LEMBAYUNG GADIS SENJA - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


LEMBAYUNG GADIS SENJA

(karya: Agus Kristanto)


Menikmati kepingan hidup yang tersisa

Di bawah naungan senja

Senja yang kini membangunkanku pada pikiran lama

Pikiran yang berkecamuk, menahan tangis diluar kuasa

Meredam amarah yang kian membuncah di dada.


Masih terekam jelas bayangan lembayung gadis senja

Bayangan yang merubah tawaku menjadi duka

Bayangan yang membawaku pada lembah kekelaman belaka

Kini… Aku hanyalah seonggok daging yang tahu harus kemana

Yang tak berdaya, menahan benci dan rindu pada gadis senja.



LDR YANG TAK TERDUGA

(Karya: Agus Kristanto)


Awalnya semua terasa ambigu bagiku

Tak banyak orang yang tahu, bahkan diriku pun begitu

Dirinya yang dulu tak pernah ada dalam logikaku

Kini Tuhan tempatkan menjadi yang istimewa di hatiku


Sudah setahun lamanya kita tak bersua

Namun aku masih bisa mengingat semua

Setiap inci lengkungan senyum di wajahnya

Lembut dan hangat usapan tangannya


Mungkin sekarang kita masih tak punya celah

Tak bisa saling menggemgam, hanya merindu 

Walaupun begitu jangan ada kata menyerah

Aku mencintaimu dan akan selalu mencintaimu.



CINTA DI MENIT INJURYTIME

(Karya: Agus Kristanto)


Aku berjalan menyusuri lorong waktu

Sembari kunantikan datangnya kepastian

Pagi berganti siang, siang berganti malam

Tapi tak kunjung aku dapatkan


Kutempuh dimensi kesabaran yang penuh dengan penantian

Akankah Ia menjawab segala kesabaran dan penantianku?

Hingga detik ini, menunggu masih menjadi rival terbesarku

Seribu untaian kata kuberikan kepada Tuhan dalam doaku

Demi kudapatkan apa yang ku harapkan


Kaki ini terus melangkah, hingga di menit injurytime

Pantang menyerah menciptakan kebahagiaan yang kini menyelimuti hidupku

Dulu aku hanya bisa memandang dan menunggunya

Kini… Ku bisa berdiam disana.

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.