KISAH SI BUNGSU - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


KISAH SI BUNGSU

by: sarumira (sarmila)


          Ini kisah tentang sibungsu, ia terlahir dengan keadaaan yang amat tidak sempurna, bahkan bisa dikatakan waktu kecil ia gizi buruk, ia harus rela mati-matian dalam memperjuangkan hidupnya, ia rela dihina, ia rela dicaci maki, bahkan 16 tahun lamanya, dia masih terus terusan dibully. Dia si bungsu, dia kuat, dia hebat, meskipun sebagian orang memandangnya dengan perasaan jijik, perasaan benci, dan perasaan yang tak habis habisnya mencaci maki, dia hidup dikeluarga yang amat sederhana, bisa dibilang keluarga yang tak ada harmonis harmonisnya sama sekali. Ibu & bapaknya dahulu pernah bercerai, waktu dia masih kecil ibu & bapaknya memilih jalan berpisah, padahal dalam usia yang masih dibilang kecil anak anak masih membutuhkan kasih sayang & keharmonisan keluarga, dia tahan banting, bahkan dalam keadaan dia masih broken home pun dia masih bisa senyam senyum, tapi dia ga bisa bohong sama diri sendiri, bahwa dia butuh dukungan, butuh support dari orang tua keluarga, dia ingin hidup normal dengan kondisi fisik yang ga normal, dia ingin seperti manusia pada umumnya, yang disayang orang tua, yang dibangga banggakan keluarga, dan dikasihi oleh sang kakak kakaknya.


         Si bungsu ini, tak pernah merasakan sekolah TK, dia langsung SD, dikarenakan dia juga orang yang ga punya, dalam kondisi fisik yang begitu dia ingin bersekolah disekolah umum, dia ingin membuktikan bahwa dengan kondisi yang seperti itu dia juga bisa, dia bisa menjadi orang yang cerdas, yang gigih, dan pemberani. Tapi, sayangnya.. selama dia bersekolah di sekolahnya, dia dibully, dia terus terusan diganggu oleh teman sekelasnya, apa salahnya? mengapa dia harus menerima perlakuan yang seharusnya dia ga harus menerimanya? kenapa orang yang ga sempurna harus menerima hukuman bully? hukuman dibenci? hukuman dipandang rendah? selama dia lulus SD, dia masih dibully, jujur, menurutku dia adalah sosok human yang terbaik, dengan kondisi yang tidak sempurna dia bisa menyempurnakan dirinya sendiri, dengan kondisi ekonomi yang tidak memadai dia merasa cukup, dengan tidak disayangi oleh saudara kandung sendiri dia masih bisa tersenyum, dengan tidak disupport, didukung, dan diberi nasihat oleh kedua orang tuanya sendiri, dia masih tetap bisa menjalani hari hari dengan lapang dada menerimanya.

              



        Mungkin, jika dia berniat mengeluh, dia bisa mengeluh, mungkin jika dia berniat untuk menjadi ""anak yang nakal"" dia juga bisa menjadi nakal, jika dia berniat untuk bisa membalas orang orang yang mencacinya, dia juga bisa membalas, tapi dia tidak begitu, dia menolak untuk membalas, dia menolak untuk membenci, dihatinya cuman ada cinta, dihatinya cuman ada kepedulian.

           Semakin dewasa, si bungsu sadar bahwa mungkin didunia ini bukan cuman dia yang merasakan rasa sakit diatas rasa sakit, dia sadar mungkin dengan cara seperti ini, dia bisa menjadi diri sendiri yang sejati, mungkin dengan cara dia tidak dihargai dia bisa menjadi orang yang paling berharga, dan mungkin dengan cara dia dicaci maki, dia sadar bahwa jalan wangi yang dia tempuh itu ya dengan cara begitu. Sejujurnya, dia ingin.. dia ingin bisa dicintai penuh oleh kedua orang tuanya, dia ingin disayang oleh saudara kandungnya, dia ingin mempunya teman yang benar benar nyaman jika berada didekatnya, dia ingin menjadi kebanggaan untuk kedua orang tuanya, dia ingin dicintai sepenuh hati oleh kedua orang tua itu bagaimana rasanya, disayang sayang oleh kakak sendiri itu bagaimana sensasinya? dalam hati yang paling dalam dia berdoa: ""Tuhan, adakah waktu dimana aku dipandang indah oleh kedua orang tuaku, dipandang berharga oleh sebagian orang? aku ingin, aku ingin hidup yang normal, aku ingin menjadi manusia sempurna meski dalam beberapa jam saja, aku ingin bagaimana rasanya hidup tanpa bullyan, hidup tanpa cacian, hidup tanpa pandangan pandangan meremehkan, tuhan jika memang jalanku begini, kuatkan aku dalam setiap keadaan, temani aku dimanapun & bagaimanapun aku nantinya, Tuhan maafkan aku yang selalu mengeluh, semoga dengan jalanku yang pilu ini aku bisa menjadi manusia yang bahagia seutuhnya, Tuhan.. aku ingin keluargaku menerimaku apa adanya"".



                 Si bungsu itu, ingin hidup dengan caranya sendiri, dengan memutuskan hidup seperti apa yang dia impikan, dia ingin bebas, dia ingin menemukan jati dirinya dengan tanpa paksaan orang tua atau bahkan siapapun, dia tidak ingin hidup untuk memuaskan ekspetasi orang lain, meskipun dia tidak sempurna dia ingin hidup menjadi dirinya sendiri, hidup dengan jalannya sendiri, dan hidup dengan apa yang dia impikan. Tapi keadaan menolak untuk itu, si bungsu dipaksa menuruti keinginan keinginan orang tua & keluarganya untuk kuliah diuniversitas yang keluarganya inginkan, padahal dia tidak mau diuniversitas itu, dia punya pilihannya sendiri, dia punya impiannya sendiri, tapi keluarganya tak mau menerima apapun impiannya, tak mau mendengarkan apapun keputusannya, dia harus bagaimana? dari dulu si bungsu selalu diberi jalan buntu, bahkan dalam memilih masa depan pun dia dibuntukan jalannya oleh berbagai eskpetasi ekspetasi orang lain. Kenapa orang tuanya selalu memaksa? kenapa dia tak memberi dukungan sedikitpun? kenapa dia tidak percaya dengan apa yang aku impikan?tapi si bungsu kembali merenungi, mungkin ini memang udah jalannya aja, dalam hati dia berkata: ""sabar, gapapa semua akan baik baik aja"".

               Setelahnya, hampir beberapa hari dia berdebat soal memutuskan mau lanjut kuliah dimana, dia menemukannya & kedua orang tuannya agak setuju, meskipun sebagian kakak kakanya masih belum terima & malah mencaci maki impianku.

                Sebagian orang menilai bahwa ""enak ya jadi bungsu, apa apa selalu diturutin, dimanja manja bahkan disayang"" tapi tidak dengan si bungsu yang satu ini, dia tak pernah merasakan bagaimana rasanya dimanja manja, disayang sayang, bahkan ingin mengutarakan kesedihan yang dia pendam saja tidak bisa, menjadi bungsu itu tidak mudah katanya, sama sama punya tanggungan besar, sama sama punya banyak cerita cerita pilu, menjadi bungsu harus bisa menjadi pembaharu dalam keluarga, harus bisa menjadi lebih baik dari anak anak sebelumnya, baginya bungsu ga selalu identik dengan manja, bungsu juga mandiri, bungsu juga punya banyak kisah pilu.

           Dia takut, bahwa apa yang dia impikan  itu hanya sebuah angan angan yang tidak diberi kepercayaan. Dia takut bahwa apa yang dia lakukan itu salah atau bahkan tidak benar sama sekali. Si bungsu itu penuh dengan ketakutan, kekhawatiran, dan kekecawaan yang mendalam, dia butuh seseorang yang mau mengerti dirinya, yang mau mendengarkan & mau memahaminya. Dan dia juga ingin menemukan apa arti dicintai yang sesungguhnya.

              Dia juga tidak tahu, bagaimana dia harus bertahan lagi dan lagi, menguatkan bahu lagi dan lagi dan memberi ruang untuk luka lagi dan lagi. Tapi, bagaimanapun juga kehidupan akan terus berjalan, tidak selamanya kehidupan akan selalu buruk, yang terpenting bagaimana harus menyikapi dan selalu belajar mengambil pelajaran yang ada didalamnya.

        Dia juga sama, punya banyak sekali lika liku dalam jalan cerita hidupnya, dalam kisah kisah dikehidupannya, dia juga selalu mengalami hal hal yang diluar kendali dia, diluar dugaan dia, dia pandai menutupi, membohongi diri sendiri, bahkan selalu berusaha supaya baik-baik dan pura-pura bahagia saja, alih alih mengambil jalan untuk meminimalisir kesedihan, ia kalah terjebak dalam kesedihan-kesedihan yang dulu pernah ia rasakan.

Dia bilang: "" hidup itu aneh memang, siapapun dipaksa bertahan meskipun ribuan kali ditimpa berbagai kepedihan dan kekecewaan"".

                Sejak saat itu, sibungsu sadar bahwa apa apa yang sudah sepatutnya hadir dihidupnya pasti tidak akan bertahan lama, bahwa menerima apapun pemberian-Nya dalam hidup kita adalah sesuatu yang harus dijaga, disadari, dan disyukuri. Dia bilang dia akan hidup bebas, jika dia bersikap lepas, lepas dari sesuatu yang memang dari awal bukan miliknya, bukan jalannya, bukan takdirnya, lepas dari menyalahkan orang lain, menyalahkan diri sendiri dan menyalahkan kondisi. Dia sadar, bahwa untuk bahagia ia harus rela, meskipun ia juga yang terluka.


              Demikian, sebagian kisah kecil si bungsu, kisah yang tak ada henti-hentinya untuk dikisahkan, bagi siapapun yang menjalani kisah rumit seperti ""sibungsu"" jangan menyalahkan siapapun, hidup itu berproses, siapapun kamu seperti apapun kamu ""kamu akan bersinar dengan cahayamh sendiri"",  semoga dimanapun bungsu bungsu kalian berada, jangan menyerah, jangan takut,  bangkit & perbaiki diri, karena tidak ada manusia yang sempurna sejak awal, tapi sebagai manusia yang diciptakan sesempurna mungkin, maka sempurnakanlah hidupmu untuk hal hal baik, jangan membalas dendam, jangan ikut mengejek, jangan membully, karena semoga orang punya perubahannya masing masing, satu lagi, jangan lupa selalu cintai diri sendiri, apapun kurang & lebihmu jadikan itu semua sebagai penyempurna batas hidupmu"".


Sibungsu pamit

Jangan lupa ""kita semua harus bahagia"".

             


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.