PERKARA BAJU TIDAK MUAT - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 PERKARA BAJU TIDAK MUAT


Erin berjalan dengan lesu keluar dari kamarnya sambil membawa beberapa baju di tangannya menuju ke arah dapur.


“Mama… liat deh baju Erin.” Keluhnya dengan memperlihatkan beberapa baju yang sudah kekecilan di badannya. “Erin bingung kok bisa baju-bajunya mengecil gini ya Ma? Apa gara-gara Erin jarang pakai terus bajunya ngambek ya?” Sambungnya dengan wajah yang lesu sekaligus bingung.


“Erin Erin… anak mama ini. Mana ada baju bisa ngambek gitu.” Ucap Mama Erin sambil tertawa heran dengan ucapan anaknya barusan. 


“Kalau bukan karena ngambek, kok baju-baju Erin jadi kecil gini Ma? 


“Gini loh Erin sayang. Baju-baju Erin ini kekecilan karena Erin yang udah tambah gede. Erin inget nggak kapan Erin dikasi baju ini?”


“Seinget Erin waktu  Erin 4 tahun Ma.”


“Nah, sekarang kan umurnya Erin udah 6 tahun. Jadinya baju-baju ini udah sekitar 2 tahun yang lalu kan? Artinya Erin yang udah tambah gede, bukan baju-bajunya yang ngambek.”


“Ooo gitu. Tetapi Ma, baju-baju Erin yang udah kekecilan udah banyak di lemari. Kalau mau dibuang sayang Ma. Enaknya diapain ya Ma? Atau Erin simpan aja?”


“Ehm… coba kamu kumpulin deh baju-baju kamu yang udah kekecilan itu. Nanti kalau sudah terkumpul, baru Mama beri tahu baju-bajunya akan diapain.”


“Siap deh Ma.” Ucap Erin sebelum kembali ke kamarnya untuk mengumpulkan baju-bajunya yang kekecilan itu. 


Setelah pekerjaan dapur selesai, Mama Erin langsung menuju kamar Erin untuk melihat Erin mengumpulkan baju-baju yang kekecilan itu. 


“Bagaimana Rin? Sudah selesai?”


“Lagi sedikit Ma.” Jawab Erin sambil melipat satu baju terakhir. “Nah… sudah Ma. Sekarang baju-baju ini mau diapain?”


“Baju-bajunya nanti kita sumbangkan ke Panti Asuhan Nusa Bakti ya.”


“Hah!! Disumbahkan? Artinya dikasi ke orang lain Ma?” Tanya Erin dengan sangat terkejut.


“Iya Rin. Supaya baju-baju kamu ini tidak terbuang sia-sia, kan kasihan.”


“Enggak Ma, Erin nggak mau. Baju-baju ini punya Erin, nggak boleh dikasi ke orang lain. Mending baju-baju ini disimpan aja di gudang.” Jawab Erin dengan ketus dan sangat tak rela jika  baju-bajunya tersebut disumbangkan.


“Gini Erin sayang, Mama pernah ke Panti Asuhan Nusa Bakti dan beberapa anak disana pakaiannya sudah lusuh dan beberapa ada yang sedikit robek. Erin nggak kasian? Erin nggak mau bantu mereka dengan menyumbangkan baju-baju yang udah kekecilan ini?”


“Tapi Ma… ini baju Erin. Erin nggak rela. Erin nggak mau.” Ucap Erin karena tak rela bajunya akan disumbangkan.


“Gimana kalau Erin besok ikut sama Mama sama Papa pergi ke Panti Asuhan Nusa Bakti? Di sana nanti Erin bisa kenalan sama anak-anak panti, bermain bersama dan cerita-cerita juga. Setelah itu, Mama menyerahkan pada Erin mau menyumbangkan baju-baju ini atau nggak ke mereka. Gimana?”


Setelah beberapa lama berpikir, Erin pun mengiyakan ajakan Mama untuk ikut ke Panti Asuhan Nusa Bakti besok hari. Erin merasa sangat kesal dan tidak terima jika baju-bajunya itu diberikan pada anak-anak di panti asuhan. Erin sudah memutuskan bahwa Erin tidak menyumbangkan baju-bajunya itu. 


Keesokan harinya, Erin dan keluarga sudah sampai di Panti Asuhan Nusa Bakti. Erin dan keluarga sangat disambut baik oleh para pengurus panti asuhan yang bernama Ibu Eka, Ibu Eni Ibu Hana serta Ibu Sari dan juga anak-anak panti. Erin yang pada awalnya kesal dan tidak terima, mulai menghilangkan rasa kesal dan tidak terimanya itu setelah disambut dengan baik oleh anak-anak panti. Erin berkenalan dengan semua anak-anak panti. Kemudian, mereka bermain bersama dari bermain lompat tali, petak umpet dan berbagai permainan tradisional lainnya yang sangat membuat Erin dan anak-anak panti bersemangat. Hingga tibalah di saat semuanya sudah mulai kelelahan dan beristirahat di sebuah pohon rindang di dekat panti. Di saat istirahat itu, beberapa anak panti bercerita mengenai kejadian-kejadian lucu di panti asuhan dan Erin juga bercerita mengenai hal-hal yang menyenangkan dan lucu yang pernah Erin alami baik itu di rumah, di sekolah, di taman bermain dan lainnya.


“Erin, kamu sangat beruntung ya. Kamu dibesarkan di keluarga yang baik, menyenangkan dan juga diberikan penuh kasih sayang oleh orang tuamu.”


“Kalian juga kok, Ibu panti sepertinya juga menyayangi kalian dengan penuh kasih sayang.”


“Kamu bener Rin. Ibu Eka dan ibu pengurus panti lainnya sangat menyayangi kita semua. Selain itu, mereka juga ngajarin kita banyak hal, dari berdoa, disiplin waktu, sopan santun, berbagi, bersyukur dan banyak hal lainnya. Tetapi… masa kecil kita yang berbeda Rin.”


“Berbeda bagaimana?”


“Kalau masa kecilku. Aku nggak tau orang tuaku siapa sampai saat ini Rin. Kata Ibu Hana, aku ditemuin sama warga sekitar di taman seberang di sana 7 tahun lalu. Bahkan ada yang sengaja ditelantarkan di depan panti asuhan ini. Sehingga sebagian besar dari kami tidak ada yang bisa merasakan kasih sayang dari orang tua secara langsung.” Celetuk salah satu anak.


“Untuk makan dan pakaian pun kita seadanya Rin. Kalau katanya Ibu Sari, kita harus tetap bersyukur selagi kita masih ada, baik itu dari makanan, kamar tidur, pakaian dan lainnya yang kita pakai dan dapatkan saat ini.”


“Oh ya, ayok kita lanjut bermain lagi. Bagaimana kalau bermain ular naga?” tanya anak panti  yang diketahui namanya Edo.


“Ayooo…” Setuju anak panti lainnya dengan semangat yang menggebu.


Sembari melanjutkan permainan. Erin masih memikirkan kata-kata anak panti serta juga mengingat perkataan Mamanya. Erin mulai menyadari bahwa benar perkataanya Mama bahwa anak-anak panti mengenakan pakaian yang lusuh dan beberapa ada yang robek kecil. Erin memang seharusnya menyumbangkan baju-baju yang masih layak pakai dan sudah tidak muat di dirinya untuk anak-anak panti. Mereka pasti sangat senang. Setelah menyadarinya, Erin segera berlari ke Mama dan Papanya yang sedang bercanda gurau dengan Bu Eka. 


“Ma… Pa… Erin mau nyumbangin baju-baju Erin itu untuk anak-anak panti di sini.”


Mendengar itu, Mama dan Papa Erin sangat terkejut dan segera mengiyakan kemauan Erin. Papa Erin segera mengambil baju-baju yang sudah tidak muat dipakai Erin dan kemudian membawanya ke dalam panti. Erin memanggil anak-anak panti yang kini merupakan teman-temannya untuk melihat beberapa baju yang Papa Erin bawa. Semua anak panti sangat menyukainya dan merasa sangat senang. Mereka sangat berterimakasih pada Erin dan juga keluarganya karena telah membantu Panti Asuhan Nusa Bakti. 


Dari kejadian itu, Erin menyadari tentang kesalahannya di awal yang tidak rela baju-baju tersebut diberikan pada anak panti. Dan kini, Erin sudah ikhlas dengan sepenuh hati bahkan ikut senang karena baju-bajunya itu dapat digunakan oleh anak-anak panti dengan perasaan yang gembira. Selain itu, Erin juga sangat bersyukur untuk hidup yang dimilikinya dan berterimakasih pada kedua orang tuanya untuk segalanya. Erin bertekad untuk berbuat baik dan sebisa mungkin mengujungi Panti Asuhan Nusa Bakti untuk menyumbangkan sesuatu ataupun bermain bersama anak-anak panti suatu saat nanti.




Penulis: Kadek Pasek Satya Kharismadewi"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.