Jarum jam masih berdenting - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Jarum Jam Masih Derdenting


Aku terdiam tak sanggup bergeming

Berdiri ataukah kembali terbaring

Bagaikan kayu yang sudah kering


Jarum jam masih berdenting

Aku masih terdiam berbaring

Meratapi nasib yang demikian menggiring

Menggiringku ke pusatnya, hingga kepala ini pusing


Jarum jam masih berdenting

Aku memberanikan diri untuk berontak

Aku tak mau lagi terdiam berbaring

Karena aku makhluk yang berotak 



Sepi


Tersebab,

Tak mungkin bisa bersama,

Maka aku selalu menuliskan syair hati,

Dimana kehidupan dunia bisa diatur sesuai mauku,

Lantas kau dan aku menjadi kita…


Hanya bisa memanggil ingatan untuk mengusir kesunyian,

Tapi ia datang tak pernah sendirian,

Selalu beserta kerinduan.


Terbayang suatu hari tangan kita terkait,

Terlelap bersama dibawah saku langit.


Sepi ini slalu menghantarkanku padamu



Jejak Dalam Udara


Dan lihatlah,


Sekumpulan burung-burung melintas dikotaku

Dilangit senja yang perlahan pekat

ditelan malam Beriringan


mereka terbang pergi dan berlalu

Sedang aku, Menyesap rindu dijejak-jejak yang semakin hilang


Kuingin kau mencintai aku seperti udara,

Meski kasat tapi kau hirup selamanya…




"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.