https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
Teh Tawar Anget
Jihad Maura
Teh tawar anget adalah teman
Teman di saat makan dan santai
Melerai pedih dalam damai
Karena sudah tabiat nya yang setia kawan
Ketika kawan-kawan ku menenggak kopi yang hitam
Aku bercumbu manis dengan teh hangat ku
Berbincang lewat sentuhan hangat bibir nya yang mendayu dayu
Bercakap-cakap tentang hidup ku yang kelam lekam
Teh tawar anget adalah kawan yang manis
Saat ku peluk ia dengan tangan lusuh ku
Ia memeluk dengan hangat disetiap jari-jemari ku
Ketika ku teguk dirinya
Ia merasuk ke dalam raga, menembus ke dalam jiwa
Menitiskan ke damaian, melerai kelamnya hati dan pikiran
Secarik Kertas dan Cinta
Jihad Maura
Ku tuangkan kata dalam secarik kertas
Di antara kata-kata lidah yang tak pantas
Di tiap gerak-gerik tatapan mata
Berulang-ulang ku sajikan cinta
Ketika engkau memaksa pengutaraan karna penasaran
Berdegup degup dada ku seakan menghadapi kematian
Bagaimana bisa engkau tak tahu menahu?
Sementara perasaan ini tlah ku ungkap ber waktu-waktu?
Engkau abai terhadap cinta
Demi seseorang yang bahkan tak nyata
Sikap angkuh seperti itu tak pernah ku sangka
Kini kau kembali seakan tak terjadi apa-apa
Dan kini ku bertanya-tanya,
Kau sudah punya cinta kan? Lanta kau hadir disini untuk apa?
Wajah di Cermin
Jihad Maura
Dia wajah di cermin itu
Dia yang berdiri dihadapan ku
Dia si jelek yang hidup malu
Dia menatap kosong dalam halu
Dia menggenggam tangan lusuh itu
Dia memukul cermin karat itu
Dia menangis tersedu-sedu
Dia menatap langit abu abu
Dia tersungkur bersama bunga layu
Dia mati dan juga hidup di satu waktu
Dia tak punya harapan baru
Dia tak punya arah yang memandu
Dia ada di situ
Dia adalah aku
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.