https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
"PUISI 1
MALAM SANG KORAWA
Karya Nurohmah Kurniasari Dewi
Malam yang kelam
Mata tak bisa terpejam
Terusik debat yang panjang
Dambaan hati temaram, hanya dalam kiasan
Wajah mengiba, membara api nestapa
Cari salah siapa, cari salah dimana
Menunjuk bukan ke muka
Hanya membesarkan ego semata
Linangan air mata membekas gores luka
Celaka adanya
Hanya berselimut kekalutan tajam
Gelora merahnya memadam
Pahatan demi pahatan
Sayatan demi sayatan
Membuka lubang menganga
Rimba bualan dalam pikiran
Kosong adanya
Menguras isi kepala menggilas untaian nada
Berdentang sumbang
Palu memalu malu
Menumpulkan senandika
Ladang gersang
Meradang garang
Pekat terlalu terikat
Pada usang berkarat
Pangkalnya tak terarah, ujungnya ‘ntah kemana
Menerka siloka
Mana yang jadi biang busuknya
Beban itu tak mau bersarang dipundaknya
Mengais-ngais nuriah yang tak ada batang hidungnya
Ujungnya ia bergelantung pada fana
Hilang sudah nuraninya
Dan tak sadar dia menuju baka
Kelimpungan ketika ditanya tentang malam tadi kau gunakan untuk apa
Tak sadar ditipu Korawa, tak sadar terdaftar jadi pasukannya.
Bandung, 6 November 2021
PUISI 2
AJARAN LELAKI TUA
Karya Nurohmah Kurniasari Dewi
Terbang arwah menerbangkan asa
Gelap mendekap harap
Kenyataan menyergap tumpuan
Langitpun mendung berkabung
Gemerlap bintang tertutup kabut
Tertutup semangat yang surut
Apa aku perlu berselimut melankoli
Menyinyiri masa ini
Menyumpahi usaha yang –aku kira- nihil
Tutupi semua hal yang mungkin
Tiba-tiba cepat ku terperanjat
Lelaki tua bawa tongkat
Kaki kanannya sudah tiada
Sambil tersenyum ia jajakan asa
Menawari potongan roti kismisnya
Ia bahkan tahu esok lusa Tuhan tetap berkatinya
Sementara aku, diatas kereta ini
Dengan perut yang masih terisi
Dengan baju yang masih berdasi rapi
Derasan peluang masih mengalir
Hidup yang masih bergulir
Lelaki tua senyumannya mengajarkan bahwa asa tetap ada, keajaiban juga ada
Jalan dan petunjuk pasti tersedia
Pada yang terus melangkah
Pada hamba yang berdoa
Pada diri yang yakini Dia itu Mahaada
Bandung, 8 November 2021
PUISI 3
DESTINASI FANA
Karya Nurohmah Kurniasari Dewi
Jemari yang bergetar
Tetesan air asin dari pelipis kepala berkelakar
Suara “dug dug dug” dari dada berirama berantakan
Kaki yang menhentak tak karuan
Kibang-kibut resahan alis yang berkerut
Ia sedang berkelana menyusuri delusi yang ia kira fakta
Menyapa kubangan masa lalu
Mengorek korengan penyesalan
Mengacak-acak rajutan peristiwa
Mengutuk gumulan trauma
Lupa bahwa semua hanya destinasi fana
Lalu ia berusaha bangun
Melantunkan irama kesadaran
Membentuk untaian dinamika
Melihat semua destinasinya
Adalah sebuah kumpulan berlian-berlian
Yang masih terbenam tanah lumpur
Yang perlu ditempa
Untuk jadi bahan bangunan
Bangunan akan jati dirinya
Agar ia bisa menapaki, menginjak bumi
Hari ini, detik ini, disini dan saat ini
Bandung, 8 November 2021
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.