Stasiun

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 Stasiun


Sepucuk surat kau kirimkan padaku


“aku menantimu di stasiun tua, dimana pertama kali kita berjumpa”


Seketika terlintas dalam bayang awal perjumpaan kita


Awal yang indah namun singkat




Di ujung stasiun itu 


Ku melihat gadis berambut sebahu


Paras cantik yang begitu ayu


Tersenyum manis membuatku terpaku






Gadis itu datang menghampiri


Dengan pipi bagai buah ceri


Wajah tersipu penuh cinta dan rindu


Menggugah hati penuh haru



Pelabuhan Cinta



Ah, ku lihat ada gadis manis disana


Melambai tangan seolah girang dengan kehadiranku


Si mata cokelat nan indah


Dalam balutan gaun putih seolah membawa suka menghampiriku




Kau berlari dengan wajah ayu mu


Garis senyummu yang begitu menawan


Membuat hati begitu gugup


Menyambutmu wahai cintaku




Pelabuhan cinta, itulah yang ku sematkan pada tempat ini


Pertemuan pertama bertemu dia


Si gadis cantik yang penuh pesona


Membuat hati penuh asmara




Rumah




Sekian lama sudah aku pergi meninggalkan rumah


Jauh dari kenangan yang indah


Untuk mengejar sebuah harapan


Yang dapat mengubah masa depan




Ku rindukan sosok ibu yang teladan


Menatapku di kala lelap


Memberi rasa di kala lapar


Memeluk raga di kala pilu




Kerut di wajahmu adalah bukti


Bahwa setiap detik itu berjalan


Ibu, begitu banyak sesuatu yang aku simpan


Betapa banyak rasa yang ku pendam




Ibu, kau adalah rumah terbaik yang bisa ku singgahi


Di kala gundah dan gulana


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.