KENANGAN DIBUKIT REMBANGAN - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "KENANGAN DIBUKIT REMBANGAN

Oleh Maqrub Abidin


Mendung tidak datang malam ini.

Mendung tidak datang malam kemarin.


Janji angin hembuskan kenangan dibukit rembangan.

Masuk dari celah – celah pohon keheningan

Meresapi belaian angin yang lama terasa dingin dan asing

Apakah kita sudah lama tidak bertemu? Tanya sepi,

beraroma tanah basah gerimis sore ini


Aku lihat titik-titik lampu dari kejauahan menjadi jembatan,

antara penat dan waktu yang berjalan

Tubuhku tenggelam, ditelan ilusi pikiran

Secangkir kopi tanpa gula,

menjagaku dari hanyutnya kenangan


Jarum-jarum waktu berlarian dilingkaran yang sama

Apakah ini yang namanya setia?

Mendung sedang ingkar malam ini

Hari ini tidak pernah ada, dan kemarin pun sama

Seperti rindu si penyendiri kepada hati yang bukan miliknya


Puisi ini ku tulis tentang rasa, ingatan dan diriku

Aku tidak sedang menulis kabar untukmu

Aku hanya mencari batas-batas antara nyata dan ketidakwarasanku



PUISI-PUISI IBU

Oleh Maqrub Abidin


Subuh di bulan Juni 

Detak jantung waktu mengisi ruang hening

Ingatan masa kecil memasukiku sebagai kabut pagi

Remuk ku peluk tubuhku sendiri, 


Aku rindu puisi-puisi ibu 

Ditulis dari kumpulan bahasa-bahasa tubuh

Dari rahim tersusun dan tercipta utuh

Aku mengenalnya suara, sentuhan 

detak jantung itu, aku tahu itu ibu


Tangan kecil malaikat merah 

bergerak pelan menggapai jari-jarinya

Peristiwa sederhana buatmu senang tak karuan

 Memuji seakan semesta tidak ada apa-apanya


Kini aku jauh, anakmu rindu

Ombak dalam dada berderu-deru

Tubuhku hancur tertimpa ingatan masa kecilku

Melawan hukum alam atas nama rindu



JEDA DARI SEMESTA

Oleh Maqrub Abidin


Tuhan memberinya lelah hari ini

Nafasnya terasa berat dan mati rasa

Sesekali kakinya berjalan lambat

Berhenti di tangga-tangga yang dipijak


Dibalik pintu kaca

Cahaya jingga dan bayangan sepasang pohon tua 

melihatnya terbaring diatas dipan perawatan

Menggigil, menggigil, tubuhnya menggigil


Irama jarum waktu mengisi ruang kosong dikamar itu

“Ada apa dengan mu?” tanya laba-laba hitam 

merajut sarang dibawah dipan

“Biarkan aku istirahat” jawabnya


Ini bukan soal karma, Ini bukan soal darma

Hanya kesempatan jeda dari semesta 

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.