Jebakan - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


Jebakan

Ihsan Wafi


Ada seorang dua siswa SMA yang kerjaannya suka ngebully sama malakin ade kelas terus. Sebut saja namanya Deni dan Rio. Banyak cara-cara bullyan dari mereka berdua yang biasanya berakhir dengan sukses. Biasanya, aksi pembullyannya dilakukan secara diam-diam dan jarang diketahui oleh siapapun, termasuk para fasilitator sekolahnya. Singkat cerita, ada seorang siswa baru yang rupanya terlihat culun dan lugu. Sebut saja namanya Yuda yang merupakan ade kelas Deni dan Rio. Yuda ini sering menjadi bahan bullyan oleh Deni dan Rio serta beberapa temen seangkatannya. Misi pembullyannya selalu berhasil dilakukan olehnya hingga membuat Yuda pasrah akan keadaan yang menimpanya. 


Pada suatu hari yang cerah, Deni dan Rio mempunyai sebuah misi baru untuk melakukan aksi pembullyannya kepada Yuda. Namun kali ini, aksi pembullyannya bisa dikatakan tergolong kompleks dan tidak seperti biasa-biasanya. 


Deni : “Io, kita isengin si Yuda lagi yuk.”

Rio : “Wah, hayulah, gw udah gregetan banget sama dia.”

Deni : “Hahaha, sama, gw juga udah greget bangt sama tampangnya yang kaya gitu. Eh, tapi kayanya gw punya cara baru nih buat ngebully dia.”

Rio : “Wah, kaya gimana tuh Den caranya, seru nih kayanya.”


Caranya, mereka menggali sebuah tanah sedalam-dalamnya hingga menjadi sebuah lubang. Lalu, didalam lubang tersebut, nantinya diisikan beberapa mainan serangga yang tentu terlihat menggelikan. Agar lubangnya tidak terlihat oleh siapapun, maka nantinya, lubang tersebut ditutupi oleh tanah kembali. Aksi penggalian ini mereka lakukan di malam hari, ditempat biasanya Yudi suka lewat. Kebetulan, tempat tersebut sangatlah sepi sepanjang hari. Jadi diperkirakan, jarang orang-orang mengetahui akan keberadaan mereka berdua.


Aksi penggalian ini dilakukan, kurang lebih selama 3 jam. Setelah selesai membuat jebakannya, mereka berdua sempatkan diri untuk berpesta kecil bareng dan setelahnya memutuskan kembali kerumah untuk beristirahat. 

Deni : “Huhu, akhirnya selesai juga ngegalinya kita.”

Rio : “Wah, ngak kerasa cuk, udah 3 jam lebih ngelakuinnya.”

Deni : “Gw harap nih ye, pas si Yuda kena jebakannya, dia bakal trauma dan mungkin ngak mau sekolah lagi, wkwkwk.”

Rio : “Wkwkwk, jangankan ngak mau sekolah, mungkin dia bakalan keluar dari sekolah karena trauma menjadi bahan bullyan terus.”


Cara pembullyan ini belum pernah mereka lakukan sebelum-sebelumnnya dan baru pertama kali dilakukan seumur hidup mereka. Cara pembullyan yang mereka lakukan ini juga terinspirasi dari tentara Vietnam yang dimana mereka telah membuat sebuah jebakan untuk menaklukan tentara Amerika Serikat ketika Perang Vietnam bergulir. Esoknya, sebelum berangkat ke sekolah, Deni dan Rio melihat kondisi jebakannya terlebih dahulu dan menunggu kehadiran Yuda untuk melewati dan terjatuh dari jebakan yang telah mereka buat kemarin.


Deni : “Hahaha, gw udah ngak sabaran nih lihat si Yuda jatuh.”

Rio : “Pasti dia bakal kaget banget sih, kok bisa tiba-tiba ada lubang.”


Namun, sepertinya harapan tersebut tidak sesuai dengan apa yang terjadi. Hampir setengah jam menunggu, Deni dan Rio belum melihat tanda-tanda apapun dari kemunculan Yuda. Mereka cukup dibuat kebingungan kenapa si Yuda belum melewati jebakan tersebut. Padahal, disetiap pagi hari, Yuda selalu melewati daerah yang terdapat jebakan tersebut. Sampe-sampe mereka jadi ribut ngak karuan hanya gara-gara si Yuda satu ini. Harusnya mereka sudah sampai disekolah, namun karena Yuda yang tak kunjung muncul, mau ngak mau mereka harus rela menunggu kedatangan Yuda yang diharapkan terjatuh dari jebakan tersebut.


Pada saat ditengah-tengah keributan Deni dan Rio, terdapat satu orang cowok yang nampaknya terlihat seperti Yuda dengan pakaian yang rapi melewati jebakan tersebut. Dan naas, cowok tersebut jatuh dari jebakan tersebut. Deni dan Rio yang melihatnya nampak begitu kesenangan dan tergirang-girang akan aksinya yang berhasil dilakukan. Mereka dengan hati yang begitu senang langsung bergegas menuju ke tempat jebakan tersebut untuk siap-siap menyoraki dan menertawakan Yuda. Namun apa yang dilihatnya, ternyata bukanlah Yuda, melainkan Guru Matematikanya sendiri yang dikenal galak dan pelit nilai. Si duo songong ini sesegera mungkin langsung menolongi gurunya dan merasa sangat kecewa karena sasarannya bukanlah sesuai yang diharapkan. 


Sesampainya disekolah, mereka sempatkan untuk bermain terlebih dahulu dan mengikuti kelas seperti biasa. Setelahnya selesai mengikuti kelas selama 2 jam, tiba-tiba mereka berdua dipanggil oleh guru Matematika yang menjadi korban jebakan tadi ke ruang guru. Pada saat diruang guru, Guru Matematika ini memegang sebuah rekaman video dari hp yang memperlihatkan aksi mereka berdua ketika sedang membuat jebakan serta dialog yang mereka ucapkan selama aksi tersebut. Awalnya, duo songong ini sempat tidak mengakui aksi yang mereka lakukan tersebut. Namun karena sudah ada bukti yang kuat serta nada yang cenderung galak dan tegas dari gurunya, mau ngak mau, mereka harus mengakui aksinya.


Dan asal tau saja, orang yang merekam aksi tersebut, bukanlah gurunya, melainkan Yuda yang dimana menjadi target jebakan dari Deni dan Rio sendiri. Mereka ngak nyangka banget, ternyata selama ini, Yuda telah diam-diam merekam aksi konyol yang mereka lakukan. Karena aksi ini, mau ngak mau Deni dan Rio harus menerima konsekuensinya. Namun konsekuensinya bukanlah berupa hukuman skorsing atau hanya keliling lapangan, melainkan langsung dikeluarkan dari sekolahnya. Alasan di DOnya mereka bukanlah semata-mata hanya membuat jebakan bodoh tersebut, melainkan sudah banyak laporan mengenai aksi pembullyan dari mereka.


Dikiranya Yuda yang bakalan keluar dari sekolah, malah mereka berdua yang di DO. Karena kasus ini, mereka berdua begitu menyesali perbuatan yang sudah mereka lakukan selama bertahun-tahun disekolah dan mempengaruhi hubungan pertemanan mereka yang menjadi kandas. Padahal mereka sudah berada di kelas 3 SMA dan setengah tahun lagi, sudah mau melanjutkan perjalanannya ke perguruan tinggi. Namun, mereka berdua sudah harus di DO sebelum mereka dinyatakan lulus dari sekolahnya. Semenjak kejadian itu, mereka berdua sudah tidak pernah berkumpul bareng lagi dan tidak pernah melakukan kerjasamanya kembali untuk melakukan aksi-aksi bodoh seperti halnya pembullyan. "


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.