Beda Alam - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


Beda Alam

By: ana

 

      Alarm pagi berbunyi dengan kencang aku segera mematikan alarm ku, aku pun segera bangun lalu melihat jam di dinding kamarku, waktu menunjukkan pukul 6 pagi. Aku segera bergegas ke kamar mandi setalah mandi aku berpakaian. Sebelum berangkat aku sarapan terlebih dulu, tiba tiba hp ku bergetar tanda ada pesan masuk aku segera membukanya ternyata pesan itu dari Reyhan, pacarku.

“syg, aku udah di luar.” Isi pesan dari Reyhan aku segera mengambil tas ku lalu keluar tidak lupa aku mengunci pintu rumahku. Sebelumnya kami sudah janjian untuk pergi ke sekolah bersama. Reyhan sudah berada di depan pagar rumahku aku membuka pagar rumah ku lalu menutupnya kembali aku langsung memakai helm yang di beri oleh Reyhan. Sebelumnya kami berdua sekolah di SMAN Kartabagas Jakarta 1 kami sudah berpacaran selama 3 tahun sudah cukup lama kami saling mengenal dari smp, lalu kami memutuskan untuk sekolah bersama saat SMA.

“Ran, kamu udah sarapan belum?” tanya Reyhan kepadaku, Ran panggilan khusus darinya untukku tidak boleh ada yang memanggil aku dengan Ran selain dirinya. Nama ku Kirana Anantasya Alexander orang orang sering memanggilku dengan Kirana atau Kiran.“udah kok tadi, kamu sendiri udah belum?” tanyaku kembali sambil memeluk pinggang Reyhan dengan erat “sudah juga tadi” balasnya sambil tersenyum walaupun tidak kelihatan karna memakai helm.

 Kami sudah tiba di sekolah, setelah sampai gerbang aku turun dari motor Reyhan lalu melepas helm ku lalu mengikuti Reyhan dari belakang. Reyhan memakirkan motornya di tempat parkir aku menghampirinya lalu mengembalikan helmnya lalu kami berdua segera pergi ke kelas.

Kelas kami berbeda namun kelas kami bertempatan sebelahan aku kelas 12 MIPA 2 sedangkan Reyhan 12 MIPA 1. Aku masuk kedalam kelas disana sudah ada Reyna sahabatku ia terenyum meledek ke arahku aku bingung ia kenapa. 

“Napa lu senyum senyum dih” tanyaku sambil menaruh tas di sebelahnya lalu duduk 

“cie di anter sama ayang embeb” ledeknya kepadaku 

“idi napa emang pacar gw ini bukan pacar orang yeuu, pasti lu iri sama gw deh” balasku sambil tersenyum meledek ke arahnya 

“idi ga tuh” Reyna membuang muka “ga salah lagi maksudnya”  lanjutnya lalu aku terlalu puas. Jam pelajaran telah mulai kami pun segera mengeluarkan buku ku.

Makan siang sudah dating aku segera mengajak Reyna untuk pergi ke kantin karna aku sudah sangat lapar. “sabar woy sakit nih tangan gw” marahnya kepadaku 

“lu lama sih gw dah laper tau ga” balasku lalu berjalan kearah kantin dengan tangan yang masih menarik tangan Reyna.

 Setelah sampai kantin aku segera memesan nasi goren 2 porsi untuk aku dan Reyna. Tiba tiba aku menabrak seseorang tubuhnya sangat gagah dan sangat wangi aku mengenal wangi ini, lalu aku mendongakkan kepalaku untuk menatapnya. 

“Kalau jalan itu liat liat sayang” ucapnya sambil mengacak acak rambutku

“Ya kamu ngapain juga berdiri di situ” marahku kepada Reyhan 

“Loh kan tempat umum” jawabnya

“iya deh serah kamu” balasku lalu kembali ketempat duduk yang di tempati oleh Reyna. Reyhan memesan makanan yang sama lalu duduk di dekat Kirana.

 Makanan telah tiba lalu kami pun makan bersama, tiba tiba Reyhan mengelap pipiku karna ada sesuatu di pipiku.  “aduh panas panas” sindir Reyna lalu meminum minumannya. “jomblo iri aja” balas Reyhan lalu melanjutkan makannya. Aku yang melihatnya itu hanya tertawa saja lalu melanjutkan makan ku.

***

Waktu sudah menunjukka pukul 5 sore, jam pelajaran di sekolah telah selesai. Aku akan pulang bersama Reyhan lagi, aku menunggunya di dekat gerbang sekolah. Tiba tiba aku terperajat kaget karna mendengar suara klakson motor tepat di belakang ku, karna merasa menghalangi jalan aku segera meminggirkan badanku. Ternyata seseorang itu adalah Reyhan, Reyhan hanya tertawa melihat kelakuan kekasihnya yang terkejut karna dirinya. Kirana yang menyadari itu langsung memukul tubuh Reyhan dengan pelan. “kamu mah suka banget sih bikin aku kesel, huh” Kirana bersedekap dada lalu memanyunkan bibirnya “habis kamu lucu” Reyhan mencubit pipi Kirana pelan.

Aku segera mengambil helm nya dan naik ke atas motor. Aku masih mengerucutkan bibirku, Tiba tiba Reyhan menaikkan kelajuan motornya dengan sangat tinggi, aku segera memeluk tubuhnya yang sangat gagah namun Reyhan hanya tertawa di balik helmnya. Setelah sampai di rumah aku langsung memberikan helmnya kepada Reyhan dan langsung masuk, Reyhan membuka helmnya lalu berteriak “DASAR BOCIL AMBEKAN WUUU”  aku yang mendengar itu langsung membalikkan tubuhku “YEU RIBET AJA KAMU WUU” balas ku dengan teriakan yang dapat di dengar oleh Reyhan, Reyhan hanya tertawa saja. Aku segera masuk kedalam rumah begitupun dengan Reyhan ia langsung pergi. 

Rumah sangat sepi semenjak kepergian kedua orang tuanya Kirana, Orang tua Kirana telah meninggal beberapa bulan yang lalu karena kecelakaan saat pulang dari kerja. Kirana menghela napas pelan lalu naik ke kamarnya dan membanting badannya di Kasur lagi lagi kira menghela napas pelan “Kangen ngumpul terus cerita cerita, bareng mama sama papa” Kirana sudah tertidur nyenyak, ia sangat lelah karna tidak ada semangat dari mama dan papa nya namun ia sangat beruntung karena telah bertemu dengan Reyhan yang mencintainya dengan tulus, itu membuat alasan Kirana bertahan hidup karna masih ada yang ia harapkan dari Reyhan yaitu hidup bersama hingga menua.

 

***

Kirana terbangun dari tidurnya karena bunyi dering hp nya, ia segera menganggkat telfonnya. “halo?” suaranya yang terdengar seperti orang tidur

“kamu baru bangun? Tadi seblum tidur udah ganti baju belum? Udah makan malam?” tanya seseorang dari telfon tersebut

“kamu bias diem ga? Aku tuh baru bangun udah di tanyain aja, udah kaya wartawan tau ga” balas Kirana 

“Reyhan itu khawatir sama kamu tau ga? Aku chat ga di bales di telfon juga ga diangkat “ curhat Reyhan, iya yang mengganggu Kirana tidur karna dering hpnya terus berbunyi itu karna Reyhan yang khawatir. 

“iya iya tadi tuh aku cape banget makanya langsung tidur ini juga mau ganti baju terus makan malam” balas Kirana sambal bangun dari tidurnya

“yaudah kalau gitu makan yang banyak ya cantiknya Reyhan.” Reyhan langsung mematikan telfonnya.

 Kirana bergegas untuk mandi, perutnya sudah keroncongan tanda bahwa cacing cacing di perut nya sudah lapar. Setelah selesai mandi dan berpakaian ia kangsung turun kebawah lalu memasak telur goreng karna yang ada di kulkasnya hanya ada telur, ia juga belum belanja. Oh iya, dia belanja memakai hasil tabungan ayah dan ibunya ia juga melanjutkan perusahaannya mungkin setelah lulus nanti ia akan langsung bekerja di perusahaan ayahnya, untuk sekarang yang memegang perusahaan ayahnya adalah sekertaris kepercayaannya jadi sekarang ia hanya focus untuk belajar saja. 

 

***

 

Makan malam telah selesai ia menaruh piringnya dicucian piring lalu mencuci semuanya. Kirana mengunci pintu rumahnya dan jendela jelndela lalu kembali ke kamar ia menutup pintunya dengan pelan lalu membaringkan tubuhnya diatas kasurnya, ia membuka hpnya banyak sekali pesan dari Reyhan mungkin lebih dari 100 ia langsung membukanya. Isinya itu adalah beberapa pertanyaan seperti kamu sudah makan? kamu sudah mandi? Kamu baik baik aja kan?. Kirana tidak menyangka sekhawatir itukah Reyhan kepada dirinya? Lalu ia membalasnya

“udah sayang, kamu kayaknya khawatir banget de,  kalau ditinggal aku kamu gimana ya?” balas Kirana yang langsung dibaca oleh Reyhan 

“apasih kamu ngomongnya? Kamu mau ninggalin aku? Jahat banget huhu” balas Reyhan dan dengan tambahan stiker marah dan nangis 

“hahaha, kamu gemes banget sih. Ga lah aku ga bakal ninggalin kamu sayang” balas Kirana lalu dibalas stiker oleh Reyhan 

“janji ya?” tanyanya

 “iya sayang”.

 Setelah asik berchatan dan bertelpon dengan Reyhan lewat handpone kini waktunya Kirana tidur, ia menaruh hpnya di atas nakasnya lalu segera tidur. Rintik hujan menjalari malam hari ini membuat udara terasa begitu dingin Kirana tidak menyalakan AC di kamarnya karn ia tidak mau mati kedinginan. Kirana tidur dengan sangat nyenyak karna ia merasa sangat lelah

***

Pagi ini Kiara bangun sangat pagi karna ia akan membereskan rumahnya, Hari ini harri sabtu jadi sekolah libur namun Kiara melakukan hari liburnya untuk membereskan rumahnya mula mula ia mengikat rambutnya lalu menyapu dan mengepel lantai rumahnya tidak lupa ia menyapu halaman depan rumahnya, lalu ia mencuci baju, mencuci piring, dan menyiram bunga di halaman belakang rumahnya. Tiba tiba ponselnya berbunyi ia mengangkat telepon dari Reyhan.

“sayang, nanti aku kerumah ya” Suara Reyhan yang membuat Kiara tersenyum malu, setiap ia dengar suara Reyhan pasti ia selalu saja salting(salah tingkah)

“iya, tapi sore aja ya soalnya aku lagi beres beres rumah” ucap Kiara dari dalam ponsel 

“kamu lagi beres beres rumah? Aku kerumah deh sekalian bantu kamu yaa” ajak Reyhan “nanti habis beres beres kita jalan jalan oke, aku kangen sama senyuman kamu. Senyum kamu tuh bikin aku semangat tau ga!!” lanjut Reyhan 

Kirana terkekeh pelan “iya yaudah sini sekalian aku mau peluk kamu soalnya cape banget, hati hati di jalan ya” ucap Kirana 

“siap lady Rana” Reyhan langsung mematikan panggilannya lalu mengambil kunci motornya dan berangkat kerumah Kirana.

***

Saat Kirana sedang memasak tiba tiba terdengar suara ketukan pintu Kirana mematikan kompornya terlebih dahulu lalu berjalan ke arah pintu “Sebentar” Teriaknya lalu membukakan pintu.

“BAA” teriak Reyhan yang membuat Kirana terperajat kaget 

“KAMU MAH AH NGAGETIN TERUS!!!” marahku kepada Reyhan, Reyhan hanya menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal 

“hehe maaf ayang” ucapnya sambil mengacak rambut Kirana

Lalu mereka berdua masuk ke dalam rumah dan melanjutkan bersih bersih. 

Makan siang telah tiba setelah kami selesai mengerjakan semua pekerjaan kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu lalu beristirahat. Hari ini Kirana memasak ayam dan sop kesukaan Reyhan. Kirana mengambil piring dan nasi untuk Reyhan terlebih dahulu, Reyhan hanya memperhatikannya sambil tersenyum “Kamu cantik Ran” pujinya Kirana hanya tersenyum saja. Kini mereka menikmati makan siang dengan nikmat, Reyhan memulai topik

“Aku gabisa bayangin kalau kita punya anak, hihi. Pasti lucu deh 2 cowo 2 cewe yakan?” tanya nya kepada kirana 

“Buset banyak amat, masa 4 anak? Tapi lucu sih nanti sama sama main sama kembarannya” balas Kirana sambil melanjutkan makannya 

“Iya kan? Lucu banget deh. Berarti fix sih 4 anak ya” ledek Reyhan sambil tersenyum smirk 

“Insya Allah” balasku sambil menahan tawa. Reyhan langsung mengerucutkan bibirnya pertanda bahwa ia akan pundung 

“Iya sayang iya, udah habisin dulu tuh makannya” perintahku dan di angguki oleh Reyhan.

***

Waktu sudah sore menunjukkan pukul 4 sore Reyhan mengajak Kirana untuk mencari cemilan sekalian jalan jalan sore. Mereka sudah berangkat sejak tadi Kirana yang memakai kaus dan celana saja sangat cantik dimata Reyhan, mereka sudah berada di luar sekarang tinggal memakai helm lalu berangkat. 

Setelah membeli cemilan mereka memutuskan untuk pergi ke pantai sebentar sambil menikmati matahari tenggelam. Kirana turun dari motor Reyhan lalu membuka helmnya rambutnya yang sangat indah itu terurai terbang terkena angin membuatnya semakin sangat menarik dan cantik. Reyhan juga turun dan membuka helmnya lalu menaruhnya di atas motor. 

Angin pantai hari ini sangat kencang ombak juga sedang sangat lumayan tinggi kami memilih tempat untuk duduk di pasir dengan alas selendang yang Kirana bawa. Mereka menikmati angin pantai sambil menikmati cemilan yang tadi kami beli. 

“Nanti kan bentar lagi kita lulus, aku mau langsung nikah sama kamu” Reyhan menengok kearah Kirana sambil tersenyum

“Apa ga terlalu terburu buru?” tanya Kirana 

“Ga dong kan lebih cepat lebih bagus, takut nanti aku ga panjang umur terus gabisa bahagia menua sama kamu” ucapnya namun kini mukanya sangat sedih

“Kamu ngomong apasih?! Kamu pasti panjang umur aku bakal doain kamu supaya kamu sehat terus” balas Kirana lalu mengelus rambut Reyhan yang berantakan karna angina pantai

“Sayang, umur kan ga ada yang tau” Reyhan mengambil tangan Kirana lalu mengelus jari jemarinya tangan satunya mengelus pipi Kirana yang sangat putih dan mulus itu

“Ya tapi semoga kita berdua sehat sehat dan panjang umur ya” Kirana tersenyum tipis

“Aamiin” Reyhan menarik Kirana kedalam pelukannya.


“Aku menyayangimu Kirana, namun Tuhan tidak mengizinkan aku untuk menjagamu selamanya” –Reyhan 


Waktu menunjukkan pukul 9 malam setelah mengantar Kirana pulang Reyhan langsung berpamitan untuk pulang. Kirana masuk kedalam kamarnya setelah mengantar Reyhan sampai kedepan pintu pagar. “Aku takut kalua suatu saat nanti Reyhan bakal pergi ninggalin aku sendiri disini” gumamnya dengan keringat yang mengucur di dahinya. Kini Kirana merasa sangat khawatir ia mempunyai trauma di tinggal dengan orang yang dia sayang.

***

Hari kelulusan telah tiba semua murid berkumpul di mading untuk melihat nama mereka Reyhan menyipitkan matanya untuk melihat siapa siswa siswi yang paling terbaik di kelulusan sekarang, Reyhan kaget setelah melihat bahwa namanya dan Kirana berada atas bawah Reyhan berada pada urutan 1 sedangkan Kirana berada pada urutan ke 2. Reyhan segera menghampiri Kirana dan memberi tahu, mereka berdua sangat bergembira lalu pergi ke lapangan untuk bermain hujan sambil menikmati keberhasilan mereka berdua. Semua murid yang melihat itu ikut merasakan kebahagiaanya, melihat 2 insan yang ditakdirkan untuk bahagia sementara. 

Mereka pergi ke restoran untuk menikmati hari bahagianya, Sesuai yang di inginkan setelah hari kelulusan mereka akan menikah maka hari ini mereka akan membahas itu. Setelah sampai di Restauran ternama Reyhan memilih ruangan VIP. Kirana dan Reyhan memasuki Restauran seperti sepasang kekasih yang sangat bahagia, Kirana yang memakai gaun merah sepanjang lutut itu membuat siapapun terpesona dengannya, Reyhan juga tidak kalah mempesona ia memakai jas hitam dan dengan badannya yang gagah membuat para ciwi ciwi kelabakan. 

Mereka memasuki ruangan VIP yang sudah disediakan, mereka langsung duduk di tempat yang sudah tersedia lalu memesan makanan sambil membahas pernikahan mereka nanti. Oh iya sebelumya Reyhan sudah bekerja di perusahaan ayahnya Kirana jadi ia sudah mempunyai uang yang cukup untuk menafkahi keluarganya nanti.

“Nanti aku mau pernikahan kita black ya” ucap Kirana

“Kaya orang mati dong, mending abu abu aja biar ada cahaya dikit” Saran Reyhan

“hm, bener juga yaudah konsep warnanya abu ab uterus nanti kita pakai pakaian adat ya.” Ujar Kirana lalu melanjutkan makannya 

“Iya sayang nanti mah udah beres” ucap Reyhan dan langsung dibalas dengan kekehan Kiara. Mereka melanjukan makannya sambil mengobrol

***

Hari pernikahan telah tiba Kini Kirana sudah memakai gaun putih yang mewah dan sangat cantik, Penghulu sudah tiba sejak tadi para tamu juga sudah ramai. Kini tinggal menunggu mempelai lelakinya yang belum tiba, Kirana sangat khawatir takut terjadi sesuatu kepada Reyhan. Kirana sudah menelponnya berkali kali namun tidak bisa di hubungi ia berusaha berfikir positif namun tetap tidak bisa. Tiba tiba hp nya berbunyi ia segera membuka “nomor siapa inI?” gumamnya lalu Kirana segera mengangkatnya.

“halo?” ucap Kirana di dalam panggilan 

“Halo, apa ini keluarga dari bapak Reyhan?” tanya seorang wanita di dalam panggilan tersebut

“iya, saya calon istrinya. Ada apa ya mba?” tanya Kirana kepada wanita tersebut 

“Kami dari RS. Barunawati ingin mengabarkan bahwa bapak Reyhan mengalami kecelakaan tertabrak truk” Jelas Suster tersebut 

“Baik sus saya akan segera dating kesana” ucapnya dengan bibir gemeteran Reyna yang melihat dari tadi langsung menghampiri Kirana, Kirana memberitahu lalu meminta Reyna bahwa acaranya tidak jadi.

Kirana segera pergi ke Rumah Sakit menggunakan mobil dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Setelah sampai ia langsung turun lalu berlari dengan gaun yang masih ia kenakan. 

“Sus korban yang kecelakan tadi dimana ya?” ucapnya panic 

“Oh korban sedang di tangani oleh dokter di ruangan UGD” ucap Sekertaris tersebut 

Tanpa basa basi Kirana langsung beralari kea rah ruangan UGD orang orang menatapnya dengan bingung, mengapa ada pengantin di sini? Namun Kirana tidak memperdulikannya. Setelah sampai di ruangan UGD ia hanya bolak balik seperti setrika, Reyna tadi menyusul dari jauh sekarang ia telah tiba. Reyna berusaha menenangkan Kirana untuk jangan panic kita disini hanya bisa mendoa.

Setelah menunggu lama Dokter pun keluar dari ruangan UGD. Kirana langsung menghampiri dokter tersebut

“Dok gimana keadaan calon suami saya?” tanyanya panic

“Karna pasien mengalami tabrakan yang lumayan sangat parah ia mengalami pendarahan yang sangat banyak dan iajuga mempunyai penyakit ginjal yang sudah mencapai stadiumakhir kemungkinan besar pasien tidak terselamatkan” jelas Dokter tersebut dengan wajah yang sangat pasrah

“DOK LAKUKAN YANG TERBAIK UNTUK CALON SUAMI SAYA DOK SAYA MOHON” teriak Kirana sambil menggerakkan bahu dokter tersebut 

“Kami akan berusaha semaksimal mungkin, mba sebaiknya berdoa kepada tuhan supaya pasien terselamatkan” saran Dokter tersebut lalu pergi meninggalkan Kirana dan Reyna 

Reyna langsung memeluk erat Kirana sambil mengusap usap punggung Kirana “Rey kenapa Reyhan ga bilang ke gw kalau dia punya penyakit ginjal? Bahkan sekarang malah udah stadium akhir” tangis Kirana yang membuat Reyna ikut menangis 

“ssttt, jangan nangis terus ihh. Sekarang mending kita berdoa aja sama tuhan supaya Reyhan bisa selamat.” Ucapnya dan di angguki oleh Kirana, Reyna menatap Kirana lalu mengusap air matanya “jangan nangis dong, cantiknya ilang tau” ucap Reyna dan diakhiri dengan kekehannya.

Setelah menungguu lumayan lama akhirnya Kirana di perbolehkan untuk masuk ke ruangan IGD Reyna mengikuti Kirana dari jauh. Kirana sudah duduk di  bangku sebelah Reyhan berada, Muka Reyhan sangat amat pucat. Kirana hanya bisa menangis lalu berdoa supaya Reyhan bangun dari koma nya.

***

3 Tahun sudah berlalu Reyhan masih belum sadar dari komanya, Kirana masih setia menunggunya sampai Reyhan sadar. Reyna sudah menikah bahkan sudah punya anak jadi kemungkinan besar ia tidak akan menemani Kirana lagi karna ia sudah punya keluarga. 

Aku membuka pintu ruang inap VIP dimana Reyhan yang masih terbaring diatas Kasur rumah sakit dengan mata yang masih tertutup. Setiap selepas dari kerja aku langsung pergi ke RS untuk menemani Reyhan sampai sadar.

“Aku berjanji akan selalu mencintaimu sampai nanti kita dipisahkan oleh tuhan.” –Kirana 

Saat sedang makan siang di ruangan tiba tiba tangan Reyhan bergerak pelan, jari jemarinya bergerak menandakan bahwa ia akan sadar. Kirana segera menaruh makan siangnya dan langsung memanggilkan dokter, Dokter pus sudah dating lalu langsun mengecek keadaan Reyhan.

“Alhamdulillah, pasien sudah mulai sadar.” Ucap Dokter setelah melihat Reyhan terbangun dari koma

Kirana yang melihat itu langsung memeluk Reyhan “mas, aku bersyukur banget tuhan mengabulkan doa aku” bisik Kirana dengan isakan tangisnya di leher Reyhan

Reyhan segera membalas pelukan lalu mengusap usap punggungnya “hey, jangan nangis  dong nanti cantiknya ilangg. Harus senyum biar aku bisa semangat ayo”ucap  Reyhan sambil menatap Kirana dengan tangan yang mengelus elus pipi Kirana.

Aku segera tersenyum lalu Reyhan menarik aku kedalam dekapannya “Kamu jangan pernah bosen ya untuk senyum.” Bisiknya dengan suara isakan tangisan pelan 

Kirana segera bangkit dari dekapan Reyhan lalu mengusap pipi Reyhan “Aku ga akan pernah bosen untuk selalu tersenyum.” Ucapnya lalu kembali duduk ke kursi  

“Makasih ya dok atas bantuan dokter” Kirana menatap Dokter yang selalu merawat Reyhan hingga sadar

“iya sama sama, ini juga sudah pekerjaan saya.”  Balas dokter itu dengan senyumannya lalu pergi meninggalkan Kirana dan Reyhan 

Kirana masih mengelus elus tangan Reyhan begitupun Reyhan. Mera sama sama saling menatap lalu Kirana membuka pembicaraan

“Kamu kenapa ga bilang kalau kamu punya gagal ginjal?bahkan udah stadium akhir.” Ucap Kirana dengan tangisan di pipinya

Reyhan mengusap pipi Kirana “Aku gamau kamu khawatir nanti. Aku juga udah cape harus bolak balik kerumah sakit buat cuci darah.” Ucapnya dengan senyuman tipis

“Kalau semisal nanti aku udah ga  kuat.. Kamu harus tetap semangat dan tersenyum ya? Biar aku bisa liat senyuman kamu diatas nanti” lanjutnya  

“Apasih kamu itu harus bisa Semangat! Katanya mau punya anak 4” balas Kirana dengan tangisan yang masih belum berhenti 

“Aku ga janji ya” ucap Reyhan dengan senyum tipis

***

Kini sudah setahun tapi kondisi Rey masih belum membaik, Dokter belum mengizinkannya untuk pulang tapi Reyhan tetap kekeh terus terusan inngin pulang. Kirana sedang menyuapi Reyhan, sambil mengerjakan pekerjaan kantornya.

“Kamu kerja aja gih, aku bisa kok disini lagi juga kana da dokter sama suster.” Perintah Reyhan 

“Ga nanti  kalau  kamu kenapa napa kamu gimana? Masa aku mau ninggalin suami aku yang lagi sakit

Mereka sudah menikah setelah Reyhan sadar dari komanya, “Ga apa apa ada dokter ada suster jadi jangan khawatir ya”

“hm, iya sih. Aku juga nanti mau ada meeting sama klien” ucap Kirana

“Nah kan, yaudah gih sana. Aku ga apa apa sayang” ucap Reyhan meyakinkan Kirana

“Yaudah aku tinggal ya, kamu kalau ada apa apa langsung pangggil suster. Oke?” balas Kiarana sambil merapikan berkas berkas nya. 

“Kamu jaga diri baik baik ya” lanjutnya lalu salim dan pergi keluar ruangan.

***

Saat Kirana sedang makan siang tiba tiba poselnya berbunyi, telepon dari rumah sakit. Apa yang terjadi kepada Reyhan?

“halo sus? Ada apa ya?” Tanya Kirana di dalam panggilan 

“Bu Pak Reyhan tiba tiba mengalami  sesak dada, ia terus terusan manggil ibu. Dimohon untuk segera datang” balas suster tersebut lalu mematikan panggilannya

Kirana langsung bergegas kerumah sakit menggunakan mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Setelah tiba dirumah sakit Kirana langsung lari ke arah ruangan Reyhan berada. Namun ia mellihat dokter menutup wajah Reyhan dengan kain putih. Kirana langsung mendekat pelan pelan kearah dokter dengan kaki  yang bergetar.

“Dok suami saya kenapa ditutup pakai kain?” tanyanya dengan bibir yang bergetar 

Dokter menghela napas pelan “maaf, kami sudah bersemaksimal  mungkin namun, nyawa pasien tidak  bisa kami selamatkan” ucapnya sambil menatap Kirana yang menangis

Kirana segera mendekat ke arah suaminya lalu membuka kain putih untuk melihat wajah suaminya itu yang sangat pucat. Kirana langsung memeluk suaminya itu

“Kamu bilang kamu bisa jaga diri baik baik, tapi apa? Kamu boong” ucapnya

“Aku benci sama kamu, kamu pembohong. Kalau gitu mending tadi aku di sini aja jagain kamu, aku lalai menjadi seorang istri” lanjutnya dengan isakan dan sesak di dadanya.

***

Pemakaman telah berakhir Kirana masih mengusap usap nisan suaminya itu, rintik hujan turun membasahi badan Kirana dan nisan suaminya. Ia menangis di tengah hujan rasa sesak di dadanya membuuat ia kesulitan untuk bernapas dengan lega. Ia memutuskan untuk pulang kerumah dan langsung mengganti pakaiannya, ia terlihat sangat lemas dan tak bersemangat.

Kirana segera mandi lalu membaca surat yang di beri Suster dari Reyhan sebelum meninggal.

Kirana menenangkan tangisannya lalu duduk dikasur dan membuka isi surat dari Reyhan

“Rana, maafkan aku jika aku ga bisa bertahan di dunia. Aku cape harus  cuci darah, dan kamu harus bolak balik ngurusin aku. Maaf, aku gabisa menjaga kamu di dunia ini tapi aku akan menjagamu disana  nanti. Maaf, aku gabisa nepati janji ku, Tuhan mempunyai rencana yang lebih baik. Makasih udah mau bertahan sama aku, jaga diri baik baik ya harus senyum terus aku ga mau lihat kamu sedih oke? Maaf ya aku gabisa bertahan, aku selalu lihat  kamu dari atas sini. Berbahagialah dengan kekasih barumu, Selamat tinggal”

Setelah membaca surat itu Kirana menangis sekencang mungkin dadanya sangat sesak membaca itu semua.

***

Setahun sudah Reyhan meninggalkan Kirana, Kirana tidak pernah bosan menjenguk Reyhan dan membersihkan pemakamannya lalu berdoa. Kirana menjenguknya 1 minggu 2 kali, sesuai janjinya bahwa ia akan tersenyum dan bahagia setiap saat. Setiap ke pemakaman Reyhan dia selalu tersenyum.

Kini ia menjenguk Reyhan lagi ia menggunakan baju serba hitam dengan jilbab di kepalanya, ia sudah berhijrah dan memakai hijab. Kini ia tersenyum ceria lalu berjalan kea rah pemakaman suaminya. Kirana membersihkan pemakaman suaminya lalu menaburkan Bunga dan tersenyum kembali.

“mas, setiap akuu melihat senyumku aku benar benar rapuh” ucapnya sambil  mengusap usap nisan Reyhan 

“Aku tidak akan pernah mencari  kekasih baru. Aku akan tetap mencintaimu” lanjutnya 

“nanti juga aku akan mengadopsi anak dari pantai asuhan, nanti akan aku bawa kesiini ya supaya kamu bisa lihat” ucapnya sambil tersenyum manis lalu pergi dari pemakaman tersebut.

END.


“Benar yang di bilang orang orang bahwa ditinggal dengaan orang yang kita sayang itu adalah  hal yang benar benar tersakit di dalam hidup kita”-Kirana 


“Tuhan mempunyai rencana yang baik jadi tetaplah bersyukur dan jalani apa yang tuhan sudah berikan kepada kita.” –Ana, 14 mei 2021


Jakarta, 14 mei 2021


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.