Teruntuk senja terakhir - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 Teruntuk senja terakhir 


Pada mu padika ku...

Yang bersahabat kala dingin 

Yang kuat kala badai

Yang tabah kala jatuh 


Pada mu padika ku... 

Untuk kita di akhir gerhana bulan ini

Selamat telah menanti sejauh ini

Tetap berpegang walau meniti 

Tak jua risau si pemilik hati


Pada mu padika ku... 

Tak butuh waktu lama untuk bisa ku tau kamu

Seperti hadir nya senja ku yang tak lama

Namun kau pun harus tau bahwa butuh waktu yang tak sebentar untuk ku paham kamu

Seperti kisah mereka yang dilagukan sambil lirih menatap pergi nya senja


Pada mu padika ku... 

Sudah tiba saat nya untuk senja sayang ku pergi

Sudah tiba saat nya untuk purnama jelita mu tiba

Sudah,

Mungkin kita cukup sampai disini


Pada mu padika ku... 

Renjana ditepian bulan purnama kala senja tak lagi menyapa

Sudah cukup jangan tengok aku kebelakang

Aku sudah jauh

Berpeganglah pada banyang mu agar kau tau kau tak sendiri


Padika... 

Semoga kau selalu bahagia

Mungkin suatu saat senja atau pun purnama itu kan kembali kita nikmati bersama.



Perihal Memilih dan pilihan


Perjalanan panjang dengan bentang kisah

Ditemani kisah lara,yang lambat laun terkalahkan.

Tetap mengalir walau terdengar gemericik

Tapi tak jua risau akan sakit,justru makin mahir menyimpan perih


Dentingan ruang kisah

Yang tersusun dengan rapih

Dalam dekapan yang membeku

Memberi ruang pada semilir angin yang kian berhembus kencang

Namun tak jua berakhir tenang.


Semua berkecamuk jadi satu

Dalam elegi masa yang berkuasa

Memilih pilihan yang dipilih

Harus meninjau antara iya atau tidak


Semua hanya tentang sebuah pilihan

Kau pilih hidup atau mati? 

Kau pilih gelap atau terang? 

Kau pilih hitam atau putih? 

Kau pilih dia atau aku?


Tentang keinginan


Aku selalu tau kamu 

Aku selalu tau apa rupa mu

Aku selalu tau bagaimana rasa mu 

Aku selalu tau apa dan bagaimana tuju mu

Dan kau selalu tak pernah ingin tau apa ingin ku. 


Dalam dekap sebuah lentera magis sekalipun 

Kau tak akan pernah bisa membedakan warna,rupa,dan raga

Kau tak pernah bisa benar benar berpijak kemudian menyusuri arah langkah mu sendiri.

Tak pernah ada tujuan pasti yang ada hanya sebuah langkah terpilih.

                                            -Nabila Azli Putri."


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.