Cover buku |
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
Putus Cinta
Aqw penikmat aspal, berjalan pasrah menerjang dingding tebal mata2 mereka! Dan sesekali aqw menutup diri, menyembunyikan bunyi langkah,
demi menepis senyum mu, di jalan sepanjang silam, apa kabar kekasih lama!
yg berhasil memperandakan fikiran qw, laksana merpati merongrong sangkartuannya, tabuh kendrang kebebasan adalah sayapnya terbang menjulam tinggi tak bertepi,
janji2 melukai, hancur berkeping menjelma awan hitam panjang!
Tahta mata qw, satu satunya pemilik hujan
Aku menanti dirimu
Seperti air menghujam sendu
Terus jatuh mengalir kelu
Hujan berteriak pilu
Tak kudengar dalam surau
Jiwaku termenung kelabu
Menunggu cinta semanis madu
Hingga usai balutan waktu
Hujan seminggu berlalu
Tersisa petrichor syahdu
Di air yang tenang, di angin mendayu, di perasaan penghabisan segala melaju. Ajal bertakhta, sambil berkata: ""Tujukan perahu ke pangkuanku saja
Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh! Perahu yang bersama 'kan merapuh! Mengapa Ajal memanggil dulu. Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.