Masih Ada

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "

(Masih Ada)


Pada tanggal yang kian menua,  

Atau malam yg semakin buta, 

Larut dalam hangatnya suasana, 

Lirih nama mu masih ada, 

Dalam rasa tak bernama, 

Kau yg selalu ada dalam doa, 

Entah bagaimana kedepannya, 

Semoga aku bisa merela, 

Bila kelak bukan kau pada akhirnya.


(Gerimis)


Awan menangis

Air turun berbaris

Jatuh dengan tragis

Mengeroyok dengan sadis

Bukan tuk mengikis

Namun menghilang yang amis

Demi bumi tersenyum manis

Ialah grimis.


(Penjilat)


Hujan hoax  media saat derasanya arus politik, 

Demi mengemis simpati publik,

menghalalkan segala taktik, 

hujat menghujat isi disetiap kritik, 

Merekayasa sudah jadi hal biasa,

seolah olah menjadi budaya sipencari kuasa, 

ini kah indonesia?,

krisis moral dan etika.


(kupu-kupu ku yang lucu)


Hai kupu-kupu ku yg lucu

Ma'af sering kali ku merayu

Bukan karna ku tak tau malu

Namun karna ku tak lagi bisa membisu

sayapmu seakan terus menyapaku

Kepakannya slalu buat ku takjub terpaku

Mengagumi mu tak bisa lagi ku tipu

Tak jarang ku merasa ragu nan ambigu

Akankah kupu-kupu mau bersama ulat bulu?

Untuk mu yg kabarnya slalu kutunggu

Ku mulai tercandu, merindu, ingin bertemu.



(Dinda)


Sicantik jelita, cinta pertama

Entah akan kah bertahan berapa lama,

.

Bingung, merenung, kenapa secantik dia, bisa menerima

Khawatir dan takut ia berpura pura

Hanya berbicara tapi tak ada rasa,

.

Gugup berdegup saat pertama ku jumpa

Selalu ku ingat dan tak kan ku lupa

Senyuman dan salaman hangat darinya

Saat bersepeda bersama indahnya cuaca

.

Ku pun terpana akan wajahnya yg manis

Yg elegan dari hidung, mulut, mata & alis

Ku pun mulai sadar dan pesemis

Karena tak begitu yakin yg terlalu manis 

Akan kah mau bersama yg amis

.

Berasa tak nyata lebih ke mimpi

Ketika simanis bilang ada rasa dihati

Kala itu aku punya janji, Janji tak akan menyakiti

Berusaha buat nya senang walau aku yg harus pergi

.

Iya, dinda, cinta pertama

Cinta ku selain kepada agama dan keluarga

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.