https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html
Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:
KASIH SAYANG TUHAN
BY : AHMAD OKVANI TRI BUDI LAKSONO
Matahari tampak malu malu melihat dunia, dihadang gerombolan awan seakan mengisyaratkan bahwa hari ini tidak akan baik baik saja. Memang benar hari ini tidak baik baik saja, Sabtu 16 Januari 2021 saya mendapatkan berita kurang menyenangkan. Setelah selesai sarapan saya siap siap bergegas berangkat bekerja. Tapi , kepala outsourching menelpon saya, Pak Shobirin Namanya
"" Maaf mas, kamu istirahat dirumah dulu, karena kamu reaktif covid 19"". Rasanya waktu berhenti tepat saa
"""ANTARA FAJAR DAN SENJA""
Fajar, dan senja. Dua kata yang berlawanan arti namum saling melengkapi. Fajar dimulai saat sandikala memancar di bumi dan menyebabkan adiwarna. Sedangkan senja, ia menghilangkan semuanya.
Kubayangkan kenangan indah yang terjadi di dalamnya, ah memang tiada akhirnya. Tersadar, saat buah mangga jatuh mengenai lenganku, ""aduh"" ucapku kaget. Bersamaan dengan itu, ada seorang lelaki bertubuh jakung, dengan memakai kaos oblong hitam memakai penutup wajah perlahan menghampiriku. Berdiri di samping tubuhku seraya mengucap
""Kon'nichiwa, misu, koko de nani o shite iru no?"" (selamat sore nona, apa yang kamu lakukan disini?)
Aku terdiam, seperti tak asing suara yang kudengar, ""Maaf, anda berbicara dengan saya?""
""Hai, hoka ni dare ga..."" ( ya, siapa lagi.....)
""Maaf saya tidak mengerti bahasa Jepang"", tuturku
""Masa pacar orang Jepang ga bisa bahasa Jepang?"", ucap lelaki misterius tersebut.
""Maaf saya tidak punya pacar, apalagi berkewarganegaraan Jepang""
""Jadi kau lupa denganku?"", sambil perlahan membuka masker yang dikenakan.
Hatiku seperti dihantam beton, nafasku seakan tercekat, dunia serasa sudah berhenti. Perlahan aku memundurkan kakiku yang mulai lemas, hingga membentur pohon mangga tadi. Wajah yang meninggalkanku 2 tahun silam, meninggalkan kenangan yang perlahan pupus oleh jarak dan masa. Dia adalah Panji Putra Angkasa. Seseorang yang pernah mewarnai hari-hariku yang suram. Pria yang menyukai senja dan tidur disaat fajar.
""Kemana saja kamu selama ini?"", ujarku dengan suara lirih
""Maafkan aku Nayla, dulu aku tidak mengabari dirimu, sebenarnya aku berangkat ke Jepang untuk pengobatan tumor di kepalaku. Maafkan aku tidak mengatakan dari awal, jika aku memiliki penyakit seperti ini, aku tak mau membuatmu merasa terbebani oleh hal ini. Dua tahun aku berjuang melawan tumor, dan melanjutkan SMA di Jepang dan tinggal dengan kakekku""
""Kenapa ga ngomong dari awal?"", ucapku sambil berderai air mata, ada rasa sedikit bersalah juga kecewa.
""Maafkan aku Nay, aku baru ngomong sekarang"".
Aku berlari memeluk Angkasa dengan erat. Menumpahkan keluh kesah yang selama ini aku simpan sendiri.
""Kamu dari dulu ga berubah ya Nayla, tetep cengeng hahahaha"", bisik Angkasa kepada Nayla.
Senja, menjadi saksi bisu pertemuan antara Angkasa dan Nayla. Tak ada lagi lara yang menyayat keduanya, karena sudah ada derana yang mengobatinya."
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.