LOVE DESTINY- Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 "LOVE DESTINY

By: Putri Bagialih


Pagi ini semua memang perlu di siapkan dengan baik oleh gadis itu, dari ujung kepala hingga ujung kaki. Mulai dari winter yang menghangatkan raga,hingga sepatu anti slip yang meriuhkan kedua kaki yoshiko. Yapss..Yoshiko nichi. Seorang gadis berkulit putih langsat dengan mata yang hampir tak terlihat sama sekali saat ia tertawa. Biasanya pada akhir bulan November ini, Kristal salju mulai turun di wilayah utara kota tercinta Yoshiko,yaitu  Prefektur Niigata. Bisa di katakana, yoshiko  sangat mencintai bulir-bulir putih yang jatuh dari langit itu. Namun apa daya, pagi ini yoshiko harus pergi kekantor untuk menyelesaikan pekerjaannya yang deadline adalah hari ini. 

Kristal salju semakin banyak berjatuhan di langit kota Niigata saat ia keluar dari rumahnya . Gadis di balik syal biru itu  menatap dengan bahagia satu per satu Kristal salju yang berjatuhan di hadapannya. Dengan langkah tegas, ia menyusuri jalan di kota Niigata. Entah apa yang ada di pikiran gadis bermata sipit itu, Ketika yoshiko mulai melangkah melewati Taman Yahiko, Ia menatap dengan cinta ke arah taman tersebut. Desir angin pun seolah tau akan gelora rasa yg tengah melanda, bagitupula pepohonan yang ikut melambai- lambai malu disekitarnya. Yoshiko tak pernah jenuh menatap lelaki yang dingin itu, jika ia bayangkan masih lebih dingin lelaki itu di bandingkan salju yang turun dari langit kota niigata. Bulir demi bulir air mata membasahi kedua belah pipi Yoshiko karena sangat girang melihat lelaki dingin itu. Sampai detik ini, hati gadis jelita itu tak pernah beranjak dari sang pujaan hati.  

Yoshiko tak pernah bertemu orang seperti Hanawa, meskipun lelaki itu tak terlihat seperti pangeran dalam cerita dongeng, ataupun cerita wattpad barangkali. Yoshiko tetap saja membeku ketika di minta untuk mendeskripsikan pujaan hatinya. Lelaki yang yoshiko lihat saat ini, masih seperti mimpi bagimya. Semua terasa begitu janggal, namun menyenangkan. Bagimana tidak menyenangkan? Ketika hal yang yoshiko rasakan adalah jatuh cinta pada lelaki yang berdiri tepat pada sorot matanya itu, dan lagi-lagi ia hanya bisa memandanginya dari jauh. Yoshiko berpikir, entah sampai kapan ia harus menunggu lelaki itu dan jatuh cinta secara diam-diam. Entah yoshiko yang terlalu pengecut, atau semesta yang sedang menghakimi dirinya. Hanawa adalah salah satu alasan yoshiko untuk tetap bertahan dalam hidupnya. Semua isi diarynya di penuhi tentang hanawa, segala sesuatu tentangnya yang mungkin menurut orang lain tak penting, namun bagi yoshiko sangat penting. 

Sesampainya di kantor, yoshiko menghempaskan tubuhnya pada sofa di ruang kerjanya. Tak terasa, arloji di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 9 malam, ia segera menyudahi semua aktifitas di ruang kerjanya lalu berbegas pulang. Ia melangkahkan kakinya yang gemetar,desir angin dan pelita yang redup di sepanjang jalan membuat bulu kuduknya berdiri. Yoshiko merasa ada yang membuntutinya dari belakang, namun ia tak menghiraukannya demi menekan rasa takutnya. 

Dan… brukkk.. balok kayu berhasil mendarat di kepalanya.

Yoshiko perlahan membuka matanya, sambil meringis kesakitan. Tampak seorang lelaki berbalut serba hitam menghampirinya dengan menggenggam belati di tangan kanannya. 

“Hi, I want to play a game with you….” Ucap pria tersebut. Pria itu menggenggam tangan yoshiko dan mengukir bunga mawar di lengan yoshiko dengan belati yang ia bawa. Yoshiko tak bisa berkutik karena cekalan tangan pria itu sangat kuat. Sebenarnya, postur tubuh pria itu sangat tak sing baginya, namun ia tetap tak mampu menerka-nerka siapa lelaki itu. Setelah pria itu selesai melakukan aksinya, pria itu segera meninggalkan yoshiko begitu saja. Yoshiko berusaha untuk melepaskan diri dari jeratan tali yang mengikat tubuhnya dan ia berhasil kabur. Keesokan harinya yoshiko memutuskan untuk tidak pergi ke kantor, karena keadannya yang sedemikian rupa. Baru saja ia membuka mata, terdengar denting notifikasi dari ponselnya. Nomor tidak dikenal mengirim message kepadanya yang bertuliskan ”Mine”. Yoshiko kembali merekam ulang kejadian semalam di kepalanya, namun lamunannya terhenti ketika bel rumahnya berbunyi. Ia segera beranjak dari tempat tidurnya untuk membuka pintu. Namun, tak ada siapapun yang berdiri diambang pintu, hanya terdapat sebuah kotak yang berisikan sebuah foto yang dilumuri dengan pewarna merah. Dengan gemetar, yoshiko bangkit dan memeluk foto itu. Yoshiko merasa janggal dengan hal itu, ia mencari tahu hubungan lelaki yang menyekapnya kemarin dengan foto berlumuran pewarna merah itu. 

Hingga pada suatu hari, yoshiko memberanikan diri untuk memberikan Hanawa sebuah bingkisan kecil, yang didalamnya berisi satu buah coklat dan sepucuk surat. Hanawa sontak kaget melihat yoshiko mengulurkan tangannya dengan sebuah bingkisan kecil yang di genggamnya. Tangan hanawa di pegang secara paksa oleh yoshiko untuk menerima bingkisan yang di berikannya. Baru saja hanawa menggenggam bingkisan yang di berikan, Yoshiko pergi mendahului, hilang entah kemana saat itu. Hanawa tau gadis itu telah bertahun-tahun mengincarnya, namun hanawa tidak pernah tau nama gadis itu. Hanawa akhirnya membuka bingkisan itu dan terkejut melihat tulisan di atas coklat itu. Dan tak ada yang tahu apa yang terjadi di kedepannya, tepat 7 hari setelah coklat itu di terima oleh hanawa, ia berpikir bahwa yoshikolah gadis yang selalu muncul dalam bunga tidurnya, pada saat itu juga,Hanawa berniat untuk meminang gadis itu. Hanawa datang dengan kedua orang tuanya ke rumah yoshiko. Pada saat itu juga, Upacara ‘’Nodate’’ seharusnya sedang berlangsung. Nodate adalah satu tradisi minum teh di jepang, yang di adakan di luar ruangan. Naamun, halaman rumah yoshiko tampak sepi dan rumahnya seperti tanpa berpenghuni, hanya guguran bunga sakura yang berserakan di atas tanah yang di pijak Hanawa saat itu. Hanawa tetap memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah gadis itu. Tampak seorang wanita paruh baya yang berdiri di hadapan hanawa yang tak lain adalah ibu dari yoshiko. Hanawa yang membawa buket bunga dan kedua orang tuannya, membuat wanita paruh baya itu terkejut, wanita itu bertanya pada hanwa

‘’maaf ingin mencari siapa?’’

“ saya ingin mencari yoshiko, putri ibu dan saya ingin meminangnya”

Ibu yoshiko saat itu menunduk lesu di timpali dengan kebingungan untuk menjawabnya, karena selama ini yoshiko tidak pernah menceritakan pada ibunya jika ia memiliki kekasih. 

“ saya ingin bertemu yoshiko, karena kurang lebih satu minggu yang lalu dia menghampiri saya dengan memberikan bingkisan kecil” kata hanawa

Ibu yoshiko perlahan mulai menengadah dan hanawa pun syok ketika melihat calon mertuannya berlinang air mata

“ Yoshiko telah pergi meninggalkan kami 9 November lalu”

Degup jantung hanawa seketika seperti berhenti berdetak. Ia mengingat, saat yoshiko memberikan bingkisan itu adalah tepat pada tanggal 10 November, dan ia sadar bahwa bukan yoshiko yang datang kala itu dan saat itu Hanawa tidak berpikir untuk membuka surat yang diberikan oleh yoshiko. Tanpa merespon apapun perkataan dari ibu yoshiko, Hanawa bergegas pergi ke pemakaman dekat rumah yoshiko. Hanawa bergegas melihat satu per satu liang batu nisan yang ada di pemakaman itu, sampai ia melihat satu pemakaman yang tanahnya masih teramat basah dan di taburi bunga segar di atasnya. Perlahan air mata mengalir di kedua belah pipi lelaki itu. Hanawa menaruh buket bunga yang di bawanya itu dengan note kecil di dalamnya yang tergores tinta “ Will you merry me?” Hanawa menutup matanya, berusaha menguatkan diri dengan berdoa. Hingga pada akhirnya Hanawa tetap ingin melanjutkan pernikahannya saat itu di liang pemakaman dan membayangkan bahwa yoshikolah yang berdiri di sampingnya dengan menggunkan gaun putih yang indah dan memasangkan cincin pernikahan di tangan hanawa dengan di saksikan oleh kedua orang tua hanawa. 


Niigata, 10 November 2018

Dear Hanawa, terimakasih telah lahir ke bumi, terimakasih telah memberiku kesempatan untuk jatuh cinta kepadamu. Aku tau, surat ini akan kau baca setelah aku tiada nanti. Sedikit ku ceritakan apa yang membuatku seperti ini. Berawal dari kotak yang dikirimkan pria misterius kepadaku, dimana yang di dalamnya terdapat fotomu. Aku berusaha menyelidiki semuanya. Apa kaitannya dengan pria yang membekamku sehari sebelumnya. Setelah ku selidiki, orang itu berencana akan membunuhmu karena dia tau aku mencintaimu. Hideki, iya dia hideki pria paling tak waras yang pernah aku temui, dia adalah teman kecilku. Aku juga tak pernah menyangka kisah ku dengan Hideki akan berakhir seperti ini, dia berusaha membunuhmu kala itu, dan aku dengan sekuat tenaga berusaha menghentikannya. Aku harap kau tak menyesali perbuatanku hanawa, aku melakukan ini karena tak memiliki pilihan lain. Aku merogoh pistol di saku celanaku lalu menembaknya. Saat itu, Hideki sudah terkapar di tanah, namun ia bangkit dan membunuhku dengan sekali tembakan. Saat itu juga, banyak manusia yang datang untuk membawaku kerumah sakit. Di rumah sakit, samar-samar suara tangis masuk ke dalam telingaku, yang pada akhirnya aku membuka mataku dan hanya sepucuk surat ini yang bisa ku berikan padamu. I Love You and I Hope You Are Always Happy 


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.