
Selamat menikmati puisi di bawah ini:
TUHAN BERAPA LAMA
Ada sebuah petaka yang tak disampaikan pepatah,
Kehilangan terjadi begitu nyata
Sampai kita tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Ujian ataukah bel pintu yang mengisyaratkan kedatangan.
Kini aku sadar saat suara tangis membentur dinding Kapel pagi tadi,
bibir cemar para pendosa merayu-Nya lewat doa yang dibangun di atas lutut
mungkin untuk membuatnya terharu
ataukah hanya sekadar sandiwara.
Siapa yang tahu...???
""Berjagalah sebab kita tidak tahu kapan waktu dan saatnya tuan rumah itu datang."" Itulah petuah Nai Lulik setiap kali dia berdiri di sinagoga.
Catatan: Nai Lulik adalah bahasa tetun Kabupaten Malaka-NTT yang artinya Tuan Pamali atau Tuan Keramat. Julukan untuk orang-orang yang dianggap sebagai utusan atau imitasi dari Tuhan.
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.