Serpihan Rindu

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 Serpihan Rindu

By : Yuli Basa Panjaitan

Ig : @yulibasainscience19


Kembali lagi ke awal....

Tak sengaja aku melintas disana...

Tak terpikir olehku akan bertemu dia...

Tanpa sengaja bibir mulai berkata

Mengenal tanpa alasan

Dan berteman tanpa paksaan


Dulu aku pernah merasa gundah... 

Haruskah kuteruskan rasa yang bergejolak

Atau kuabaikan saja

Bimbangkah aku...? 

Gelisahlah dia...?


Seiring denyut nadi yang berdetak tak henti

Seiring impian yang kini menjadi haluan

Aku harus melihat kenyataan 

Bahwa dia hanyalah khayalan

Dulu... 

Aku pernah mencintai 

Dulu... 

Aku pernah ingin memiliki 

Dulu...

Dia adalah warna warni hidupku


Tapi kini ku harus bisa melukis sendiri warna itu... 

Ku tak ingin lagi menyentuh hati itu....

Lupa mungkin sulit 

Luka mungkin sakit

Tapi apapun itu garis takdir tak berpihak padaku ataupun dia... 


Satu saja 

Terimakasih telah hadir meski hanya sebentar

Terimakasih telah ada meski menggores luka

Terimakasih untuk singgah walaupun tanpa jejak yang berarti... 


Inilah hati yang pernah ada

Inilah rindu yang terpendam

Namun harus dikubur diam dan dalam 

Karena ini akan terhilang

Bahkan sirna menjadi serpihan rindu belaka.... 





 Pergi atau Kembali

By : Yuli Basa Panjaitan 

Aku ingin bersama dia... 

Namun kadang sulit... 

Walau berpura pura bertahan... 

Namun kadang ingin sendiri


Ketika hati kecil tak ingin terbuka... 

Disitulah aku tersadar.... 

Bahwa impian tak sama dengan kenyataan...

Aku menyusurinya

Aku menjawab retorika itu.... 

Tapi cukupkah aku diam dan menghindar.... 


Jika memang waktu bisa diulang 

Aku ingin kembali 

Tapi aku terdesak untuk pergi 

Jika menunggu waktu bisa berhenti 

Aku ingin pergi  dan menepi 

Hempaskan rasa dan melupakan semua


Pergi 

Kembali 

Bertahan

Atau Menghilang

Yang jelas aku bukanlah tak mampu 

Tapi aku hanya ragu untuk memilih

Pergi dan Kembali

Di waktu yang tepat... 



Rindu diujung Rasa

By : Yuli Basa Panjaitan

(@yulibasainscience19)

Ini adalah senja yang kesekian kalinya 

Aku berada di tepian nestapa ini

Entah sudah berapa kali saja

Aku ingat kembali dan lagi......

Sembari kututup

Namun tak kunjung ‘kan usai


Aku mencoba senyap dan diam dalam balutan angin yang bungkam

Menapak jalan dan mencoba berlari....

Buku diary ku nampaknya mulai usang 

Ia menyimpan berjuta cerita yang tak habis....


Membisu menatap hari makin temaram

Pilu dan rindu hanya bisa dipendam

Langit jingga pun mulai bergeser memeluk malam

Aku tak tahu mengapa rasaku mulai sepi

Bak laut menuju tepian 

Aku harap namun nyata hati tlah bimbang


Aku hanya bisa menuliskan beberapa aksara

Mengayunkan pena dalam untaian kalimat yang menyapa

Tentang rindu,penantian,dan senja

Aku ingin melihatmu sekali lagi 

Sebelum seberang malam akan berlalu 

Bayanganmu tak akan pernah hilang 

Ya.......

  Kau yang jauh di pelupuk mata

  Kau yang tak dapat ku genggam hingga hari ini

   Ingatkah kau....

  Akan seutas mimpi yang mengikat kita

Ketika kisah kita akan dimulai

Dimana bumi tak ragu

Untuk sebuah rasa dalam jiwa 

Tepat di luar matahari terbenam

Kuingin kehadiran mu 

Seseorang yang datang sekejap membawa luka

Mengusung detik waktu

Demi kisah yang kujalani bersama mimpi

Kisah bersamamu

Kisah diujung senja 


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.