DETIK-DETIK KEGELISAHAN - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "DETIK-DETIK KEGELISAHAN

(Marianus Wilfridus Sambi)


Waktu itu kabut meracuni samudra

Bintang-bintang hilang dalam tatapan mata

Hempasan angin mencuit pori-poriku

Sakit! Nada gurau yang kupendamkan

Tak ada lagi selimut pemberian ibu yang menghangatkan tubuh dan jiwaku.

Wahai langit dan penguasa, masihkah engkau bersahabat denganku?

Wahai penguasa di manakah engkau menyimpan cahaya bagiku?

Aku takut, jika ibu “pergi”.

Suara itu makin mendekat di lorong jalan

Apakah itu tanda?

Akut takut.

Aku gelisah, jika ini akan terjadi.



AKU YANG BUTA


Langit masihkah ada waktu untuk siang?

Aku tak sabar ingin menikmatinya.

Ada apa dengan mataku?

Aku tak sempat melihat senyumnya matahari di pagi hari dan indahnya bintang di malam hari.

Aku buta. 

Aku hanya bisa merasakan bahwa aku ada untuk bumi. 



RINTIHAN GADIS DESA


1/Mengapa harus ada gelap?

Mengapa harus ada siang?

Apakah itu adil bagi bumi?


2/Wahai kamu yang di sana yang duduk manis menikmati keringat kami

Masihkah kamu tidur dengan pelukan bantalmu?

Bagunlah waktunya sudah siang.

Aku ingin kamu bekerja.


3/Keterlemparanku tak ada yang perlu kujelaskan

Engkau hanya meninggalkan aku tinta hitam yang pekat

Sakit. Seperti tikaman dua pedang menembus jiwaku

Engkau berpaling denganku hanya demi egomu. 

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.