa Berhenti

Bahwa Setiap Manusia Bisa Mati

Dan Itu Terjadi,  Dia Lenyap, Aku Tidak Siap


Caci Maki

Karya Farida


Caci Maki

Rentetan Kata Penuh Duri

Hidup Dalam Jalan Yang Kutapaki

Ampuh Tuk Tebaskan Jati Diri

Hingga Membuatku Sulit Untuk Bangkit 


Caci Maki

Ribuan Kali Kumemaki

Agar Dia Lekas Pergi

Namun Ia Tuli, Tak Peduli Dengan Jeritan Hati

Tetap Hadir Setiap Hari

Bak Bayang Diri Yang Selalu Mengikuti


Caci maki

Ribuan Serapah Tertanam Dalam Hati

Ingin Kau Musnah Dan Tidak Kembali

Namun yang terjadi

Bibirku Keluh, Tak Dapat Mengusirmu Dari Sini"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.