Cover buku |
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
Tragedi Usai Perpisahan
Cipt : Annisa Nurul Saputri
Aku dan kamu siswa akhir di bangku menengah pertama
Yang dahulu asing, yang dahulu hening
Awan pagi menyambut, tak sama halnya dengan kita
Kita yang tak saling menyapa
Entah perihal tak ada rasa atau mungkin memang tak ingin
Setelah melewati ratusan ribu detik yang singkat
Kau dan aku memulai percakapan, kau dan aku saling menyapa
Sesingkat, bahkan secepat itu kita menjadi seseorang yang akrab
Namun tetap tak ada getaran dalam jiwaku saat itu
Saat pagi menjelang siang, bergemuruh menyemarakkan hari akhir sekolah
Aku merasa tergesa-gesa, terasa tak hikmat
Namun perlu disadari, perpisahan sekolah pun usai sudah
Aku berencana bersenang ria mengajak mu mengitari kota, tentu saja tak satu kendaraan
Keributan antar keluarga terjadi
Karena laju roda motor ku menabrak keras motormu
Mengakibatkan motor-motor itu hancur bak rempeyek renyah, dan rapuh
Berhari-hari khabar baik perdamaian datang menghampiri
Aku dan kamu bertemu, berjabat tangan lembut, tanda damai
Entah mengapa hati yang keras padat, seperti kayu
Kini berubah lembut bak tekstur jelly yang kenyal
Tersadar hati bergetar, bergoyah riuh
Melihat senyum menawan terlukis di paras tampanmu
Ringing telvon darimu ku nanti, menyambut balas kasih
Kini hidup bagai bunga segar, harum, indah riang gembira
Lelaki baik yang ku damba, menjadi sahabat bahkan lebih dari sahabat
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.