CORONA - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "#CORONA

Kau tersebut setiap lisan walau wujudnya tiada jasad

namun kau terang dalam kegelapan jiwa

secepat itu kau ternama berada di hati setiap insan

bukan karena cinta dan rindu

tapi kau musuh yang nyata


walau barisan salat kini berjarak

jangan menyangka kau bisa menyelinap di dalamnya


mau lari kemana...

saat ini kau terkepung dari semua arah penjuru dunia

menyerah lah...

karena kau tak punya kekuatan untuk insan-insan

 yang bersujud kepada Rabnya

dengan penuh keikhlasan.





#Takdir Yang Sulit Kupahami


Aku melihat batu yang begitu kusam 

aku tertarik untuk mengukir namaku di atasnya 

aku menatapnya dengan penuh keinginan 

mengukir namaku dengan tinta biruku

namun kau kadang tergenang di permukaan air 

kadang kau terhampar di permukaan bumi


aku bingung, hatiku jemu, semangat ku ikut diam dan termenung 

kadang hayalku membentuk sebuah harapan 

namun takdir menjadi hal yang paling menyakitkan 

dan keikhlasan yang memaksaku untuk menerimanya

aku ingin menyalahkan, nama kesalahan terlahir dari keinginanku sendiri 


hati kecilku ingin berhenti, namun takdir seolah menahanku dalam harapan

aku berjuang lagi, namun aku gagal dalam menahan lelah

demikian berat melepas rasa inginku yang telah mendarah daging dalam diriku


aku berusaha menghilangkan rasaku

walaupun pada proses perjalanku membuat cedera otakku 

dan sebuah akhir tak dapat ku tebak. 




#Kematian


kedatanganmu bagaikan bunga yang berjatuhan di tanah

bagaikan matahari yang terbenam


engkau pasti datang dalam setiap makhluk yang bernyawa

menjadi pemutus hubungan.

kedatanganmu menakutkan di hadapan para pendosa 

namun engkau menjadi kabar gembira dihadapkan orang bertakwa 


banyak yang ingin menjauh darimu

karena belum siap berpisah dengan dunia 

keluarga,  kerabat dan orang -orang yang di cintai 

namun apalahdaya jika takdir sudah berbicara 


persiapan adalah hal yang terbaik buat menyambut mu

untuk menjadikan hidup bahagia setelah kedatanganmu nanti.



"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.