RINTIHAN SATU HATI PADAMU - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


RINTIHAN SATU HATI PADAMU


Mata terhenti berkedip menularkan kesedihan ini,

Jatuhnya air mata aku tau itu penyesalan,

Percikan kecil kristalnya menjadi pelangi,

Antara  jiwa yang tenang hilang akupun mulai mereda,


Aku berfikir pelangi yang indah itu,

Akan tampak di hadapan ku,

Mewarnai hidupku,

Pada hati yang sedang menunggu ini,

 

Aku mulai berbisik di telingaku

 yah...tentu...mungkin belum saatnya.... 

 Aku tau tentang dia..


Mungkin di benaknya terselip sebuah rasa,

Tapi dalam pikirnya masih ada dia,

Bukit menjulang tinggi rindang daun pohonnya,

Sakitnya berulang kali bahagia pun tak kunjung esa,


ku ingin hatimu ditunggangi perasaanku,

ku jujur ingin menjadi akurmu,

ku tak ingin salah antara luka hati atau melukai diri,

Ku ingin kamu masih memiliki rindu pada kehadiranku,

 

Nyatanya aku belum bisa untuk lakukan itu,

Nyatanya aku tak bisa menemukan cinta untuk ku ini,

Nyatanya aku bukan orang untuk sanubari hatimu itu,

Ada kesan harapan indah, tapi hanyalah halusinasi,


Entah kamu merasa layu, hinnga terbelenggu,

Oleh satu pesan dariku untukmu.



Aku bisa apa...

Aku bisa apa...

Ahh.... Nasib... Nasib...

Tuuhaaan aku kehilangan arah,

Kompas rasaku tenggelam dalam limbah penyesalan.




BAJINGAN DESA



Kejar.. kejar... Pukul... pukul...

Tangkap... Tangkap dia... Adili Saja disitu...

Teriakan masyarakat dari kejauhan,

Banjingan, ada bajingan, awas ada banjingan.


Kau bukan bibit maling unggulan,

Bukan pula petuah tuan yang duduk di singgasana,

Seperti raja yang meraba laba keuntungan,

Dasar maling amatiran


Cuih......cuih...


Kalau kau ingin kaya, aku juga ingin kaya,

Tapi kau Jangan jadi pemalak jadilah pejabat,

Tentu pejabat yang hebat merambat,

Merambat uang rakyat melarat,


Sekolah dulu yang tinggi supaya kamu bebas,

Tinggal terobos saja peluangnya,

Kau bisa duduk dikursi yang empuk,

Dari pada kau kenak amukan masa.



KASAK KUSUK CINTA


Mera.. ...

Kau perempuan idamanku Mera..

Sekejap aku menatapmu Mera..

Aku merasa terbawa kuda terbang

Ke langit tujuh mendengar sabda Tuhan.


Tuhan bilang kamu milikku,

Dan akupun melaju menuju rumahmu,

Mera.. aku mau menemui orang tuamu,

Agar aku mendapati satu restu agung,

Untuk kamu dan aku Mera.


Pernak pernik bintang di angkasa sana,

Aku malu pada langit cinta hati mu itu Mera..

Aku mohon kutuklah aku dari hati sanubari mu,

Bukan dari nafsumu birahimu itu Mera..


Bulan purnama  sunyi sejuk sinarnya,

Wajah Ayumu begitu merona mera.. 

Kamu cantik itu aku yang menatapnya,

Aku lelakimu aku ini lelakimu,


Ekhm...ekhm...ekhikk....


Mera..

Kamu sama seperti pucuk teh,

Banyak ulat yg bejuang,

Tapi sayang mereka kalah gesit dan gagal,

Aku ini hanya keberuntungan saja Mera...

Yahh meskipun aku kalau enggak begini ya begitu.


Aku itu sama berjuang jatuh berjuang jatuh,

Hingga akhirnya aku mendapatimu,

Mera.. kamu milikku dan aku milikmu Mera....

Ku ingin berkamuflase dengan mu,

Di dedaunan hingga menguning besama,

Meraaaaaaa...



"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.