Ramadhan ditengah Pandemi - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "Ramadhan ditengah Pandemi

Oleh: Regina Izzatunnisa


Teringat dahulu

Dimana kita menyambut ramadhan dengan penuh

bahagia bersama sama meramaikan masjid dan mushala

Tak lupa kita pergi mengaji dan berbuka puasa bersama

sama menikmati indahnya kebersamaan


Tetapi…

Tahun ini berbeda kawan

Tidak seperti tahun tahun sebelumnya

Semua karena Virus Corona

Yang melanda seluruh penjuru dunia


Kini


Masjid masjid tak seramai dahulu


Orang-orang mengurung diri beribadah di dalam Rumah


masing-masing


Diam dirumah adalah pilihan berat namun manfaat


Sebab virus corona bertebaran diluar ditempat ramai

orang-orang berkerumun dan benda benda yang kita


pajang


Maka kini puasa pun dijalani antara diri dan keluarga

saja shalat tarawih ,tadarus, berbuka dijalani di rumah


masing-masing


Namun janganlah kita bersedih di tengah kondisi ini

mari bersama menghiasi hati dengan kesabaran

Meski wabah corona melanda seluruh negeri

Jadikan ini sebagai ujian untuk memperkuat iman dan

ketakwaan kita. Menjaga silaturahmi, meski tak

berjumpa

Saling menolong dan saling membantu

Insya Allah kita semua bisa melewati Ramadhan ini

dengan hati fitri

Selamat menjalankan ibadah Puasa Ramadan 1441

Hijriah.


Berbeda itu Indah seperti warna warna pelangi di atas awan

Oleh: Regina Izzatunnisa

Warna warna Pelangi begitu Indah berdiri di atas anjungan langit

bersatu padu memancarkan cahayanya yang indah di pandang mata

Namun mengapa mereka tidak bisa merasakannya kawan…

Nyatanya perbedaan itu bukan dijadikan kita tuk bersatu padu

Sebaliknya Perbedaan itu kita jadikan sebagai bahan ejekan dan olok olokan..

Mereka tertindas di alam kemerdekaan mereka terasing di antara keramaian mereka terjebak dalam lembah kefakiran

mereka itulah yang memiliki keterbatasan kawan dan mereka menyebutnya sebagai anak berkebutuhan khusus

Tidakkah kita melihat? tidakkah kita mengerti? tidakkah kita melihat betapa luar biasanya perjuangan yang mereka hadapi?

Yang mereka inginkan hanyalah mereka ingin di terima seperti kita pada umumnya diakui eksistensinya sebagai manusia yang utuh dan serasi di hargai bukan dengan ejekan dan hinaan bukan pula dengan mengasingkannya..

Seharusnya kita sebagai manusia yang sempurna fisiknya sempurnya segalanya membantu mereka dan merangkulnya janganlah kita sombong dengan kelebihan yang kita punya janganlah kita minder dengan kekurangan yang kita punya belajarlah tuk saling menghargai satu sama lain…


Bumiku Menangis

Dahulu…

Kita saling bertemu

Dahulu…

Kita saling bertatap tatapan

Dahulu…

Seolah-olah kita ingin beristirahat sejenak dari aktivitas yang kita lakukan

Kini…

semuanya  terasa berbeda

Kita dihadapkan dengan situasi baru yang tak biasa

Virus Corona Namanya

Engkau bertebaran di muka bumi ini

Engkau begitu ganasnya menyebar dari seluruh penjuru dunia

Bumi menangis karenanya

Wabah maut ini benarbenar menakutkan

Membuat resah semua orang 

Membuat kami…

Harus berpisah untuk sementara waktu

Hanya dunia virtualah yang mempertemukan kita

Kini…

Seolah olah kita ingin kembali beraktivitas

Merasakan kembali  hangatnya kebersamaan

Mungkin saat sekarang inilah Bumi bisa beristirahat dari ketamakan manusia

. Corona telah membuka mata kita bahwa segala sesuatu tidak ada yang perkasa sama sekali

Jadilah membumi dan tetap sabar dalam menghadapi musibah global ini

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.